Breaking News
Loading...

Akidah Mujassimah Syiah Merupakan Akidah Kaum Yahudi
Syiahindonesia.com - Kaum Syiah yang muncul pada akhir Khalifah Usman bin Affan itu terpecah menjadi kelompok yang sangat banyak. Itu bisa dilihat dalam kitab Firaq al-Syiah yang ditulis orang Syiah sendiri, yaitu al-Naubakhty. Tapi, kelompok Syiah terbesar yang ada saat ini adalah Syiah Imamiyah di Iran, Syiah al-Isma’iliyah, dan Syiah Zaidiyah di Yaman.

Mengenai akidah Syiah, ulama Ahlussunnah (Sunni) yang menulis tentang kelompok (sekte) dalam dunia Islam itu menyatakan, bahwa akidah ulama Syiah generasi awal itu akidah Mujassimah atau tajsim (meyakini Tuhan punya jasad seperti manusia) dan akidah musyabbihah atau tasybih (menyamakan Tuhan dengan makhluk).

Hal ini bisa dilihat keyakinan ulama generasi awal Syiah, yaitu Hisyam bin al-Hakam, Hisyam bin Salim al-Jawaliqy, Yunus bin Abd al-Rahman al-Qumy, dan Muhammad bin al-Nukman alias Syaithan al-Thaq.

Dalam bukunya I’tiqadat al-Muslimin Wa al-Musyrikin, Imam al-Razy mengatakan, keyakinan mujassimah dan musyabbihah itu merupakan keyakinan Yahudi. Kemudian keyakinan ini terdapat di kalangan Syiah. Seperti Hisyam al-Hakam berkeyakinan bahwa Tuhan itu punya jasad. Hisyam juga mengatakan Tuhan itu seperti batangan emas murni. Hisyam juga mengatakan Tuhan itu seperti lilin. Hisyam al-Jawaliqy pula berkeyakinan bahwa Tuhan itu seperti manusia, punya tangan, kaki, mata, dan anggota badannya tidak terbuat dari daging dan darah. Yunus Abd al-Rahman al-Qumy pula berkeyakinan bagian atas jasad Tuhan itu ada lubang pori-porinya, dan bagian bawahnya tidak ada. Muhammad bin al-Nukman  pula meyakini bahwa Tuhan berdiam di Arasy, dan para malaikat memikul Arasy-Nya.

Keyakinan sesat akidah tajsim dan tasybih ulama Syiah generasi awal itu juga dipaparkan Imam Abu al-Hasan al-Asy’ary dalam kitabnya Maqalat al-Isalmiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin. Dan Imam Abu al-Muzaffar al-Isfarayini dalam bukunya al-Tabshir Fi al-Din.

Ternyata dalam literatur Syiah, empat ulama Syiah generasi awal penganut akidah sesat itu merupakan murid imam Syiah yang keenam, yaitu Ja’far al-Shadiq. Dan dalam kitab hadits pegangan utama kaum Syiah, Ushul al-Kafy yang ditulis oleh al-Kulainy pada bab al-Tauhid, ada riwayat menyatakan bahwa Ja’far al-Shadiq memuji Hisyam al-Hakam dan memintanya membina orang yang baru masuk Islam.

Padahal, bila dilihat dari sisi keilmuannya, Hisyam bin al-Hakam itu pernah tumbuh dan hidup di rumah seorang atheis, yaitu Abu Syakir. Begitu pernyataan ulama Syiah, Abu Ja’far al-Thusy dalam bukunya Rijal al-Kasysyi.

Sebagian ulama Syiah memuji empat ulama Syiah itu, dan mereka membantah riwayat keyakinan tajsim dan tasybih. Tapi, bantahan mereka itu tidak bisa diterima. Karena keyakinan sesat empat ulama Syiah itu ada terdapat dalam kitab hadis utama sekte Syiah, yaitu kitab Usul al-Kafy. Jika mereka membantah riwayat itu, berarti mereka meragukan kitab al-Kafy yang selama ini mereka yakini lebih mulia dari kitab hadits Imam al-Bukhari.

Memang, kitab hadis kaum Syiah Ushul al-Kafy itu diragukan kebenarannya. Sebab, mayoritas isi kitab itu riwayat dari Abu Abdullah Ja’far al-Shadiq. Kemudian dari ayahnya Muhammad al-Baqir. Kemudian dari anaknya Musa bin Ja’far. Kemudian dari anaknya Ali bin Musa. Anehnya, tidak ada dalam kitab itu hadis Nabi. Dan juga tidak ada riwayat dari Ali bin Abu Thalib, Sayyidah Fatimah, al-Hasan dan al-Husein.

Bahkan, ulama Syiah Ayatullah al-Barqa’iy dalam bukunya Naqd Kitab Ushul al-Kafy Li al-Kulayni menyatakan, mayoritas riwayat (hadis) dalam kitab al-Kafy itu dhaif (lemah) dan maudhu’ (palsu).

Mengenai Imam keenam Syiah, Ja’far al-Shadiq itu adalah anak Ummu Farwah binti al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar al-Shiddiq. Ummu Farwah itu anak Asma’ binti Abd al-Rahman bin Abu Bakar al-Shiddiq. Makanya, Ja’far al-Shadiq marah kepada kaum Syiah yang melaknat Abu Bakar al-Shiddiq.

Buktinya, ketika Salim bin Abu Hafshah menanya Ja’far al-Shadiq mengenai Abu Bakar dan Umar bin al-Khattab, lalu Ja’far al-Shadiq memerintahkan Salim mengakui kepemimpinan keduanya, dan jangan memusuhinya. Kemudian Ja’far al-Shadiq mengatakan, Abu Bakar al-Shiddiq itu adalah kakekku. Tak mungkin aku mencaci kakekku sendiri. Begitu yang disebut Imam al-Zahaby dalam bukunya Siyar A’lam al-Nubala’ (6/258).

Bahkan, ulama Syiah Abu Ja’far al-Thusy dalam bukunya Rijal al-Kasysyi menyebutkan riwayat penolakan Ja’far al-Shadiq terhadap orang-orang Syiah. Dia menyatakan, sedikit sekali pengikutnya dari kalangan Syiah.

Sejara jujur, ulama Ahlussunnah mengakui dan menghormati Ja’far al-Shadiq sebagai ulama Islam. Tapi, ulama Ahlussunnah meragukan semua riwayat yang dianggap Syiah dari Ja’far al-Shadiq yang terdapat dalam kitab Ushul al-Kafi. Sebab, penulis buku Ushul Mazhab al-Syiah, Dr. al-Qafary memaparkan berbagai riwayat ulama Syiah yang menyatakan bahwa Ja’far al-Shadiq sendiri tidak menerima riwayat Syiah yang berkaitan tentang dirinya. uin-suska.ac.id

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: