Breaking News
Loading...

Pendukung Pemimpin Syiah Irak Tembaki Para Pengunjuk Rasa Antipemerintah
Syiahindonesia.com, Baghdad – Pendukung tokoh Syiah Irak, Muqtada al-Sadr, juga dikenal sebagai topi biru, hari Senin diduga menembaki para pemrotes setelah penunjukan Mohammed Tawfiq Allawi sebagai perdana menteri negara itu.

Peristiwa ini terjadi setelah al-Sadr menarik dukungannya pada para pengunjuk rasa, memerintahkan pengikutnya, yang sering disebut ‘Topi Biru’ kembali ke Lapangan Tahrir, di mana para pendukungnya bentrok dengan para demonstran dan secara paksa mengambil alih bagian utama Lapangan Tahrir serta Restoran Turki yang telah di bawah kendali para pengunjuk rasa.

Saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ‘Topi Biru’ menembaki demonstran di Provinsi Al-Najaf, Irak selatan. Mereka mengatakan bahwa ‘Topi Biru’ membubarkan paksa para pengunjuk rasa dan membuka kembali jalan yang diblokir.

Di Provinsi Dhi Qar selatan lainnya, menurut media setempat, ‘Topi Biru’ membubarkan para pengunjuk rasa dari gedung-gedung pemerintah dan sekolah-sekolah dalam koordinasi dengan pasukan keamanan.

Sementara itu, ‘Topi Biru’ bentrok dengan pengunjuk rasa di provinsi Babil tengah karena yang terakhir menolak untuk mengakhiri aksi duduk mereka.

“Setelah keputusannya untuk menarik diri dari protes, popularitas al-Sadr tampaknya sudah mulai menurun,” kata Karrar Ahmed, seorang pengunjuk rasa dari Najaf, mengatakan kepada Al-Monitor.

Sebelumnya, akhir Januari, al-Sadr sempat mengatakan ia akan bersikap netral di tengah protes antipemerintah yang sedang berlangsung. “Saya adalah pendukung mereka … dan saya menganggap mereka sebagai pendukung bagi saya dan Irak. Namun, mulai sekarang saya akan berusaha untuk tidak mengganggu mereka, secara negatif atau positif, sampai mereka mempertimbangkan nasib Irak dan bahaya yang akan segera terjadi,” kata Sadr melalui akun twitter.

Di Baghdad, seorang jurnalis dan pengunjuk rasa Saher al-Barbouti melihat dampak penarikan al-Sadr.

“[Pada bulan Desember], pengunjuk rasa independen mulai secara bertahap menarik diri dari alun-alun karena pengikut Sadr mencoba mengendalikan pengunjuk rasa… mencoba untuk membungkam suara-suara lain dan memaksakan pendapat mereka. Penarikan baru-baru ini menyebabkan orang-orang independen untuk kembali dengan kuat,” katanya dikutip Reuters.

Namun, para pengamat mengatakan penarikan Sadr mengakibatkan penumpasan cepat oleh polisi anti huru-hara di kota-kota selatan pada 25 Januari, menewaskan sedikitnya 10 orang.

Irak diguncang oleh aksi protes massa sejak awal Oktober atas kondisi hidup yang buruk dan korupsi merajalela dan pengaruh Iran di negara itu, memaksa Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi untuk mengundurkan diri.

Lebih dari 500 orang telah tewas dan 17.000 lainnya terluka dalam protes itu, menurut komisi hak asasi manusia Irak.

Pada hari Sabtu, Presiden Irak Barham Salih mengangkat Allawi sebagai perdana menteri negara, menugaskannya untuk membentuk pemerintahan dalam waktu satu bulan. Namun pengangkatan Tawfiq Allawi tidak diterima para pemrotes, yang melihat pengangkatannya sebagai bagian komplotan oleh kelompok al-Sadr dan sekutunya milisi Syiah yang didukung Iran, kutip Reuters. indonesiainside.id

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: