Syiahindonesia.com - Penyebaran paham Syiah di berbagai negara berpenduduk mayoritas Sunni termasuk Indonesia bukan lagi hal yang samar. Dalam beberapa dekade terakhir, gerakan Syiah menunjukkan strategi terselubung, masuk melalui jalur pendidikan, budaya, media, bahkan politik. Oleh karena itu, umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni) perlu sadar dan waspada terhadap infiltrasi paham ini, demi menjaga kemurnian akidah dan persatuan umat di atas kebenaran.
1. Syiah Bukan Sekadar Mazhab Fikih
Salah satu kesalahpahaman umum yang sering dimanfaatkan oleh Syiah adalah mengklaim bahwa mereka hanya “mazhab” dalam Islam, sama seperti Syafi’i, Hanafi, Maliki, atau Hanbali. Padahal ini adalah penyesatan.
Perbedaan Sunni-Syiah bukan hanya dalam fikih, tetapi dalam perkara pokok agama (ushuluddin) seperti:
-
Konsep imamah (mereka menganggap imam mereka ma’shum)
-
Pengkafiran sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar, Utsman
-
Pengubahan makna ayat Al-Qur’an
-
Keyakinan bahwa Al-Qur’an telah tahrif (dirubah)
-
Menuduh istri Nabi Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagai kafir (na’udzubillah)
2. Syiah Menghalalkan Kebohongan dengan Taqiyah
Syiah secara terbuka membolehkan berbohong demi kepentingan agama mereka, yang dikenal dengan konsep taqiyah.
Dalam kitab Syiah Al-Kafi (kitab induk mereka), disebutkan:
التَّقِيَّةُ دِينِي وَدِينُ آبَائِي، وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا تَقِيَّةَ لَهُ
"Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Tidak ada agama bagi orang yang tidak bertaqiyah."
Artinya, pengikut Syiah bisa berpura-pura menjadi Sunni, mengucapkan kalimat manis, bahkan solat di masjid Sunni demi menjaga penyamaran mereka.
3. Penyusupan dalam Komunitas, Masjid, dan Media
Beberapa pola yang sering terjadi di lingkungan:
-
Menyebarkan buku-buku propaganda Syiah dengan sampul “netral”
-
Mengadakan pengajian bertema Ahlul Bait yang disusupi pemikiran menyimpang
-
Menarik simpati lewat bantuan sosial, beasiswa ke Iran, atau program pengiriman guru
-
Memutarbalikkan sejarah Islam di media dan internet
Sikap permisif Sunni terhadap mereka adalah kelemahan terbesar yang bisa dimanfaatkan untuk merusak dari dalam.
4. Dalil Al-Qur’an: Larangan Bersekutu dengan Orang yang Menyimpang
Allah berfirman:
وَإِذَا رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِ
“Apabila kamu melihat orang-orang yang memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain.”
(QS. Al-An'am: 68)
Dan juga:
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي ٱلْكِتَـٰبِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا۟ مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦ
“Telah diturunkan kepadamu di dalam Al Kitab bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk bersama mereka…”
(QS. An-Nisa: 140)
Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh diam atau duduk bersama orang yang menghina ajaran Islam yang benar, apalagi sampai mendukung kegiatan mereka.
5. Bahaya bagi Generasi Muda
Banyak pemuda Muslim tidak mengetahui perbedaan antara Sunni dan Syiah, apalagi jika mereka dicekoki konten-konten palsu yang meromantisasi “cinta Ahlul Bait”.
Jika mereka tidak dibekali ilmu dan akidah yang kuat, maka akan mudah terpengaruh, karena Syiah sering memakai kata-kata indah seperti “keadilan,” “cinta keluarga Nabi,” dan “melawan penindasan.” Padahal semua itu hanyalah topeng untuk menyebarkan doktrin yang menyesatkan.
6. Hadits Nabi tentang Kewaspadaan terhadap Ahlul Bid’ah
Rasulullah ﷺ bersabda:
سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ يُحَدِّثُونَكُمْ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ
"Akan datang di akhir zaman kaum yang menyampaikan kepada kalian sesuatu yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya dan tidak pula oleh nenek moyang kalian. Maka hati-hatilah kalian terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Dan juga:
إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
"Jauhilah perkara-perkara baru (dalam agama), karena setiap yang baru adalah bid’ah."
(HR. Abu Dawud)
7. Sikap Bijak: Tegas tapi Tidak Anarkis
Waspada bukan berarti kasar atau anarkis. Islam melarang kekerasan terhadap sesama manusia tanpa hak. Namun, kita harus tegas dalam menjaga akidah, menghindari kerjasama dengan kegiatan mereka, dan mengedukasi umat agar tidak tertipu.
Penutup
Sunni wajib waspada terhadap Syiah karena mereka:
-
Menyebarkan ajaran menyimpang yang bertentangan dengan Islam
-
Mengkafirkan sahabat Nabi dan menodai kehormatan Aisyah radhiyallahu ‘anha
-
Menggunakan taqiyah untuk menyusup dan memutarbalikkan kebenaran
-
Berpotensi merusak akidah umat jika dibiarkan
Maka umat Islam hendaknya menguatkan barisan, menjaga masjid dan majelis taklim dari infiltrasi paham sesat, serta menghidupkan kajian akidah Ahlus Sunnah di lingkungan mereka.
Semoga Allah menjaga kita dan keluarga kita dari fitnah Syiah dan seluruh bentuk kesesatan.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: