Breaking News
Loading...

 Benarkah Syiah Menganggap Imam Mereka Lebih Tinggi dari Nabi?


Syiahindonesia.com
– Salah satu hal yang paling kontroversial dan mengejutkan dari ajaran Syiah, khususnya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam), adalah keyakinan mereka terhadap kedudukan para imam. Mereka bukan hanya menganggap imam-imam tersebut sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga meyakini bahwa para imam memiliki derajat, otoritas, dan sifat-sifat yang bahkan melebihi para nabi, termasuk Nabi Muhammad ﷺ.

Pertanyaannya: Benarkah Syiah menganggap imam mereka lebih tinggi dari nabi? Jawabannya benar jika merujuk pada kitab-kitab utama Syiah sendiri. Dalam artikel ini, kita akan membuktikan secara langsung dari sumber-sumber utama mereka dan mengapa keyakinan ini bertentangan secara fatal dengan ajaran Islam yang sahih.


1. Keyakinan Syiah tentang Imam Lebih Mulia daripada Nabi

Dalam kitab Al-Kafi, karya Abu Ja’far Al-Kulaini (kitab hadits paling utama dalam mazhab Syiah), terdapat riwayat-riwayat yang menegaskan kepercayaan Syiah bahwa imam memiliki sifat ma’shum, memiliki ilmu ghaib, dan derajatnya lebih tinggi dari nabi.

قال أبو عبد الله عليه السلام: "نحن حجّة الله، ونحن باب الله، ونحن لسان الله، ونحن وجه الله، ونحن عين الله في خلقه، ونحن ولاة أمر الله في عباده"
“Kami adalah hujjah Allah, kami adalah pintu Allah, kami adalah lisan Allah, kami adalah wajah Allah, kami adalah mata Allah di antara makhluk-Nya, dan kami adalah penguasa urusan Allah atas hamba-Nya.”
(Al-Kafi, Jilid 1, hlm. 145)

Pernyataan seperti ini jelas melebih-lebihkan para imam, bahkan memberikan sifat-sifat ketuhanan kepada manusia. Ini bukan hanya menyimpang, tetapi juga mengarah kepada syirik.


2. Imam Punya Ilmu Ghaib?

Syiah juga meyakini bahwa para imam memiliki pengetahuan tentang perkara ghaib—hal yang bahkan tidak dimiliki nabi tanpa izin Allah.

قال الإمام جعفر الصادق: "إني لأعلم ما في السماوات وما في الأرض، وأعلم ما في الجنة، وأعلم ما في النار، وأعلم ما كان وما يكون"
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, mengetahui apa yang ada di surga dan neraka, mengetahui apa yang telah terjadi dan akan terjadi.”
(Al-Kafi, Jilid 1, hlm. 261)

Padahal Allah secara tegas menegaskan bahwa hanya Dia yang mengetahui perkara ghaib, bahkan Rasulullah ﷺ pun tidak mengetahui hal tersebut kecuali yang Allah wahyukan:

"قُل لَّا أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ"
“Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa padaku terdapat perbendaharaan Allah, dan aku tidak mengetahui perkara ghaib.”
(QS. Al-An'am: 50)


3. Imam Lebih Wajib Ditaati daripada Nabi?

Dalam beberapa teks Syiah, dinyatakan bahwa ketaatan kepada imam melebihi ketaatan kepada Rasulullah ﷺ. Mereka mengklaim bahwa syariat Islam tidak sempurna kecuali dengan mengenal imam.

"من مات ولم يعرف إمام زمانه مات ميتة جاهلية"
“Barang siapa mati dan tidak mengenal imam zamannya, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.”
(Hadis ini sering dikutip oleh Syiah dari berbagai sumber mereka)

Padahal Ahlus Sunnah memahami hadits ini secara sahih dalam konteks pemimpin sah yang berlandaskan syariat, bukan “imam ghaib” seperti keyakinan Syiah tentang Imam ke-12 mereka yang diklaim hilang sejak abad ke-3 Hijriyah.


4. Perbandingan dengan Ajaran Islam yang Murni

Dalam Islam, kedudukan nabi dan rasul berada di puncak tertinggi manusia, bahkan para wali, ulama, dan imam tidak akan pernah menyamai derajat mereka. Allah memilih para nabi dengan wahyu, bukan dengan garis keturunan politik.

"اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ"
“Allah memilih utusan dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Al-Hajj: 75)


5. Apa Bahayanya Keyakinan Ini?

Menganggap imam lebih tinggi dari nabi:

  • Membuka pintu kesyirikan karena memberikan sifat khusus kepada manusia biasa.

  • Merendahkan kedudukan Rasulullah ﷺ yang merupakan penutup para nabi.

  • Merusak prinsip dasar akidah Islam tentang tauhid, kenabian, dan wahyu.

  • Membuat umat bergantung kepada tokoh yang tidak ada, seperti “Imam Mahdi Ghaib” Syiah.


Penutup: Kesesatan Syiah Tidak Bisa Dianggap Remeh

Benar adanya bahwa Syiah, khususnya Syiah Imamiyah, menganggap para imam mereka memiliki derajat, kekuasaan, dan keistimewaan yang melebihi nabi, termasuk Nabi Muhammad ﷺ. Ini bukan hanya kesalahan aqidah biasa, melainkan penyimpangan besar yang bisa membatalkan iman seseorang.

Umat Islam Indonesia wajib waspada dan tidak tertipu oleh istilah-istilah seperti "Ahlulbait", "cinta keluarga Nabi", atau "mazhab minoritas tertindas", karena di baliknya tersimpan ajaran yang merusak fondasi tauhid.

Mari kembali kepada ajaran Islam yang murni: berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih, bukan kepada riwayat palsu atau tokoh fiktif yang diagung-agungkan melebihi Rasulullah ﷺ.

قال رسول الله ﷺ: "تركتُ فيكم أمرين لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما: كتاب الله وسنّتي"
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara; kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan sunnahku.”
(HR. Malik)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: