Breaking News
Loading...

Mereka Membela Syiah
Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Islam adalah agama yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman para salaf, yaitu para ulama yang seyogianya dikategorikan ulama, seperti para sahabat Nabi dan al-Khulafa ar-Rasyidin. Sebab, mereka adalah penyambung lidah Islam yang mewarisi langsung ilmu-ilmu Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam. Mereka memperjuangkan penegakan akidah Islam dan menuntun generasi selanjutnya untuk berjalan di atas metodenya (manhaj).

Islam tegak di atas akidah mereka yang mempertahankan al-Qur’an dan hadits, agar tidak hilang dan sirna dari umatnya. Itulah perjuangan mereka sebagai ulama, selalu menjadi garda terdepan pembelaan terhadap Islam.

Sungguh aneh kalau predikat ulama ini disematkan kepada mereka yang menyamakan Syiah dengan Sunni, atau menganggap Syiah bagian dari mazhab Islam. Artinya, perlu dipertanyakan status mereka sebagai “ulama”, apakah predikat yang disandangkan oleh umat kepada mereka itu sesuai dengan konsep pemikirannya yang tidak mengacu kepada ilmu ataukah tidak. Sebab, memang jelas bahwa pemikiran mereka bertolak belakang dengan Islam.

Lantas, siapakah yang disebut ulama yang menyejajarkan Syiah dengan Islam, sehingga tidak menyebut Syiah sesat? Ternyata mereka terbilang  pentolan bangsa ini, dianggap sebagai tokoh umat dan tokoh masyarakat yang menaruh simpati kepada Syiah, hingga akhirnya mereka termasuk dalam mata rantai kesesatan Syiah. Inilah kata mereka tentang Syiah.



Prof. Dr. Umar Shihab
“Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi Ulama Islam Internasional sebagai bagian dari Islam.”
(rakyatmerdekaonline.com)

Dr. Alwi Shihab (Mantan Menkokesra)
“Bangsa kita sangat membutuhkan ulama-ulama yang mampu melakukan pendekatan antar mazhab (Sunni-Syiah), pendekatan antar-pemikiran dan orientasi. Bangsa kita haus dengan tokoh Islam yang mampu mempersatukan umat. Selama ini yang banyak mengambil tempat adalah mereka yang gemar menyesatkan kelompok lain di luar mereka. Dan kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.”
Pernyataan yang sangat tendensius ini tidak selayaknya muncul dari seorang yang bergelar doktor. Akan tetapi, hal itu bukanlah mustahil ketika diketahui ternyata beliau adalah doktor lulusan Universitas Temple Amerika Serikat!

KH. Said Agil Siradj
“Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di universitas di dunia mana pun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.”
(tempo.co)
Dia juga mengatakan, “Muslim Indonesia yang dikenal Ahlus Sunnah sesungguhnya sudah menjadi Syiah minus Imamah.” (Kompas, 13 Mei 2007)

Prof. Dr. Din Syamsuddin
“Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama muslim.” (republika.co.id)

KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur)
“Syiah itu adalah NU plus imamah, dan NU itu adalah Syiah minus imamah.” (rakyatmerdekaonline.com)

KH. M. Maftuh Basyuni SH
“Baik Sunni maupun Syiah punya dasar yang sama, jadi tidak perlu dipertentangkan.” (Kompas, 13 Mei 2007)

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
“Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam, dalam perebutan kekuasaan dari masa sahabat, karenanya akidahnya sama, al-Qur’annya dan Nabinya juga sama.” (republika.co.id)

Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif
“Kalau Syiah, di kalangan mazhab dianggap sebagai mazhab kelima.” (okezone.com)

KH. Nur Iskandar SQ
“Kami sangat menghargai kaum muslimin Syiah.” (inilah.com)

Itulah pernyataan-pernyataan tokoh-tokoh masyarakat yang diulamakan, yang bersandar kepada hawa nafsu. Predikat yang disandangnya setinggi  langit belum tentu menghasilkan pendapat yang positif terhadap Islam. Mereka cenderung overdosis dalam mengambil kesimpulan.

Di dalam tubuh umat Islam, yang bergelar profesor itu banyak. Akan tetapi, hal itu tidak menjadikan jaminan bahwa seseorang agamanya benar. Kalau tujuan mencari ilmu hingga berhasil mencapai gelar doktor atau profesor hanya untuk sematan belaka, tidak berarti mereka mampu dalam ilmu agama. Sebab, dalam perspektif Islam, ilmu agama itu bisa dipelajari oleh siapa saja, tanpa dibatasi oleh doktrin perguruan tinggi yang salah kaprah.

Kaum muslimin hendaknya berhati-hati dan tidak mudah dikelabui oleh pernyataan-pernyataan miring yang bertolak belakang dengan ajaran Islam, yang justru menjadi angin segar bagi Syiah.


Sampai kapan pun, Syiah adalah kelompok yang sesat: sumber hukumnya berbeda dengan kaum muslimin, mereka mengubah isi al-Qur’an, bahkan meyakini bahwa al-Qur’an yang ada sekarang itu tidak lengkap, tidak memercayai hadits karena periwayatnya adalah para sahabat yang menurut mereka telah kafir dan murtad, dan berbagai keyakinan lain yang bukan akidah Islam.

Sumber Majalah Asy Syariah edisi 102 hlm 19–21

Manhajul-anbiya.net

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: