Syaihindonesia.com - Front Mahasiswa Islam (FMI) mengkritisi keras rencana pemerintah mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Bukan karena kampusnya, melainkan niat pemerintah yang mendatangkan dosen dari Syiah Iran dsb.
Rencana pembangunan UIII merupakan langkah yang baik dan patut didukung bila bertujuan untuk meningkatkan taraf kualitas pendidikan Islam di Indonesia. Namun, rencana tersebut dikotori dengan wacana mendatangkan tenaga pengajar dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Iran, dll, yang notabene bukan merupakan negara-negara Islam , sebagaimana ciri masyarakat Islam Indonesia.
“Ini merupakan upaya berbahaya, baik sengaja ataupun tidak, dapat merusak aqidah umat Islam Indonesia yang bercirikan Ahlu Sunnah wal Jama’ah,” ujar Ketua FMI Habib Ali Alatas melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/10).
FMI mengatakan, jika ingin mendatangkan tenaga pengajar dari luar negeri, masih banyak tenaga pengajar luar negeri dari institusi Akademis yang mu’tabar, dengan Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang sesuai ciri umat Islam Indonesia seperti Ulama & Cendikiawan Islam dari Universitas Al Azhar mesir, Universitas Al Ahgaff Yaman, Universitas Darul Hadits Maroko, dan lainnya.
Dengan sejumlah alasan tersebut, FMI meminta agar dihentikan rencana mendatangkan tenaga pengajar untuk UIII dari negara-negara yang tidak bercirikan Ahlu Sunnah wal Jama’ah sebagaimana ciri Umat Islam Indonesia.
“Jangan jadikan proyek UIII sebagai proyek propaganda Liberalisme perguruan tinggi Islam, serta paham lainnya yang merusak aqidah Islam,” tegas Ali. Eramuslim
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Rencana pembangunan UIII merupakan langkah yang baik dan patut didukung bila bertujuan untuk meningkatkan taraf kualitas pendidikan Islam di Indonesia. Namun, rencana tersebut dikotori dengan wacana mendatangkan tenaga pengajar dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Iran, dll, yang notabene bukan merupakan negara-negara Islam , sebagaimana ciri masyarakat Islam Indonesia.
“Ini merupakan upaya berbahaya, baik sengaja ataupun tidak, dapat merusak aqidah umat Islam Indonesia yang bercirikan Ahlu Sunnah wal Jama’ah,” ujar Ketua FMI Habib Ali Alatas melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/10).
FMI mengatakan, jika ingin mendatangkan tenaga pengajar dari luar negeri, masih banyak tenaga pengajar luar negeri dari institusi Akademis yang mu’tabar, dengan Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang sesuai ciri umat Islam Indonesia seperti Ulama & Cendikiawan Islam dari Universitas Al Azhar mesir, Universitas Al Ahgaff Yaman, Universitas Darul Hadits Maroko, dan lainnya.
Dengan sejumlah alasan tersebut, FMI meminta agar dihentikan rencana mendatangkan tenaga pengajar untuk UIII dari negara-negara yang tidak bercirikan Ahlu Sunnah wal Jama’ah sebagaimana ciri Umat Islam Indonesia.
“Jangan jadikan proyek UIII sebagai proyek propaganda Liberalisme perguruan tinggi Islam, serta paham lainnya yang merusak aqidah Islam,” tegas Ali. Eramuslim
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: