الشيعة ومساعيهم لتفريق الأمة الإسلامية
Syiahindonesia.com – Dalam sejarah panjang Islam, kaum Syiah kerap menjadi aktor yang terus menerus mengobarkan api perpecahan di tengah umat. Mereka hadir dengan berbagai klaim dan doktrin yang bukan hanya menyimpang dari ajaran Rasulullah ﷺ dan para sahabat, tetapi juga menjadi alat pecah belah yang efektif dalam tubuh umat Islam. Di Indonesia, pengaruh Syiah perlahan namun pasti mulai menyusup ke berbagai lini, mulai dari pendidikan, media sosial, hingga lembaga keagamaan. Tulisan ini mengulas bagaimana Syiah secara sistematis menjalankan agenda pecah belahnya dan mengapa umat Islam perlu mewaspadainya.
Syiah dan Konsep Eksklusivitas Kebenaran
Salah satu akar dari perpecahan yang ditimbulkan Syiah adalah klaim mereka bahwa hanya mereka yang berpegang pada kebenaran. Doktrin seperti "Wilayah Imamah" yang menyatakan hanya para Imam dari keturunan Ali yang berhak memimpin umat, telah menegasikan kepemimpinan sahabat-sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum. Hal ini bukan sekadar perbedaan, tetapi penolakan terang-terangan terhadap konsensus sahabat dan ijma’ umat.
Klaim ini bukan hanya memecah, tetapi menumbuhkan sikap superioritas dan kebencian terhadap mayoritas umat Islam (Ahlus Sunnah). Padahal Allah ﷻ berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”
(QS. Ali ‘Imran: 103)
Fitnah terhadap Sahabat sebagai Sumber Konflik
Syiah mengajarkan kebencian kepada para sahabat Nabi ﷺ, bahkan tak segan mengkafirkan mereka. Ini bukan hanya menghina pribadi-pribadi agung yang telah berjuang menyebarkan Islam, tetapi juga menghancurkan fondasi kepercayaan umat terhadap generasi pertama Islam.
Sejarah mencatat bahwa Syiah-lah yang pertama kali melontarkan fitnah terhadap Sayyidina Utsman, menyulut pemberontakan, hingga terbunuhnya khalifah ketiga ini. Tidak hanya itu, dalam berbagai kitab mereka seperti Biharul Anwar karya Al-Majlisi, secara vulgar mereka melaknat para sahabat yang mulia.
Sikap ini jelas memicu konflik berkepanjangan dan menjadi sumber ketegangan yang tak pernah usai di dunia Islam.
Taqiyah: Alat Propaganda dan Perpecahan
Syiah dikenal dengan doktrin taqiyah, yaitu berbohong demi menyelamatkan ajaran mereka. Dalam praktiknya, taqiyah digunakan sebagai strategi menyusup ke komunitas Ahlus Sunnah, menyebarkan ajaran mereka secara sembunyi-sembunyi, dan saat mereka kuat, mulai menguasai lembaga-lembaga penting.
Strategi ini sangat berbahaya karena memecah belah umat dari dalam. Di permukaan mereka mengaku bagian dari Islam, tetapi di balik layar mereka menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan aqidah umat Islam.
Gerakan Politik dan Infiltrasi Syiah
Dalam sejarah modern, Syiah terbukti aktif dalam gerakan-gerakan politik yang bertujuan mengacaukan stabilitas umat Islam. Revolusi Iran tahun 1979 menjadi bukti bahwa Syiah bukan sekadar aliran teologis, tetapi gerakan politik global. Setelah itu, muncul kelompok-kelompok seperti Hizbullah, Houthi di Yaman, dan berbagai proxy Syiah di Suriah dan Irak yang jelas-jelas menyulut perang sektarian.
Di Indonesia, Syiah mulai menyusup ke lembaga pendidikan, mengklaim sebagai “mazhab fikih”, dan memakai istilah-istilah seperti “Islam inklusif” atau “Islam rahmatan lil alamin” untuk mengaburkan ajaran mereka. Mereka juga aktif di media sosial menyebar propaganda dengan menuduh Ahlus Sunnah sebagai “wahabi” atau “takfiri”.
Peran Ulama dalam Menangkal Bahaya Syiah
Ulama Ahlus Sunnah dari dahulu hingga sekarang sudah memperingatkan tentang bahaya ajaran Syiah. Ulama seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, hingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Minhajus Sunnah menyatakan bahwa Syiah adalah kelompok yang menyimpang dan berbahaya. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan fatwa bahwa beberapa ajaran Syiah tidak sesuai dengan Islam.
Kewaspadaan ini penting, karena penyebaran Syiah tidak terjadi dengan kekerasan, tetapi lewat infiltrasi budaya, media, dan pendidikan.
Kesimpulan: Waspada dan Bersatu Menjaga Islam
Syiah bukan hanya aliran teologis yang berbeda, tetapi gerakan ideologis yang mengancam keutuhan umat Islam. Umat Islam Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia harus waspada. Jangan sampai perpecahan yang terjadi di Timur Tengah akibat infiltrasi Syiah terulang di tanah air.
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi bergolongan-golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka.”
(QS. Al-An’am: 159)
Mari perkuat akidah Ahlus Sunnah, sebarkan dakwah yang lurus, dan tangkal penyusupan Syiah sebelum terlambat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: