Breaking News
Loading...

Keukeuh dengan Keyakinannya, Begini Kabar Pengungsi Syiah Sampang
Syiahindonesai.colm - Joanna Liani (26), pegiat kelas Tunas menyaksikan besarnya keinginan anak-anak di kelasnya untuk kembali pulang. Bahkan, ketika mereka diajak berwisata ke Taman Safari tahun lalu, kegembiraan bertemu dengan beragam satwa tak bisa menghapus ingatan akan kampung halaman.

Pada jam sekolah, murid kelas Tunas belajar di sekolah formal masing-masing. Ada yang di SD negeri, Madrasah Tsanawiyah, atau yang belajar di pesantren. Bertemu dan membaur dengan pelajar lain di Sidoarjo.

Namun, ketika bertemu di kelas Tunas, cita-cita mereka tak banyak berubah. Cita-cita yang tak terkikis waktu, sejak mereka terusir dari rumah pada 28 Agustus 2012, menghuni GOR Sampang selama delapan bulan, dan berakhir di Sidoarjo hingga kini.

 “Saat kami tanya cita-cita, mereka menjawab, ingin pulang,” ujar Liani.

Harapan ingin pulang bukan hanya ada di benak anak-anak.Tajul Muluk adalah koordinator pengungsi sejak keluar dari tanah kelahiran. Seperti Hamdi, laki-laki berusia 46 tahun itu juga ingin pulang ke kampung halaman.

“Upaya kami terus menyuarakan bahwa pulang itu harga mati, bahwa kami harus pulang, kejadian Sampang jangan jadi warisan buruk bagi generasi berikutnya,” katanya.

Namun ia tak berpangku tangan menunggu kapan bisa pulang. Masa depan anak-anak dua kampung itu tetap dipikirkan di tanah rantau. Ia mengupayakan anak-anak Sampang mendapatkan pendidikan dasar, fasilitas yang awalnya susah didapat lantaran prasangka buruk yang kuat tentang Syiah.

Mereka susah mendapat sekolah.

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: