Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Menganggap Diri Mereka sebagai Kaum Tertindas?


Syiahindonesia.com -
Salah satu narasi yang terus digaungkan oleh kaum Syiah di berbagai belahan dunia adalah bahwa mereka adalah "kaum tertindas", “mazhlum”, dan korban sejarah. Narasi ini diulang-ulang baik dalam ceramah, media sosial, buku, hingga diplomasi internasional. Tapi pertanyaannya: apakah benar Syiah adalah pihak yang dizalimi? Ataukah ini hanya strategi propaganda untuk menarik simpati dunia?


1. Strategi Lama: Membungkus Diri sebagai Korban

Syiah sejak awal kemunculannya memang membangun identitas dengan narasi kesyahidan dan penindasan. Pusat dari kisah ini adalah tragedi Karbala, ketika Husain bin Ali رضي الله عنه terbunuh oleh pasukan Yazid. Dari peristiwa itu, kaum Syiah membentuk mentalitas bahwa mereka adalah pembela kebenaran yang selalu dikhianati.

Namun yang sering dilupakan adalah bahwa banyak konflik di masa awal Islam adalah konflik politik yang tidak bisa dijadikan dasar legitimasi ajaran sesat.


2. Tragedi Karbala: Diklaim, Tapi Tidak Ditaati

Tragedi Karbala digunakan sebagai bahan bakar emosi oleh kaum Syiah. Namun yang tragis, mereka menjadikan peristiwa itu sebagai alat balas dendam terhadap mayoritas umat Islam (Sunni).

Padahal Husain رضي الله عنه tidak pernah mengajarkan kebencian, justru beliau mengirim surat perdamaian dan tidak pernah mendirikan mazhab tersendiri.


3. Dalih Penindasan = Legalisasi Ajaran Sesat?

Dengan narasi tertindas, kaum Syiah:

  • Menghalalkan taqiyah (berbohong) di negeri mayoritas Sunni

  • Menghujat sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Aisyah رضي الله عنهم

  • Mengklaim hanya mereka yang mencintai Ahlul Bait

  • Menyesatkan umat dengan ritual menyakiti diri sendiri

Semua ini dibungkus dengan dalih bahwa mereka adalah korban kezaliman sejarah.


4. Padahal di Banyak Negara, Syiah Justru Mendominasi

Anehnya, meski mengaku tertindas, Syiah justru menguasai kekuasaan di beberapa negara:

  • Iran: Negara resmi Syiah yang menindas Ahlus Sunnah, menghancurkan masjid Sunni, dan melarang adzan versi Sunni.

  • Irak: Setelah jatuhnya Saddam, milisi Syiah memimpin pembantaian terhadap ribuan warga Sunni.

  • Suriah: Rezim Bashar Assad (Syiah Alawi) membantai jutaan umat Islam Sunni dengan dukungan Iran dan Hizbullah.

Jadi, di mana letak “tertindas”-nya jika mereka justru penguasa?


5. Strategi Memutarbalikkan Fakta

Salah satu doktrin penting dalam Syiah adalah taqiyah, yakni berbohong demi keselamatan mazhab. Maka tak heran jika narasi penindasan hanya bagian dari taktik psikologis untuk:

  • Menarik simpati publik

  • Membungkam kritik

  • Menutupi fakta sejarah dan penyimpangan akidah


6. Islam Tidak Mengajarkan Mentalitas Korban Abadi

Islam mengajarkan kita untuk bangkit, sabar, dan menghadapi musuh dengan hikmah dan kekuatan, bukan dengan membangun narasi "kami dizalimi" sepanjang masa.

Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا
"Sesungguhnya Allah akan membela orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Hajj: 38)

Dan Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah."
(HR. Muslim)


7. Narasi Penindasan = Topeng Penyebaran

Di balik klaim tertindas, Syiah:

  • Menyusup ke dunia pendidikan, politik, hingga masjid

  • Mencetak buku-buku propaganda berjudul "Mengenal Ahlul Bait" yang penuh manipulasi

  • Membentuk lembaga amal dan media dengan topeng bantuan kemanusiaan


Kesimpulan: Narasi “Tertindas” Adalah Alat Politik

Menganggap diri sebagai korban bukanlah bukti kebenaran. Kebenaran dalam Islam ditentukan oleh Al-Qur’an, hadits shahih, dan pemahaman para sahabat. Syiah menggunakan narasi ini sebagai alat untuk menyebarkan ideologi mereka, membungkam kritik, dan membalikkan fakta sejarah.

Umat Islam harus sadar bahwa mentalitas tertindas yang terus diulang adalah propaganda, bukan bukti akidah yang benar. Islam tidak mengajarkan mengasihani diri, tetapi bangkit dengan ilmu dan akhlak.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: