Syiahindonesia.com – Syariat Islam diturunkan oleh Allah Ta’ala melalui Rasulullah ﷺ sebagai pedoman hidup umat manusia hingga akhir zaman. Namun, kelompok Syiah sejak awal sejarahnya telah melakukan banyak penyimpangan dalam memahami syariat Islam. Kesalahan ini bukan sekadar perbedaan fiqih, tetapi sudah menyentuh aspek akidah, ibadah, dan prinsip hukum. Karena itu, Syiah dianggap memiliki kesalahan fatal dalam memahami ajaran Islam yang murni.
1. Mengabaikan Sunnah Rasulullah ﷺ
Kaum Syiah lebih mengedepankan riwayat dari imam-imam mereka dibandingkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh para sahabat. Bahkan, kitab-kitab hadits paling otoritatif di kalangan Sunni, seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, ditolak oleh Syiah karena berasal dari sahabat yang mereka benci.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.”
(HR. Malik)
Dengan menolak Sunnah, Syiah telah menutup pintu utama pemahaman syariat.
2. Mengangkat Imam sebagai Sumber Syariat
Syiah meyakini bahwa imam mereka adalah maksum (terjaga dari kesalahan) dan menjadi rujukan hukum yang lebih tinggi daripada para sahabat maupun ulama. Inilah sebabnya mereka sering kali menetapkan hukum-hukum yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an maupun Sunnah.
Contoh kesalahan fatal ini adalah keyakinan bahwa imam mereka bisa memberikan syafaat bahkan mengampuni dosa, padahal Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:
وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
“Dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah?”
(QS. Ali Imran: 135)
3. Tahrif Al-Qur’an (Meyakini Al-Qur’an Tidak Lengkap)
Sebagian besar ulama Syiah meyakini bahwa Al-Qur’an telah mengalami perubahan dan pengurangan, khususnya ayat-ayat yang berkaitan dengan keutamaan Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Bait. Inilah sebabnya mereka menyimpan keyakinan bahwa akan ada mushaf yang dibawa oleh “Imam Mahdi” versi mereka kelak.
Keyakinan ini jelas bertentangan dengan firman Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.”
(QS. Al-Hijr: 9)
4. Bid’ah dalam Ibadah
Banyak praktik ibadah Syiah yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah ﷺ, bahkan bertentangan dengan syariat. Misalnya:
-
Mut’ah (nikah sementara) yang mereka halalkan, padahal Rasulullah ﷺ telah melarangnya secara tegas.
-
Upacara melukai diri pada hari Asyura, yang sama sekali tidak ada dalam syariat Islam.
-
Doa laknat terhadap sahabat Nabi ﷺ, padahal beliau melarang mencaci para sahabat.
5. Prinsip Taqiyyah dalam Syariat
Syiah menjadikan taqiyyah (berbohong demi menyelamatkan diri atau kepentingan mazhab) sebagai bagian dari agama mereka. Artinya, dalam urusan syariat sekalipun, kebohongan dilegalkan. Ini jelas bertentangan dengan Islam yang mewajibkan kejujuran.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dampak dari Kesalahan Fatal Syiah
-
Menyesatkan umat dengan syariat palsu yang bertentangan dengan Islam.
-
Melemahkan persatuan umat karena menolak ajaran sahabat dan ulama Ahlus Sunnah.
-
Membuka pintu bid’ah dan kesyirikan yang mengotori kemurnian akidah Islam.
Penutup
Kesalahan Syiah dalam memahami syariat bukan perkara sepele, melainkan menyangkut akidah, ibadah, dan sumber hukum Islam. Dengan menolak Sunnah, mengangkat imam melebihi Nabi, meyakini tahrif Al-Qur’an, serta melakukan bid’ah, Syiah telah jauh keluar dari jalan Islam yang murni.
Umat Islam harus waspada dan menjaga diri dari pengaruh ajaran ini. Hanya dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah yang shahihlah, umat dapat menjaga kemurnian syariat dan tetap berada di atas jalan yang lurus.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: