Breaking News
Loading...

Jaga Tempat Suci Syiah di Damaskus, Anggota Senior Garda Revolusi Iran Tewas
Syiahindonesia.com - Seorang anggota senior Garda Revolusi Iran, Farhad Dabirian dinyatakan tewas di Suriah pada Jumat (06/03/2020).

Laporan ini diberikan oleh Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris dan rutin melaporkan situasi peperangan di Suriah.

Menurut Fars News, media yang dekat dengan Garda Revolusi Iran, Dabirian saat itu sedang menjaga tempat suci Sayida Zainab di bagian Selatan Damaskus, Suriah.

Dabirian dulunya seorang pimpinan Garda di Palmyra, sebuah kota kuno di pusat Suriah.
Para garda dan grup perwakilan Syiah dari berbagai negara termasuk Pakistan, Afghanistan, Irak dan Libanon sama-sama berjuang bersama pemerintah Bashar al-Assad dalam perang Suriah yang telah berlangsung selama sembilan tahun.

Saat ini kondisi di Suriah khususnya di Idlib cukup tenang berkat adanya gencatan senjata antara Turki- Rusia.

Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pemerintah Suriah untuk mundur jika tidak ingin 'tewas terpenggal'.

Setelah enam jam berbincang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Erdogan dengan murung mengumumkan adanya persetujuan yang memperkuat keuntungan teritorial pasukan Suriah yang didukung Rusia atas pemberontak yang didukung Turki.

Sejak kembali dari Rusia, Erdogan menyatakan kesepakatannya dengan Putin akan dilihat tergantung dari stabilitas di Idlib dan bagaimana perlindungan kepada warga sipil yang kebanyakan kini menjadi pengungsi di Turki sebanyak hampir satu juta orang dalam waktu tiga bulan.
"Gencatan senjata ini membawa kemajuan penting," ungkap Erdogan.

Jika gencatan senjata dipertahankan, memang akan menahan kemajuan pasukan yang setia kepada pemerintah Bashar al-Assad.
 
Dan sebaliknya meredakan ketakutan terbesar Turki yakni gelombang masuknya warga Suriah yang melarikan diri dari pemboman di Idlib dan melintasi perbatasannya dengan Turki bergabung dengan 3,6 juta pengungsi Suriah lainnya di Turki.

Tapi, patroli bersama antara pasukan Turki dan Rusia, yang merupakan salah satu poin kesepatakan gencatan senjata akan mengonsolidasikan kemenangan medan perang Assad belakangan ini. Hal itu juga memungkinkan Rusia menyebar lebih dalam ke Idlib dari pada sebelumnya.

"Tentara Suriah dapat dihentikan tapi tidak ditolak. Itu mungkin menjadi kerugian terbesar Turki." Kata Ozgur Unluisarcikli dari Germany Marshall Fund.

Baca juga: Menteri Pertahanan Turki: Tidak Ada Kekerasan di Idlib Selama Gencatan Senjata
Gencatan senjata Turki-Rusia menurut Unluhisarcikli bukanlah yang terakhir. "Bentrokan mungkin akan mulai lagi dalam beberapa hari mendatang."

Menurut sumber pengamat perang yang dikutip Jerusalem Post, 15 orang dinyatakan tewas dalam pertempuran antara pemberontak dengan pasukan pemerintah Bashar al-Assad di Idlib Selatan hanya beberapa jam setelah gencatan senjata diberlakukan. Namun, di tempat lain di provinsi itu, penduduk melaporkan kekerasan di sana mereda. kompas.com

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: