Riyadh - Pesawat-pesawat tempur milik koalisi pimpinan Arab Saudi menggempur pangkalan kelompok pemberontak syiah Houthi di Yaman. Gempuran ini menjadi balasan atas serangan Houthi terhadap kilang minyak Saudi pada akhir pekan.
Seperti dilansir Bloomberg dan Al Jazeera, Senin (22/3/2021), sejumlah warga setempat menuturkan bahwa gempuran koalisi Saudi pada Minggu (21/3) pagi ini menargetkan kamp-kamp militer di ibu kota Sanaa yang dikuasai syiah Houthi. Saudi juga menargetkan fasilitas syiah Houthi di dekat bandara Sanaa dan di pinggiran ibu kota Yaman tersebut. Gempuran Saudi juga dilaporkan mengenai posisi syiah Houthi di Provinsi Hodeidah.
Beberapa warga Sanaa menuturkan kepada Reuters bahwa pesawat tempur koalisi Saudi membombardir area-area yang menjadi lokasi kamp militer syiah Houthi di Sanaa bagian selatan dan sebuah lokasi manufaktur militer di sebelah utara kota tersebut.
Secara terpisah, laporan Al-Masirah TV yang dikelola syiah Houthi juga melaporkan serangan udara koalisi Saudi di wilayah Sanaa.
Gempuran udara koalisi Saudi itu dilancarkan setelah syiah Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan enam drone bermuatan peledak di salah satu kilang minyak di Riyadh pada Jumat (19/3) lalu. Serangan drone itu memicu sebuah kebakaran, yang untungnya berhasil dikendalikan. Tidak ada laporan korban jiwa.
Pada Sabtu (20/3) waktu setempat, koalisi Saudi menyatakan pihaknya berhasil mencegat dan menghancurkan sebuah drone bermuatan peledak yang diluncurkan ke arah Khamis Mushait, Saudi bagian selatan.
Beberapa pekan terakhir, pemberontak syiah Houthi meningkatkan serangan ke wilayah Saudi. Otoritas Saudi dalam sejumlah pernyataannya mengklaim telah mencegat sebagian besar drone dan rudal yang ditembakkan syiah Houthi ke wilayahnya, dengan target bervariasi seperti bandara, pangkalan udara dan infrastruktur energi.
Serangan-serangan syiah Houthi ke Saudi itu memicu sejumlah kerusakan meskipun tidak parah dan jarang memicu korban jiwa.
Koalisi pimpinan Saudi memerangi syiah Houthi sejak Maret 2015, beberapa bulan setelah kelompok pemberontak yang didukung Iran itu menduduki ibu kota Sanaa. Konflik Yaman terus berlanjut hingga kini dan membuat Saudi dihujani kritikan internasional atas serangan udara yang tidak pandang bulu.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut situasi di Yaman sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia, dengan kelaparan massal, penyakit dan kemiskinan merajalela akibat konflik berkepanjangan. Sedikitnya 130 ribu orang, termasuk lebih dari 12 ribu warga sipil, tewas dalam konflik Yaman. Sumber : detik dot com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: