Sekilas Syiah Di Pekalongan
Bagaimana dinamika komunitas Syiah di Pekalongan? Selama ini, komunitas Syiah dikenal sebagai aliran yang tertutup di Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyak yang menyembunyikan keimannya (taqiyyah), sehingga kegiatan Syiah kurang bisa dikenal oleh masyarakat luas. Taqiyyah merupakan sebuah cara untuk mempertahankan keimanan di tengah tantangan atau penolakan dari masyarakat luas. Oleh sebab itu, para anggota Syiah memilih untuk bertaqiyyah untuk menyelamatkan jiwa dari kekerasan dan penolakan pihak luar.
Namun, hal ini nampak berbeda dengan komunitas Syiah di Pekalongan terutama dalam pesantren Al Hadi. Ponpes Al Hadi justru secara terbuka mengadakan ritual-ritual atau tradisi dengan tujuan agar Syiah lebih dikenal di Pekalongan. Di sisi lain, keterbukaan sikap ini untuk menghapus stigma negatif yang diberikan oleh masyarakat tentang Syiah. Ritual dan tradisi merupakan sebuah cara untuk memperkenalkan Syiah di Pekalongan demi menghapus stigma negatif yang melekat pada komunitas Syiah.
Penulis mencoba menjelaskan lebih jauh tentang komunitas Syiah di pesantren Al Hadi Pekalongan. Pondok pesantren Al Hadi Pekalongan merupakan salah satu pondok pesantren Syiah di Indonesia yang menjadi markas dari Syiah di Pekalongan. Pondok pesantren Al Hadi memiliki peran penting dalam perkembangan Syiah di Pekalongan dan Jawa Tengah. Pondok pesantren Al Hadi tidak hanya dijadikan sebagai tempat orang untuk mencari ilmu saja, melainkan juga di dalamnya dilakukan praktik-praktik atau ritual-ritual Syiah yang diselenggarakan setiap tahun.
Sejarah Pesantren Syiah Al Hadi Pekalongan
Sejarah pendirian Pondok Pesantren Al Hadi adalah bermula ketika Ustadz Ahmad Baraghbah lulus dari Universitas Hauzatu al-‘Ilmiyah di Qum, Iran, hendak mengamalkan ilmu yang diperolehnya dengan jalan dakwah. Dakwah tersebut mendapat respon positif dan negatif dari kalangan masyarakat sekitar. Ustadz Ahmad Baragbah menanggapi respon negatif dari masyarakat dengan kepala dan tangan dingin. Konsep Ukhuwah Islamiyyah adalah konsep yang diterapkan oleh ustadz Ahmad Baraghbah untuk menanggapi respon negatif dari masyarakat di sekitar pondok pesantren.
Dengan tetap menjalin persaudaraan sesama umat muslim walaupun berbeda madzhab adalah cara terbaik untuk tetap menjalin persaudaraan dan kesatuan umat Islam secara utuh. Selain itu, pendirian Pondok Pesantren Al Hadi Pekalongan juga didasarkan pada keprihatinan terhadap persepsi masyarakat Islam Indonesia yang keliru dalam menilai madzhab Syi‘ah.
Faktor kepedulian terhadap kederisasi bagi kalangan intern penganut Syi‘ah juga menjadi dasar penting dari pendirian Pondok Pesantren Al Hadi Pekalongan. Dari kaderisasi ini diharapkan akan terwujud sejumlah orang yang memiliki dasar keagamaan yang kokoh. Kaderisasi ini menurut ustadz Ahmad Baragbah hanya mungkin dilaksanakan lewat lembaga pendidikan pesantren.1
14 Juni 1989, 41 tahun yang (sekarang 2022-penulis)
Dari latar belakang pendirianya maka dapat dipahami bahwa salah satu landasan pendirian Pondok Pesantren al-Hadi adalah tidak dapat lepas dari dorongan kepentingan ideologis para pendirinya, yang berasal dari alumni Universitas Hauzatu al-‘Ilmiyah di Qum, Iran. Kepentingan ideologis itu tampaknya yang paling dominan dalam pendirian Pondok Pesantren al-Hadi. Atas bantuan dari keluarganya, Pondok Pesantren al-Hadi didirikan secara resmi, yaitu pada tanggal 14 Juni 1989 M (18 Dzulhijah 1409 H).
Santri yang belajar pada awal pendirianya hanya berjumlah empat orang yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah, yaitu Zaki, Lutfi, Ali dan Hasan (almarhum). Mereka dididik selama empat tahun dari tahun 1989 sampai 1992. Setelah itu mereka kemudian melanjutkan pendidikanya di Universitas Hauzatu al-‘Ilmiyah di Qum, Iran selama dua tahun, kemudian kembali ke Indonesia dan mengabdikan dirinya di Pondok Pesantren al-Hadi sebagai pengajar.
Nampaknya Pondok Pesantren al-Hadi Pekalongan adalah merupakan pondok pesantren Syi‘ah satu-satunya yang menjadi pendukung utama bagi regenerasi alumni al-Qum yang ada di Jawa Tengah. Sejak awal berdirinya pada tanggal 14 Juni 1989 M (18 Dzulhijah 1409 H) sampai sekarang, Pondok Pesantren al- Hadi mempunyai banyak alumni yang hampir tersebar di seluruh kota di Indonesia.
Bersambung ke bagian kedua
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: