Breaking News
Loading...

 Benarkah Syiah Mengkafirkan Para Sahabat Nabi?


Syiahindonesia.com
– Salah satu perbedaan paling mencolok antara Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Syiah Imamiyah adalah sikap terhadap para sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Jika Ahlus Sunnah meyakini bahwa seluruh sahabat adalah generasi terbaik umat Islam dan mendapatkan ridha Allah, maka Syiah justru secara terang-terangan merendahkan, bahkan mengkafirkan mayoritas sahabat. Hal ini bukan tuduhan, melainkan fakta yang tercantum dalam kitab-kitab utama Syiah.


Bagaimana Ahlus Sunnah Memuliakan Sahabat?

Ahlus Sunnah meyakini bahwa para sahabat adalah generasi yang dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi ﷺ, menerima langsung wahyu, dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Allah sendiri memuji mereka dalam Al-Qur'an:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah.”
(QS. At-Taubah: 100)

Juga dalam hadits Nabi ﷺ:

"لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ"
“Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, tidak akan bisa menyamai satu mud atau setengah mud infak salah satu dari mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Apa yang Diajarkan Syiah tentang Sahabat?

Dalam doktrin Syiah, para sahabat Nabi, terutama Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum, dianggap sebagai pengkhianat karena dianggap merebut kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib. Bahkan sebagian besar sahabat dinyatakan telah murtad setelah wafatnya Nabi ﷺ, kecuali segelintir orang yang mereka sebut “setia” kepada Ali.

Dalam kitab utama Syiah Rijal al-Kashshi, disebutkan:

عن أبي جعفر (ع): كان الناس أهل ردة بعد النبي (ص) إلا ثلاثة
“Dari Abu Ja’far (imam Syiah): Manusia seluruhnya telah murtad setelah Nabi wafat, kecuali tiga orang.”
(Rijal al-Kashshi, hlm. 12)

Yang dimaksud tiga orang itu adalah: Miqdad bin al-Aswad, Salman al-Farisi, dan Abu Dzar al-Ghifari. Sementara mayoritas sahabat lainnya dianggap murtad, termasuk istri-istri Nabi dan para khalifah.


Penghinaan Syiah terhadap Abu Bakar dan Umar

Syiah menganggap Abu Bakar dan Umar adalah penjahat besar yang merusak agama. Dalam kitab Kasyful Asrar karya Khomeini (tokoh revolusi Iran), ia menulis:

“Sesungguhnya dua orang (Abu Bakar dan Umar) telah menyimpang dari jalan kebenaran, dan mereka menentang Al-Qur'an secara nyata…”
(Kasyful Asrar, hal. 107)

Bahkan dalam doa-doa Syiah, seperti Doa Rajabiyah dan Ziarah Asyura, terdapat kutukan kepada mereka yang dianggap “musuh Ahlul Bait”, yaitu para sahabat.


Apakah Semua Syiah Mengkafirkan Sahabat?

Mayoritas Syiah Imamiyah (Itsna ‘Asyariyah) meyakini bahwa:

  • Abu Bakar, Umar, dan Utsman tidak berhak menjadi khalifah.

  • Sebagian sahabat murtad setelah Nabi wafat.

  • Khilafah yang sah hanya untuk Ali dan keturunannya.

  • Yang tidak meyakini imamah adalah kafir secara akidah.

Memang, dalam pergaulan umum, Syiah sering menutup-nutupi ajaran ini (taqiyah) dan mengaku menghormati sahabat. Namun jika ditelusuri dalam kitab-kitab mereka yang asli, pengkafiran terhadap sahabat adalah doktrin resmi.


Dampaknya terhadap Umat Islam

Sikap Syiah yang mengkafirkan sahabat menimbulkan konsekuensi serius:

  1. Membatalkan keabsahan Al-Qur’an, karena yang menyampaikan mushaf adalah para sahabat.

  2. Membatalkan hadits, karena mayoritas hadits berasal dari sahabat.

  3. Merusak persatuan umat, karena mengandung permusuhan dan dendam terhadap generasi terbaik umat Islam.

  4. Mendorong kultus kepada Ahlul Bait dan kebencian terhadap mayoritas sahabat.


Kesimpulan: Syiah Mengkafirkan Sahabat Adalah Fakta

Mengatakan bahwa Syiah tidak mengkafirkan sahabat adalah bentuk taqiyah (penyamaran). Fakta sejarah dan isi kitab-kitab rujukan mereka menunjukkan bahwa pengkafiran sahabat adalah bagian dari fondasi ajaran mereka. Sebaliknya, Ahlus Sunnah tetap teguh membela kehormatan para sahabat sebagai penyampai agama dan penjaga risalah.

Umat Islam Indonesia perlu waspada terhadap penyebaran ajaran Syiah, terutama yang dibungkus dengan kata-kata "cinta Ahlul Bait", namun di baliknya terdapat kebencian terhadap para sahabat dan penyimpangan akidah.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: