Breaking News
Loading...

Perbedaan Konsep Cinta kepada Ahlul Bait antara Sunni dan Syiah


Syiahindonesia.com -
Cinta kepada Ahlul Bait (keluarga Nabi ﷺ) adalah salah satu pokok ajaran yang sangat dihormati oleh umat Islam, baik Sunni maupun Syiah. Namun, meskipun keduanya mengklaim mencintai Ahlul Bait, konsep dan pemahaman tentang cinta tersebut sangat berbeda antara kedua kelompok ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar dalam konsep cinta kepada Ahlul Bait antara Sunni dan Syiah, serta bagaimana perbedaan ini mempengaruhi ajaran dan praktik keagamaan mereka.


1. Konsep Cinta dalam Pandangan Sunni

Dalam pandangan Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni), cinta kepada Ahlul Bait adalah bentuk penghormatan dan penghargaan yang mendalam terhadap keluarga Nabi ﷺ. Cinta ini tidak hanya terbatas pada kata-kata, tetapi juga tercermin dalam amal perbuatan, seperti:

  • Menghormati dan mencintai sahabat Nabi ﷺ, terutama Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.

  • Menjaga sunnah Nabi ﷺ yang diajarkan oleh Ahlul Bait, tanpa ada klaim khusus yang berlebihan terhadap salah satu dari mereka.

Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ
"Katakanlah (wahai Muhammad), 'Aku tidak meminta upah kepadamu, kecuali cinta kepada keluarga dekatku.'".
(QS. Asy-Syura: 23)

Ayat ini menunjukkan bahwa cinta kepada Ahlul Bait adalah suatu kewajiban bagi umat Islam, namun cinta tersebut tidak boleh membawa pada pengkultusan atau penyesatan ajaran Islam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَن أَحَبَّ أَهْلَ بَيْتِي فَلْيُحِبَّ أَصْحَابِي
"Barangsiapa yang mencintai keluarga ku, hendaklah ia mencintai para sahabatku.".
(HR. Tirmidzi)

Di sini, kita dapat melihat bahwa cinta kepada Ahlul Bait dalam pandangan Sunni tidak terpisah dari cinta kepada sahabat Nabi ﷺ secara keseluruhan, dan cinta ini tidak mengarah pada pemujaan berlebihan terhadap keluarga Nabi ﷺ.


2. Konsep Cinta dalam Pandangan Syiah

Di sisi lain, Syiah menempatkan Ahlul Bait pada posisi yang sangat istimewa. Bagi mereka, Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (seperti Hasan, Husain, dan para imam Syiah lainnya) memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sahabat Nabi lainnya, bahkan melebihi posisi para sahabat yang dianggap utama dalam pandangan Sunni. Mereka memegang konsep Imamah, yaitu keyakinan bahwa para imam dari keturunan Ali adalah pemimpin yang lebih tinggi dari sekadar sahabat Nabi ﷺ.

Bagi Syiah, cinta kepada Ahlul Bait bukan hanya sebatas penghormatan, melainkan juga pemuliaan dan pengkultusan terhadap para imam mereka, yang diyakini memiliki ilmu dan kekuasaan yang luar biasa. Hal ini jelas terlihat dalam doktrin mereka yang meyakini bahwa imam-imam Syiah adalah ma'shum (terjaga dari dosa), sebuah konsep yang tidak diterima dalam pandangan Sunni.

Syiah meyakini bahwa setiap imam memiliki kekuasaan dan otoritas yang tidak hanya terbatas pada masalah keagamaan, tetapi juga meliputi urusan politik dan pemerintahan. Ini terlihat jelas dalam klaim mereka bahwa Imam Ali adalah pemimpin yang sah setelah wafatnya Nabi ﷺ, meskipun kenyataannya para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, memimpin setelah Nabi ﷺ.


3. Cinta kepada Ahlul Bait dalam Konteks Imamah dan Wilayah

Salah satu aspek penting yang membedakan pandangan Syiah dengan Sunni adalah konsep Imamah dan wilayah. Syiah meyakini bahwa imamah (kepemimpinan) adalah bagian dari wahyu yang diterima oleh Nabi ﷺ, yang diwariskan kepada Ali dan keturunannya. Mereka beranggapan bahwa para imam ini memiliki kedudukan yang tidak terjangkau oleh orang lain, bahkan oleh para sahabat Nabi ﷺ.

Dalam pandangan mereka, mencintai Ahlul Bait berarti menerima konsep wilayah ini, yaitu bahwa para imam Syiah adalah pengganti yang sah bagi Nabi ﷺ dalam urusan agama dan politik. Hal ini sangat berbeda dengan pandangan Sunni, yang hanya menganggap para sahabat sebagai pengikut setia yang telah menyebarkan ajaran Nabi ﷺ.


4. Penyimpangan dan Pembelokan Cinta kepada Ahlul Bait

Syiah menggunakan taqiyah (berpura-pura) untuk menjaga keselamatan diri mereka, terutama dalam menyebarkan ideologi yang menyimpang dari ajaran Sunni. Dalam hal ini, mereka sering kali menyampaikan klaim palsu tentang cinta kepada Ahlul Bait yang mengarah pada penyesatan umat Islam.

Namun, cinta kepada Ahlul Bait yang sejati dalam Islam haruslah dilandasi dengan pengakuan terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi ﷺ dan para sahabatnya. Mencintai Ahlul Bait tidak berarti mengabaikan kewajiban untuk mengikuti sunnah Nabi ﷺ dan menentang ideologi yang menyimpang, yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar.


5. Cinta kepada Ahlul Bait dalam Perspektif Ahlus Sunnah

Ahlus Sunnah wal Jamaah mencintai Ahlul Bait sebagai bagian dari kewajiban umat Islam untuk menghormati keluarga Nabi ﷺ. Namun, cinta ini tidak boleh melebihi batas-batas yang ditetapkan oleh syariat Islam, yang mengajarkan bahwa tidak ada seorang pun yang lebih tinggi kedudukannya daripada Nabi Muhammad ﷺ, dan tidak ada pemimpin yang lebih berhak selain Nabi Muhammad ﷺ dan wahyu yang beliau terima.

Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
"Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang di antara kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi."
(QS. Al-Ahzab: 40)

Konsep ini mengajarkan bahwa cinta kepada Nabi ﷺ dan Ahlul Bait harus diselaraskan dengan kewajiban untuk mengikuti ajaran Nabi ﷺ dan tidak membiarkan pemahaman yang keliru menyusup ke dalam hati umat Islam.


Kesimpulan

Perbedaan antara Sunni dan Syiah dalam cinta kepada Ahlul Bait terletak pada:

  • Pandangan mengenai kedudukan Ahlul Bait: Sunni menghormati Ahlul Bait sebagai bagian dari umat Islam dan mencintai mereka tanpa ada klaim khusus, sedangkan Syiah menganggap Ahlul Bait, terutama Ali dan keturunannya, sebagai pemimpin yang harus diikuti.

  • Pemahaman tentang imamah: Syiah menganggap imamah sebagai pewarisan kekuasaan dari Nabi ﷺ, sementara Sunni menganggap para sahabat sebagai pemimpin yang sah setelah Nabi ﷺ.

  • Cinta yang disertai dengan penyesatan: Syiah sering kali menggunakan konsep taqiyah untuk menyebarkan ajaran yang menyimpang, sementara Sunni menekankan bahwa cinta kepada Ahlul Bait harus selalu berada dalam koridor ajaran yang benar sesuai Al-Qur'an dan sunnah.

Semoga Allah menjaga kita semua dari penyimpangan dan menetapkan kita di atas jalan yang lurus.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: