Syiahindonesia.com – Persatuan umat Islam adalah cita-cita luhur yang diajarkan Al-Qur’an dan Rasulullah ﷺ. Allah ﷻ berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai...” (QS. Ali ‘Imran: 103).
Namun, persatuan hanya bisa terwujud di atas aqidah yang lurus dan manhaj yang benar, bukan di atas penyimpangan atau bid’ah. Di sinilah letak permasalahan: Syiah memiliki ajaran-ajaran yang menyimpang secara mendasar dari Islam yang hakiki (ahlus sunnah wal jama’ah) sehingga tidak mungkin bisa dipersatukan.
1. Perbedaan Aqidah yang Fundamental
-
Syiah mengkafirkan sahabat Nabi ﷺ seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan bahkan mayoritas sahabat lain, padahal mereka adalah orang-orang yang dipuji Allah dan Rasul-Nya.
-
Allah ﷻ berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Orang-orang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya...” (QS. At-Taubah: 100). -
Ahlus Sunnah menjadikan para sahabat sebagai teladan, sedangkan Syiah menuduh mereka pengkhianat agama.
-
2. Konsep Imamah vs. Khilafah
-
Sunni: Pemimpin umat (khilafah) dipilih melalui musyawarah dan bai’at, tidak ditentukan secara nasab.
-
Syiah: Meyakini imamah sebagai rukun iman, menganggap imam mereka maksum (bebas dosa) bahkan lebih tinggi dari para nabi (kecuali Nabi Muhammad ﷺ).
-
Padahal dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan kemuliaan para nabi di atas manusia lain.
-
3. Distorsi terhadap Al-Qur’an dan Hadis
-
Dalam literatur Syiah, ada riwayat bahwa Al-Qur’an dianggap tidak lengkap dan akan disempurnakan oleh Imam Mahdi versi mereka.
-
Mereka juga memiliki kitab hadis sendiri (al-Kafi, Bihar al-Anwar) yang berisi riwayat-riwayat bertentangan dengan sahih Bukhari-Muslim.
-
Ahlus Sunnah berpegang pada Al-Qur’an yang dijaga Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9).
4. Syiah Menghalalkan Praktik Menyesatkan
-
Taqiyah: kebolehan berbohong demi melindungi ajaran mereka.
-
Nikah Mut’ah: praktik perzinaan yang dilegalkan dengan label pernikahan sementara.
-
Hal ini jelas bertentangan dengan syariat Islam yang menekankan kejujuran dan kesucian keluarga.
5. Syiah dan Permusuhan terhadap Ahlus Sunnah
-
Banyak fakta sejarah menunjukkan Syiah sering bersekutu dengan musuh-musuh Islam untuk menghantam kaum Muslimin Sunni.
-
Dari tragedi Baghdad (1258) bersama Mongol, hingga kedekatan politik modern dengan kekuatan asing yang memusuhi umat Islam.
-
Hal ini membuktikan bahwa “persatuan” yang mereka tawarkan hanyalah topeng politik, bukan ukhuwah Islamiyah yang sejati.
Kesimpulan
Persatuan hakiki hanya mungkin terwujud di atas Islam murni sebagaimana dipahami oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Selama Syiah tetap memegang ajaran yang menyimpang:
-
Mengkafirkan sahabat,
-
Mengangkat imam lebih tinggi dari nabi,
-
Meyakini tahrif (perubahan) Al-Qur’an,
-
Menghalalkan mut’ah dan taqiyah,
maka tidak mungkin Syiah bisa bersatu dengan Islam yang hakiki. Justru, kewajiban umat Islam adalah mewaspadai, membantah, dan menjaga generasi muda dari pengaruh ajaran Syiah yang sesat.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: