Media milik Badan Penyiaran Pemerintah Iran ini mengutip sumber militer yang tidak disebutkan namanya, biro media gerakan pemberontak Houthi Yaman melaporkan bahwa unit pertahanan rudal Yaman berhasil menargetkan pertemuan tentara Saudi di distrik Majazeh dengan tiga rudal Zelzal-1 pada hari sebelumnya.
Laporan itu mengatakan rudal itu berhasil mengenai target yang ditentukan dan membunuh atau melukai sejumlah tentara yang dipimpin oleh Saudi.
Bulan September, milisi pemberontak menyerang fasilitas minyak Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais, memangkas produksi minyak kerajaan sebesar 5,7 juta barel per hari. Serangan-serangan itu juga menyebabkan penghentian sekitar 50 persen produksi minyak mentah dan gas kerajaan, yang menyebabkan rekor kenaikan harga minyak.
Pasukan milisi Syiah dukungan Iran ini secara teratur menargetkan posisi di dalam Arab Saudi sebagai pembalasan atas perang yang dipimpin Arab Saudi, yang dimulai pada Maret 2015.
Serangan rudal pembalasan pada hari Ahad terjadi empat hari setelah tentara pemberontak mencegat dan menargetkan pesawat pengintai milik koalisi militer yang dipimpin Saudi ketika sedang terbang di atas wilayah perbatasan selatan kerajaan Jizan.
Perang sejauh ini telah merenggut lebih dari 100.000 jiwa, menurut ACLED, sebuah badan non-pemerintah yang mengumpulkan dan menganalisis data tentang kekerasan politik di seluruh dunia.
Rudal Zelzal-1 adalah roket artileri berat buatan Iran dengan kecepatan 160 km, dimiliki Angkatan Bersenjata Iran dan milisi Syiah Hizbullah (Lebanon). indonesiainside.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: