Breaking News
Loading...

Pangeran Saudi Ingin Damai saat Bicara Hubungan dengan Iran

 


 

Selama ini, hubungan Arab Saudi dan Iran selalu tegang. Pada 2016, Saudi memutuskan hubungan diplomatik. Kini, ada nada damai terdengar dari Pangeran Saudi mengenai hubungan dengan Iran.

Putusnya hubungan Saudi dan Iran berawal dari eksekusi mati seorang ulama Syiah terkemuka, Nimr al-Nimr (56) atas dakwaan terorisme, 2 Januari 2016. Warga Iran tidak terima. Kedutaan Saudi di Teheran Iran diserbu dan dilempari bom molotov.

4 Januari 2016, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengumumkan negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Seluruh diplomat Saudi di Iran diperintahkannya segera cabut dalam waktu 48 jam.

Sebenarnya, jauh sebelum insiden 2016, Saudi dan Iran memang tidak pernah akur. Tahun 1987, kebencian Iran ke Saudi menyeruak usai terjadi tragedi di Makkah Saudi, yakni saat 402 jemaah haji tewas, sebanyak 275 orang di antaranya berasal dari Iran.

Dua negara bertetangga itu senantiasa tercitra berseberangan. Iran berbudaya dan bahasa dominan Persia, mayoritas menganut Syiah, mendukung Bashar Al Assad di Suriah, mendukung Syiah Houthi di Yaman, dan anti-Amerika Serikat.

Sebaliknya, Saudi beretnis dan berbahasa Arab, dominan menganut Sunni, menentang Bashar Al Assad, memerangi Syiah Houthi di Yaman, dan bersekutu dengan Amerika Serikat.

Dilansir AFP, Rabu (28/4/2021), Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) menyampaikan pernyataan bernada damai saat berbicara soal Iran. Dia mengaku ingin punya hubungan baik dengan Iran.

Pembicaraan rahasia antara Saudi dengan Iran digelar sejak 9 April. Financial Times melaporkan Perdana Menteri (PM) Irak, Mustafa al-Khademi sebagai tokoh yang memfasilitasi Saudi dan Iran.

"Iran merupakan negara tetangga, dan semua yang kami inginkan adalah hubungan yang baik dan spesial dengan Iran," ucap MBS dalam wawancara yang ditayangkan pada Selasa (27/4) malam waktu setempat.

"Kami tidak ingin situasi Iran menjadi sulit. Sebaliknya, kami ingin Iran untuk bertumbuh... dan mendorong kawasan dan dunia menuju kemakmuran," imbuhnya.

MBS menambahkan bahwa Saudi tengah mengupayakan dengan mitra-mitra kawasan dan global untuk mencari solusi terhadap 'perilaku negatif' Iran.

Pernyataan terbaru MBS ini menandai pergeseran posisi dibandingkan pernyataannya dalam wawancara-wawancara sebelumnya, saat MBS mengecam Iran dan menuduh negara itu mengobarkan ketidakamanan di kawasan. Dalam wawancara terbarunya, MBS tidak membahas soal rencana perundingan apapun dengan Iran. (sumber ; detik dot com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: