Breaking News
Loading...

Istri Istri Nabi Dalam Kacamata Mufasir Syiah Dan Sunni

 Oleh Zulkarnain El-Madury

Ini adalah kisah yang mempersembahkan apa yang ada dalam naungan ayat 53 surat al Ahzab. Tetapi kami mendiskusikan ayat 6 surat al ahzab berikut ini : Nabi lebih utama dari kaum mukminin dari pada diri mereka sendiri, dan istri istrinya adalah ibu ibu mereka.  Kalau kita baca dalam kitas tafsir Qurtuby, kita akan dapatkan

ูˆุฃุฒูˆุงุฌู‡ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู… ุดุฑู ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฃุฒูˆุงุฌ ู†ุจูŠู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุจุฃู† ุฌุนู„ู‡ู† ุฃู…ู‡ุงุช ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ; ุฃูŠ ููŠ ูˆุฌูˆุจ ุงู„ุชุนุธูŠู… ูˆุงู„ู…ุจุฑุฉ ูˆุงู„ุฅุฌู„ุงู„ ูˆุญุฑู…ุฉ ุงู„ู†ูƒุงุญ ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุฌุงู„

Dan istri istri [ maksudnya adalah istri Rasul]  adalah ibu ibu [orang orang beriman] , Allah telah memulyakan para Istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan memberikan status ibu ibu orang beriman , yaitu dengan memberikan kehormatan dan kemulayaan dengan larangan menikahinya. [Tafsir Qurtubi 33:6]

ูˆุฃุฒูˆุงุฌู‡ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู… ุฃูŠ : ู…ุซู„ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู… ููŠ ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุชุญุฑูŠู… ูˆู…ู†ุฒู„ุงุช ู…ู†ุฒู„ุชู‡ู† ููŠ ุงุณุชุญู‚ุงู‚ ุงู„ุชุนุธูŠู… ูู„ุง ูŠุญู„ ู„ุฃุญุฏ ุฃู† ูŠุชุฒูˆุฌ ุจูˆุงุญุฏุฉ ู…ู†ู‡ู† ูƒู…ุง ู„ุง ูŠุญู„ ู„ู‡ ุฃู† ูŠุชุฒูˆุฌ ุจุฃู…ู‡ ، ูู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ูˆู…ุฉ ู…ุฎุชุตุฉ ุจุชุญุฑูŠู… ุงู„ู†ูƒุงุญ ู„ู‡ู† ูˆุจุงู„ุชุนุธูŠู… ู„ุฌู†ุงุจู‡ู†

(Dan Istrinya adalah Ibu Ibu Mereka] maknanya : Mereka seperti ibu ibu mereka, didalamnya terkandung Perintah larangan menikahinya dan kedudukannya adalah kedudukannya yang berhak dimulyakan, tidak halal bagi seseorang menikahi dari salah satu istrinya, sebagaimana tidak boleh menikahi Ibunya sendiri. Ini adalah Ibu Ibu yang secara khusus diharamkan Nikah dengan cara mengagungkan dan memulyakannya. [Fathul Qadir, Tafsir Surah Ahzab]

ูˆู‚ูˆู„ู‡ : ( ูˆุฃุฒูˆุงุฌู‡ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู… ) ุฃูŠ : ููŠ ุงู„ุญุฑู…ุฉ ูˆุงู„ุงุญุชุฑุงู… ، ูˆุงู„ุฅูƒุฑุงู… ูˆุงู„ุชูˆู‚ูŠุฑ ูˆุงู„ุฅุนุธุงู… ، ูˆู„ูƒู† ู„ุง  ุชุฌูˆุฒ ุงู„ุฎู„ูˆุฉ ุจู‡ู† ، ูˆู„ุง ูŠู†ุชุดุฑ ุงู„ุชุญุฑูŠู… ุฅู„ู‰ ุจู†ุงุชู‡ู† ูˆุฃุฎูˆุงุชู‡ู† ุจุงู„ุฅุฌู…ุงุน
Dan Istrinya adalah Ibu Mereka; Memulyakan dan menghormati, ketundukan  keagungannya , tetapi tidak dizinkan berdua dengan mereka, dilarang menikahinya Dan keharamannya itu tidak melebar kepada anak anak perempuan mereka dan saudara perenpuan mereka, menurut Ijma. [Tafsir ibn Kathir, 33:6]

Kitab buka Tafsir Syiah al Mizan :

ูˆู‚ูˆู„ู‡: (ูˆุฃุฒูˆุงุฌู‡ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู…) ุฌุนู„ ุชุดุฑูŠุนูŠ ุฃูŠ ุงู†ู‡ู† ู…ู†ู‡ู… ุจู…ู†ุฒู„ุฉ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู… ููŠ ูˆุฌูˆุจ ุชุนุธูŠู…ู‡ู† ูˆุญุฑู…ุฉ ู†ูƒุงุญู‡ู† ุจุนุฏ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู…
Firman-Nya : dan istri istrinya adalah Ibu Mereka, Tasyri’ menjadikan mereka dengan keududukan sama dengan kedudukan Ibu Mereka, yang wajib ta’dzim kepada mereka. Juga larangan menikahi sesudah Nabi shallallahu’alaihi wasallam wafat.

Tafsir al Mizan, Vol. 16, p. 288
ูˆุฃุฒูˆุฌู‡ ุฃู…ู‡ุงุชู‡ู… ู…ู†ุฒู„ุงุช ู…ู†ุฒู„ุชู‡ู† ููŠ ุงู„ุชุญุฑูŠู… ู…ุทู„ู‚ุง ูˆููŠ ุงุณุชุญู‚ุงู‚ ุงู„ุชุนุธูŠู…


Istri Istrinya adalah Ibu Ibu mereka [ Orang Orang beriman] kedudukannya adalah kedudukan yang sama dengan ibunya sendiri yang berlaku haram secara mutlak juga wajib ta’dzim pada mereka.


ุนู† ุงู„ู‚ุงุฆู… (ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…) ุงู†ู‡ ุณุฆู„ ุนู† ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุทู„ุงู‚ ุงู„ุฐูŠ ููˆุถ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ (ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡) ุญูƒู…ู‡ ุฅู„ู‰ ุฃู…ูŠุฑ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† (ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…)؟ ู‚ุงู„: ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ุชู‚ุฏุณ ุงุณู…ู‡ ุนุธู… ุดุฃู† ู†ุณุงุก ุงู„ู†ุจูŠ (ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡) ูุฎุตู‡ู† ุจุดุฑู ุงู„ุฃู…ู‡ุงุช، ูู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ (ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡): ูŠุง ุฃุจุง ุงู„ุญุณู† ุฅู† ู‡ุฐุง ุงู„ุดุฑู ุจุงู‚ ู…ุง ุฏู…ู† ุนู„ู‰ ุงู„ุทุงุนุฉ ูุฃูŠุชู‡ู† ุนุตุช ุงู„ู„ู‡ ุจุนุฏูŠ ุจุงู„ุฎุฑูˆุฌ ุนู„ูŠูƒ ูุฃุทู„ู‚ู‡ุง ููŠ ุงู„ุฃุฒูˆุงุฌ، ูˆุฃุณู‚ุทู‡ุง ู…ู† ุชุดุฑู ุงู„ุฃู…ู‡ุงุช ูˆู…ู† ุดุฑู ุฃู…ูˆู…ุฉ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู†

Dari al Qaaim [ Mahdi ] ‘alaihissalam , bahwasanya beliau ditanya dari makna mutlaq, yang Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kebijakannya di berikannya kepada Ali Amirul Mukmini: Sesungguhnya Allah mensucikan namanya  terkait urusan Istri Nabi  shallallahu’alaii wasallam , mereka Istri Istri ditetapkan sebagai Ibu Ibu yang mulya yang tinggi keududukannya. Lalui Rasulullah bersabda:  Ya Abal Hasan, ini  kemulyaan mereka itu akan kekal selamanya selama mereka taat kepada Allah, kalau kemudian sesudah aku meninggal mereka bermaksiat kepada Allah, keluarkan dia, dan aku cerai sebagai istri, dan aku  cabu kedudukannnya sebagai Ibu orang orang beriman.

Catatan- catatan dari tafsir ini mengakui keudukan istri Nabi sebagai Ibu teragung dan mulya keudukannya sebagai Ibu Ibu Kaum Muslimin.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: