Breaking News
Loading...

Keyakinan Ghuluw Syiah terhadap Imam-Imam Mereka

Syiahindonesia.com – Dalam ajaran Syiah, khususnya dalam aliran-dua belas Imam (Ithna Ashariyah), terdapat keyakinan yang disebut ghuluw yang mengarah pada pemujaan dan pengagungan berlebihan terhadap Imam-Imam mereka. Ghuluw dalam bahasa Arab berarti berlebih-lebihan atau melampaui batas. Dalam konteks Syiah, ghuluw ini mengarah pada anggapan bahwa para Imam memiliki kedudukan dan kekuasaan yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari sekedar seorang pemimpin umat.

Penting untuk memahami bahwa pemahaman ini berbeda jauh dengan pandangan mayoritas umat Islam, termasuk Sunni, yang melihat para Imam atau pemimpin sebagai manusia biasa yang terpilih karena ketaatan dan kepemimpinan mereka, bukan sebagai sosok yang memiliki kekuasaan atau status ilahi. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang keyakinan ghuluw dalam ajaran Syiah dan mengapa hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar dalam Islam.


Apa Itu Ghuluw dalam Syiah?

Ghuluw merujuk pada suatu keyakinan berlebihan yang ditempatkan kepada Imam-Imam Syiah, menganggap mereka memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah atau nabi. Ghuluw ini muncul dalam beberapa aspek pemikiran dan praktik Syiah, yang menganggap Imam-Imam mereka tidak hanya sebagai pemimpin spiritual dan politik, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki kekuasaan luar biasa dan kedudukan yang hampir setara dengan kenabian.

Menurut pandangan Syiah, Imam-Imam ini dianggap maksum, artinya mereka tidak bisa melakukan kesalahan dalam hal apapun, baik itu dalam hal agama maupun urusan duniawi. Mereka juga diyakini memiliki ilmu yang tak terbatas, termasuk kemampuan mengetahui hal-hal gaib dan masa depan, yang sangat bertentangan dengan pandangan Islam secara umum.

Namun, keyakinan ini sangat bertentangan dengan pandangan Islam Sunni yang menganggap bahwa hanya Nabi Muhammad ﷺ yang maksum, sedangkan para sahabat dan para Imam, meskipun dihormati dan memiliki kedudukan tinggi, tetap adalah manusia biasa yang tidak terbebas dari kesalahan.


Keyakinan Ghuluw terhadap Imam-Imam: Konsekuensi dalam Pandangan Syiah

Ghuluw terhadap Imam-Imam dalam Syiah berkembang dari beberapa keyakinan yang lebih jauh, yaitu:

  1. Imam sebagai Pengganti Nabi: Dalam pandangan Syiah, Imam dianggap sebagai penerus langsung Nabi Muhammad ﷺ. Tidak hanya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai pemimpin yang memiliki otoritas politik dan agama yang mutlak. Beberapa aliran Syiah bahkan menganggap bahwa Nabi Muhammad ﷺ secara eksplisit menunjuk Imam Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya dalam peristiwa Ghadir Khum. Padahal, tidak ada bukti kuat dalam Al-Qur’an atau Hadis yang mendukung klaim ini.

  2. Imam sebagai Sumber Ilmu Gaib: Imam-Imam Syiah diyakini memiliki pengetahuan yang tidak terbatas dan mengetahui hal-hal yang ghaib. Beberapa ajaran Syiah bahkan menganggap bahwa Imam memiliki kemampuan untuk mengetahui masa depan dan segala yang tersembunyi, sebuah klaim yang tidak dapat dibuktikan dengan dalil dari Al-Qur’an atau Hadis.

  3. Imam sebagai Penyelamat Umat: Selain memiliki kedudukan tinggi di dunia, Imam-Imam Syiah dianggap sebagai penyelamat umat manusia. Banyak kelompok Syiah percaya bahwa Imam-Imam mereka memiliki kekuatan untuk menyelamatkan umat manusia dari kesulitan dan masalah. Mereka juga percaya bahwa Imam Mahdi, yang merupakan Imam terakhir dalam pandangan Syiah, akan muncul kembali untuk membawa keadilan dan kebenaran di dunia ini. Keyakinan ini menimbulkan spekulasi bahwa mereka akan menjadi sumber utama pengetahuan dan pembebasan umat Islam, yang pada kenyataannya bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa keselamatan datang hanya melalui mengikuti wahyu Allah dan petunjuk Nabi Muhammad ﷺ.

  4. Pemuliaan Berlebihan Terhadap Imam: Para pengikut Syiah sering kali memberikan penghormatan yang sangat tinggi kepada Imam, bahkan dalam bentuk yang berlebihan. Mereka menganggap Imam sebagai sosok yang lebih daripada manusia biasa, yang memiliki kedudukan hampir setara dengan Allah atau para nabi. Tindakan ini bertentangan dengan ajaran Islam yang hanya mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang layak disembah, dan Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi terakhir yang memberikan petunjuk kepada umat.


Bantahan terhadap Keyakinan Ghuluw dalam Syiah

1. Tidak Ada Dalil dalam Al-Qur’an dan Hadis yang Mendukung Ghuluw
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 285:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا إِلَيْكَ الْمَصِيرُ

"Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan (begitu pula) orang-orang yang beriman. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, (mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun antara rasul-rasul-Nya.'" (QS. Al-Baqarah: 285)

Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam tidak diperkenankan untuk membedakan antara rasul-rasul Allah. Semua rasul, termasuk Nabi Muhammad ﷺ, memiliki kedudukan yang sangat mulia, tetapi tidak ada yang melebihi kedudukan mereka sebagai manusia biasa yang mendapat wahyu.

2. Kedudukan Para Imam Tidak Lebih Dari Sahabat Nabi
Dalam pandangan Sunni, Imam hanyalah pemimpin yang memiliki tugas untuk memimpin umat Islam, bukan sebagai sosok yang memiliki kedudukan ilahi. Sahabat Nabi Muhammad ﷺ, yang diakui sebagai orang-orang terbaik di antara umat Islam, juga dihormati dalam Islam, tetapi mereka tidak dianggap maksum. Oleh karena itu, keyakinan bahwa Imam-Imam Syiah memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari sahabat atau bahkan lebih tinggi dari nabi adalah klaim yang tidak dapat dibenarkan.

3. Allah Adalah Sumber Petunjuk Utama, Bukan Imam
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya sumber petunjuk yang harus diikuti oleh umat Islam, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah penutup nabi-nabi. Tidak ada pernyataan dalam Al-Qur’an atau Hadis yang menyebutkan bahwa umat Islam harus mengikuti Imam sebagai sumber petunjuk utama setelah Nabi Muhammad ﷺ. Oleh karena itu, klaim bahwa Imam-Imam Syiah memiliki kekuasaan sebagai penyelamat umat Islam dan memiliki kedudukan lebih tinggi dari Nabi Muhammad ﷺ adalah bertentangan dengan ajaran dasar Islam.


Kesimpulan: Ghuluw dalam Ajaran Syiah

Keyakinan ghuluw yang ditempatkan pada Imam-Imam Syiah adalah sebuah penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya. Meskipun para Imam dihormati dalam tradisi Syiah, namun mereka bukanlah sosok yang memiliki kedudukan ilahi atau kekuasaan yang tidak terbatas. Semua klaim yang menganggap Imam-Imam Syiah sebagai sosok yang memiliki pengetahuan gaib, kemampuan luar biasa, atau kedudukan yang lebih tinggi daripada Nabi Muhammad ﷺ tidak dapat dibuktikan oleh dalil yang sahih dari Al-Qur’an dan Hadis.

Bahkan, dalam pandangan Islam yang benar, hanya Allah yang layak disembah, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah rasul terakhir yang diberikan wahyu. Oleh karena itu, setiap klaim yang mengagungkan Imam-Imam Syiah lebih dari batas yang ditentukan oleh syariat Islam harus ditanggapi dengan kritis.

(albert/syiahindonesia.com)





************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: