Breaking News
Loading...

 Syiah dan Kebiasaan Melaknat Para Sahabat: Sebuah Tinjauan Kritis


Syiahindonesia.com
– Salah satu isu yang sering menjadi perdebatan antara umat Islam Sunni dan Syiah adalah kebiasaan melaknat para sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Sebagian kelompok Syiah, terutama yang lebih ekstrem, menganggap bahwa sebagian besar sahabat telah berkhianat kepada Rasulullah ﷺ setelah wafatnya. Dalam beberapa riwayat dan sumber literatur mereka, terdapat ungkapan-ungkapan yang mempersoalkan atau bahkan melaknat sahabat-sahabat utama Nabi ﷺ seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan beberapa sahabat lainnya.

1. Kebiasaan Melaknat Sahabat dalam Syiah

Dalam tradisi Syiah, terutama di kalangan kelompok ekstrem, terdapat kebiasaan yang merujuk kepada pengutukan atau bahkan melaknat sahabat-sahabat Nabi Muhammad ﷺ, terutama yang mereka anggap bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa yang dianggap merugikan keluarga Nabi, terutama Sayyidina Ali bin Abi Talib. Salah satu tokoh yang sering menjadi sasaran cacian adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Hal ini terutama terlihat dalam beberapa riwayat yang berkembang di kalangan pengikut Syiah, yang menyebutkan bahwa mereka telah mengkhianati kepemimpinan Ali, yang mereka anggap sebagai penerus yang sah dari Nabi ﷺ.

2. Riwayat dan Sumber yang Menyebutkan Melaknat Sahabat

Sumber-sumber yang sering digunakan oleh kelompok-kelompok Syiah yang mengutuk sahabat-sahabat Nabi berasal dari beberapa kitab hadis mereka, seperti al-Kafi dan al-Bihar al-Anwar. Dalam kitab-kitab tersebut, ada riwayat yang mengisahkan bahwa sahabat-sahabat seperti Abu Bakar dan Umar dianggap telah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad ﷺ setelah wafatnya beliau. Bahkan, dalam beberapa riwayat yang sangat keras, terdapat pengutukan yang berkelanjutan terhadap mereka yang dianggap sebagai musuh Ahlul Bait.

Contoh dari riwayat ini adalah hadis yang berbicara tentang peran Abu Bakar dan Umar dalam peristiwa Saqifah Bani Sa’ida, yang menurut sebagian kelompok Syiah, mereka berdua merebut kepemimpinan umat Islam dari Ali bin Abi Talib, yang seharusnya menjadi penerus Rasulullah ﷺ.

3. Sikap Sunni Terhadap Tuduhan Syiah terhadap Sahabat

Sementara itu, dalam pandangan Sunni, para sahabat Nabi ﷺ adalah orang-orang yang terhormat dan suci. Mereka dianggap sebagai generasi terbaik yang hidup bersama Nabi dan mendukung dakwah Islam dengan sepenuh hati. Mereka adalah al-Qur'an dan Sunnah yang diterima langsung dari Nabi ﷺ, dan tidak ada satu pun dari mereka yang berkhianat terhadap ajaran Islam.

Dalam hal ini, pandangan Sunni sangat berbeda dengan pandangan sebagian kelompok Syiah yang sering kali menyalahkan sahabat atas berbagai peristiwa pasca wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Bagi Sunni, melaknat atau mengutuk sahabat adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan, karena mereka adalah orang-orang yang telah dijamin oleh Rasulullah ﷺ sebagai orang-orang yang akan masuk surga.

"Janganlah kalian mencela para sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan dapat menyamai satu mud atau setengah mud dari apa yang mereka infakkan."
(HR. Bukhari dan Muslim)

4. Pandangan Umum dalam Islam tentang Melaknat Sahabat

Dalam ajaran Islam secara umum, mencela atau melaknat para sahabat adalah perbuatan yang sangat dilarang. Hal ini karena para sahabat adalah orang-orang yang mendapat penghormatan dari Nabi Muhammad ﷺ sendiri, dan mereka telah mengorbankan harta, jiwa, dan tenaga demi menyebarkan ajaran Islam.

Melaknat sahabat dapat mengarah pada penyebaran kebencian dan permusuhan di kalangan umat Islam, yang pada akhirnya hanya akan merusak persatuan umat. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Janganlah kalian mengutuk sahabat-sahabatku, karena sesungguhnya jika salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka itu tidak akan sebanding dengan amal mereka."
(HR. Muslim)

Dengan demikian, dalam pandangan mayoritas ulama Sunni, setiap bentuk penghinaan terhadap sahabat adalah sebuah bentuk kesalahan besar yang merusak ikatan persaudaraan dalam Islam.

5. Melaknat Sahabat: Penyimpangan dari Ajaran Islam

Melaknat sahabat bisa dianggap sebagai bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk saling mencintai dan menghormati sesama Muslim, tanpa membedakan apakah mereka berasal dari golongan Sunni atau Syiah. Sebagaimana Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Tidak ada seorang pun di antara kalian yang beriman hingga ia mencintai aku lebih daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh umat manusia.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Cinta kepada Rasulullah ﷺ juga berarti mencintai sahabat-sahabat beliau yang telah berjuang bersama beliau dalam menyebarkan wahyu Allah. Mengutuk atau mencela mereka bertentangan dengan ajaran dasar Islam yang menekankan persaudaraan umat Islam yang saling mencintai.

6. Kesimpulan: Melaknat Sahabat Tidak Sesuai dengan Prinsip Islam

Dalam kesimpulannya, melaknat sahabat adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sejati. Baik dalam perspektif Sunni maupun Syiah, kebanyakan umat Islam menganggap sahabat-sahabat Nabi ﷺ sebagai orang-orang yang terhormat dan dihormati. Mencela mereka hanya akan menyebabkan perpecahan dan menyebarkan kebencian di antara umat Islam, yang pada akhirnya merusak persatuan yang sangat dibutuhkan dalam agama ini.

Bagi umat Islam, terutama yang mengikuti ajaran Sunni, sahabat-sahabat Nabi ﷺ adalah teladan yang harus dihormati dan dicontoh, dan setiap upaya untuk mengutuk atau melaknat mereka jelas tidak bisa diterima dalam Islam yang mengajarkan kedamaian, persatuan, dan cinta kasih antara sesama Muslim.

(albert/syiahindonesia.com)


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: