Breaking News
Loading...

 Misteri Kitab ‘Mushaf Fatimah’: Apakah Syiah Memiliki Al-Qur’an Sendiri?


Syiahindonesia.com
 – Salah satu isu yang paling banyak menuai pertanyaan dari kalangan umat Islam Sunni terhadap Syiah adalah keberadaan kitab ‘Mushaf Fatimah’. Nama kitab ini sering disebut dalam literatur-literatur Syiah klasik, bahkan dianggap sebagai kitab suci yang hanya diketahui oleh para imam mereka. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Syiah memiliki Al-Qur’an tersendiri selain Al-Qur’an yang digunakan oleh umat Islam?

Artikel ini akan mengulas secara mendalam misteri di balik Mushaf Fatimah, berdasarkan sumber-sumber primer Syiah sendiri, agar kita dapat menilai secara objektif sejauh mana penyimpangan Syiah dalam pandangan terhadap Al-Qur’an.


1. Apa Itu Mushaf Fatimah Menurut Syiah?

Dalam literatur Syiah, Mushaf Fatimah disebut sebagai kitab khusus yang diturunkan kepada Fatimah binti Rasulullah ﷺ setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Kitab ini diyakini berisi informasi ilahiah, ditulis oleh Ali bin Abi Thalib berdasarkan bisikan malaikat kepada Fatimah.

Disebutkan dalam kitab utama Syiah, Al-Kāfī:

“Sesungguhnya Fatimah bersedih karena wafatnya Nabi ﷺ, lalu Allah mengutus malaikat kepadanya untuk menghiburnya, dan ia pun mencurahkan isi hatinya kepada Ali yang kemudian menulisnya. Maka lahirlah Mushaf Fatimah.”
(Al-Kāfī, jilid 1, hal. 240)

Menurut sebagian ulama Syiah, kitab ini tiga kali lebih tebal dari Al-Qur’an, dan hanya dapat diakses oleh para imam yang ma’shum.


2. Apakah Mushaf Fatimah Adalah Al-Qur’an Versi Syiah?

Syiah sering menyatakan bahwa Mushaf Fatimah bukan Al-Qur’an, melainkan kitab spiritual yang berisi ilmu gaib, ramalan masa depan, dan berita-berita langit. Namun, banyak pernyataan dari ulama Syiah sendiri yang menimbulkan keraguan terhadap klaim ini, karena mereka sering mengaitkan kitab tersebut dengan kitab yang lebih sempurna daripada Al-Qur’an.

Dalam kitab Bihar al-Anwar, karya Al-Majlisi (ulama besar Syiah):

“Sesungguhnya di dalam Mushaf Fatimah terdapat semua hukum yang diperlukan umat manusia sampai hari kiamat.”
(Bihar al-Anwar, jilid 26, hal. 42)

Pernyataan ini sangat janggal, sebab Islam mengajarkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang paling sempurna, terakhir, dan penutup wahyu ilahi, sebagaimana firman Allah:

مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَيْءٍ
"Kami tidak tinggalkan sesuatu pun dalam Kitab (Al-Qur’an)."
(QS. Al-An'am: 38)

Jika Mushaf Fatimah dianggap lebih lengkap, apa status Al-Qur’an bagi Syiah? Di sinilah muncul kecurigaan bahwa mereka menyimpan keyakinan tersembunyi mengenai Al-Qur’an versi lain.


3. Dugaan Tahrif (Perubahan) Al-Qur’an dalam Literatur Syiah

Salah satu doktrin ekstrem dalam Syiah klasik adalah keyakinan bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini telah dikurangi. Banyak ulama Syiah terdahulu menyatakan bahwa ayat-ayat tentang imamah dan Ahlul Bait telah dihapus oleh para sahabat.

Contoh ucapan dari ulama Syiah:

“Al-Qur’an telah dirubah dan diselewengkan oleh para sahabat, dan yang asli ada di tangan para imam ma’shum.”
(Al-Kasyani dalam tafsir As-Shafi, pengantar)

Lebih lanjut, dalam kitab Al-Kafi disebutkan:

“Al-Qur’an yang asli berada pada Ali, tiga kali lebih tebal dari yang ada saat ini.”
(Al-Kafi, jilid 1, hal. 239)

Pernyataan ini secara tidak langsung menyatakan bahwa Al-Qur’an versi Sunni tidak lengkap, dan yang lengkap hanya diketahui oleh imam Syiah.


4. Kemunculan Teori Konspirasi: Al-Qur’an yang Dirahasiakan

Menurut keyakinan Syiah Itsna ‘Asyariyah, Imam Mahdi yang ghaib saat ini membawa serta Mushaf Fatimah dan Al-Qur’an versi asli, dan akan mengungkapkan keduanya saat ia muncul ke dunia.

Ini tercatat dalam banyak riwayat mereka, antara lain:

“Ketika Al-Qaim (Imam Mahdi) bangkit, ia akan membawa Mushaf Fatimah dan memperlihatkannya kepada umat manusia.”
(Bihar al-Anwar, jilid 52, hal. 105)

Pernyataan ini menimbulkan kesan bahwa ada kitab suci lain selain Al-Qur’an, dan umat Islam saat ini belum mendapatkan wahyu yang lengkap, kecuali menunggu Imam Mahdi versi Syiah.


5. Pandangan Ulama Ahlus Sunnah terhadap Mushaf Fatimah

Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah menolak keberadaan kitab Mushaf Fatimah sebagai kitab wahyu, sebab:

  • Wahyu telah berhenti setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, berdasarkan sabda beliau:

    لَا نَبِيَّ بَعْدِي
    "Tidak ada nabi setelahku."
    (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Al-Qur’an telah dijaga oleh Allah dari penyimpangan dan perubahan, sebagaimana firman-Nya:

    إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
    "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kamilah yang menjaganya."
    (QS. Al-Hijr: 9)

  • Tidak ada dalil yang menunjukkan Fatimah menerima wahyu setelah Nabi wafat, apalagi dalam bentuk kitab suci.


6. Kesimpulan: Mushaf Fatimah Adalah Alat untuk Menyembunyikan Ajaran Menyimpang

Mushaf Fatimah, sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab Syiah, bukanlah kitab wahyu yang sah dalam Islam, melainkan ciptaan mereka untuk menjustifikasi ajaran yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Ia digunakan untuk:

  • Menutupi kesesatan mereka dengan dalih ada “kitab rahasia”

  • Menolak Al-Qur’an yang sah dengan cara mengklaim ada versi lain

  • Membangun klaim eksklusif tentang imam ma’shum sebagai satu-satunya penjaga wahyu sejati

Oleh karena itu, umat Islam harus tegas menolak klaim ini dan memperkuat akidah berdasarkan firman Allah:

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ
"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu dalam kebenaran dan keadilan. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya."
(QS. Al-An'am: 115)

Al-Qur’an yang ada di tangan kita hari ini adalah Al-Qur’an yang asli, lengkap, dan dijaga oleh Allah. Jangan tertipu dengan istilah Mushaf Fatimah dan kitab-kitab rahasia Syiah lainnya.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: