Syiahindonesia.com – Sejarah panjang hubungan antara Syiah dengan musuh-musuh Islam selalu menjadi topik penting yang jarang dibicarakan secara terbuka. Salah satu isu paling mencolok adalah dugaan adanya kedekatan antara Syiah dengan Zionisme, ideologi yang melahirkan penjajahan Israel atas Palestina. Bagi umat Islam, isu ini sangat sensitif karena menyangkut aqidah, ukhuwah, dan kelangsungan dakwah Islam yang murni.
1. Latar Belakang Syiah yang Menyimpang
Sejak awal kemunculannya, Syiah dikenal sebagai kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ. Mereka mengedepankan fanatisme buta kepada keluarga tertentu, mengkafirkan sahabat Nabi ﷺ, serta membuat ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Bahkan, sebagian besar ulama Ahlus Sunnah sepakat bahwa Syiah bukan sekadar kelompok berbeda pendapat, melainkan kelompok yang berusaha menghancurkan Islam dari dalam. Inilah yang kemudian membuka pintu bagi mereka untuk bekerja sama dengan musuh-musuh Islam, termasuk Zionisme.
2. Fakta Historis Kedekatan Syiah dengan Musuh Islam
Beberapa catatan sejarah menunjukkan bagaimana Syiah sering kali menjadi sekutu musuh-musuh Islam:
-
Pengkhianatan dalam Perang Karbala dan sesudahnya: Banyak ahli sejarah mencatat bahwa Syiah sendiri yang memanggil Al-Husain radhiyallahu ‘anhu ke Kufah, namun kemudian mereka meninggalkannya sehingga beliau syahid.
-
Kerjasama dengan tentara Mongol: Dalam sejarah penaklukan Baghdad (1258 M), tokoh Syiah seperti Ibnul ‘Alqami dituduh berperan besar membantu Hulagu Khan menghancurkan Daulah Abbasiyah.
-
Iran dan Barat: Dalam era modern, Iran yang berideologi Syiah justru membuka kerja sama dengan Amerika dan Israel secara tidak langsung, terutama dalam konflik regional di Timur Tengah.
3. Kedekatan dengan Zionisme Modern
Meskipun secara retorika Iran (Syiah) sering menyatakan permusuhan terhadap Israel, kenyataannya banyak indikasi yang menunjukkan hubungan ambigu bahkan mesra dengan Zionisme:
-
Iran-Contra Affair (1980-an): Terungkap bahwa Iran membeli senjata dari Amerika Serikat dan Israel dalam konflik melawan Irak. Fakta ini mencerminkan adanya kesepakatan di balik layar.
-
Kebijakan yang Menguntungkan Israel: Ketidakstabilan di Suriah, Irak, dan Yaman yang dipicu oleh milisi Syiah justru membuat posisi Israel semakin kuat karena dunia Islam sibuk dengan perpecahan internal.
-
Retorika tanpa aksi nyata: Iran selalu bersuara keras soal Palestina, tetapi jarang ada tindakan militer langsung melawan Israel. Sebaliknya, mereka lebih sibuk memerangi kaum Sunni di berbagai negara.
4. Pandangan Ulama Sunni
Para ulama Ahlus Sunnah telah lama mengingatkan umat Islam tentang bahaya Syiah dan kemungkinan aliansi mereka dengan musuh-musuh Islam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
"Orang-orang Rafidhah (Syiah ekstrem) lebih berbahaya bagi umat Islam daripada kaum Yahudi dan Nasrani. Mereka berusaha merusak Islam dari dalam."
Ucapan ini terbukti relevan hingga hari ini, ketika Syiah justru lebih dekat dengan Zionisme daripada dengan saudara sesama Muslim Sunni.
5. Dampak bagi Umat Islam
Kedekatan Syiah dengan Zionisme membawa dampak besar:
-
Melemahkan perlawanan Palestina: Perpecahan umat membuat perjuangan Palestina tidak solid.
-
Mencoreng citra Islam: Retorika Syiah yang penuh kebencian terhadap sahabat Nabi ﷺ dimanfaatkan musuh untuk menuduh Islam penuh konflik internal.
-
Menyebarkan kebingungan di kalangan pemuda Muslim: Banyak yang tertipu dengan propaganda bahwa Syiah adalah pejuang anti-Zionis, padahal sejarah membuktikan sebaliknya.
6. Kesimpulan
Kedekatan Syiah dengan Zionisme bukanlah isu baru, tetapi bagian dari sejarah panjang pengkhianatan terhadap Islam. Umat Islam harus waspada agar tidak terkecoh oleh propaganda mereka. Islam yang murni adalah Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah, bukan Syiah yang penuh penyimpangan.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: