Syiahindonesia.com - Dalam dunia Islam, Syiah bukanlah satu kelompok yang homogen. Mereka terbagi dalam banyak faksi dan aliran, dengan ajaran dan pandangan yang berbeda-beda. Pertanyaan yang sering muncul adalah: adakah dari sekian banyak aliran Syiah, yang mendekati ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah? Atau adakah dari mereka yang bisa dikategorikan masih dalam koridor Islam yang benar?
1. Perbedaan Pokok Sunni dan Syiah
Sebelum membahas "yang mendekati", kita perlu paham bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah bukan hanya soal politik, tapi masalah akidah yang sangat mendasar. Misalnya:
-
Syiah meyakini bahwa para Imam maksum, lebih mulia dari nabi.
-
Syiah menolak mayoritas sahabat Nabi ﷺ.
-
Syiah punya konsep taqiyah, bahkan dalam urusan aqidah.
-
Syiah menolak khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم.
-
Beberapa aliran Syiah percaya Al-Qur’an telah dirubah.
Dengan dasar yang sangat berbeda ini, sangat sulit menyebut adanya aliran yang benar-benar “mendekati” Sunni secara keseluruhan.
2. Zaidiyah: Syiah yang Paling Ringan Penyimpangannya
Di antara berbagai aliran Syiah, Zaidiyah yang berkembang di Yaman sering disebut oleh para ulama sebagai yang paling ringan penyimpangannya. Beberapa cirinya:
-
Masih menghormati sahabat Nabi, meskipun mereka tetap meyakini bahwa Ali lebih berhak atas khilafah.
-
Tidak menyebut para Imam sebagai maksum.
-
Shalat mereka mirip dengan Sunni, tanpa menambahkan hal-hal bid’ah seperti Syiah Imamiyah.
Namun, tetap saja Zaidiyah tidak sepenuhnya sesuai dengan aqidah Ahlus Sunnah, karena tetap memiliki pandangan keliru dalam hal imamah dan sebagian fiqih.
3. Imamiyah Itsna Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam)
Ini adalah aliran Syiah terbesar saat ini, terutama di Iran, Irak, dan Lebanon. Inilah yang paling banyak menyimpang dari aqidah Islam:
-
Meyakini bahwa para Imam punya ilmu gaib.
-
Imam terakhir mereka (Mahdi) konon ghaib dan bersembunyi hingga hari ini.
-
Mengkafirkan sebagian besar sahabat Nabi ﷺ.
-
Banyak ajaran bathiniyah (rahasia) yang tak bisa dijelaskan secara syariat.
Mereka sama sekali tidak mendekati Ahlus Sunnah, bahkan kerap dianggap sebagai kelompok tersendiri di luar Islam oleh ulama Sunni.
4. Aliran-Aliran Syiah Lain yang Lebih Menyimpang
Beberapa aliran Syiah yang lebih ekstrem dan sangat jauh dari Islam, bahkan secara lahiriah, antara lain:
-
Ismailiyah: percaya kepada Imam ghaib, punya sistem “batiniah” dan ritual rahasia.
-
Nusayriyah (Alawi): meyakini bahwa Ali adalah Tuhan.
-
Druze: awalnya pecahan Syiah, tapi kini lebih mirip agama tersendiri.
Kelompok-kelompok ini bahkan dianggap kafir oleh Syiah Imamiyah sendiri, apalagi oleh Sunni.
5. Apakah Mungkin Terjadi Pendekatan Sunni-Syiah?
Sebagian aktivis pluralisme mendorong pendekatan antara Sunni dan Syiah. Namun ulama besar seperti Syaikh Ibn Baz, Syaikh Al-Albani, Syaikh Shalih Al-Fauzan, dan lainnya menegaskan:
“Pendekatan antara Sunni dan Syiah tidak mungkin dilakukan, karena perbedaan antara keduanya menyangkut pokok agama, bukan hanya cabang.”
Al-Qur’an sendiri telah memperingatkan kita agar tidak dekat dengan ahlul bid’ah yang menyesatkan:
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ
“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka...”
(QS. Al-An'am: 68)
Kesimpulan: Adakah yang Mendekati Sunni?
Jika pun ada yang sedikit "mendekati" Sunni dari kalangan Syiah, itu adalah kelompok Zaidiyah, dan itupun masih memiliki penyimpangan dalam akidah. Sementara mayoritas aliran Syiah yang ada saat ini — terutama Syiah Imamiyah — jauh dari ajaran Islam yang lurus, bahkan bertentangan dengan pokok-pokok aqidah Islam.
Oleh karena itu, umat Islam perlu berhati-hati terhadap narasi moderasi yang keliru, yang mencoba menggambarkan bahwa Sunni dan Syiah itu satu. Faktanya, perbedaan mereka sangat mendasar dan menyangkut fondasi agama.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: