Breaking News
Loading...

Ayat-ayat Setan Dari Persia Iran




Oleh : Zulkarnain elmadury


Kita dulu ingat dengan kisah Ayatullata Khomeini mengeluarkan sayembara menangkap hidup atau mati penulis buku the satanic verses yang ditulis Salman rushdie. Dan pembaca di dunia islam banyak yang terhipnotis oleh lelucon Ayatullata Khomeini, yang menyebarkan sayembara di berbagai media dan ditujukan kepada siapa saja yang bisa membawa Salman Rushdie. Sedangkan *Ayatullata Khomeini* sendiri menulis ayat-ayat setan yang digunakan sebagai senjata memperkosa anak kecil yaitu balita. Perbuatan menjijikkan dan kotor ini bagian dari nikah Suci model agama Syiah yang disebut dengan nikah mut'ah. Seorang balita pun bisa dinikahi, apalagi yang menikahi adalah Imam yang sangat disegani oleh Iran. Sehingga bisa dengan mudah mendapatkan keinginannya sebagaimana yang dituturkan di dalam bukunya menulis ayat setan, *Ayatullata Khomeini*.

Kisahnya sebagai berikut:

ولقد مر الخميني في احد أسفاره بصديق له يسكن ببغداد من أصل إيراني اسمه سيد صاحب. و أكرمه أيما إكرام وعند المبيت أبصر الخميني صبية عمرها أربع أو خمس سنوات ولكنها جميلة جدا فطلب الخميني من أبيها أن يتمتع بها ففرح أبوها اشد الفرح ولقد نام الخميني والصبية في حضنه ولقد كان يسمع صراخها وبكاءها . وعند أصبح الصباح سأل احدهم الخميني : هل يتمتع بالطفلة ؟ فقال: إن التمتع بها جائز ولكن بالمداعبة والتقبيل والتفخيذ أما الجماع فأنها لا تقوى عليه

"Dan sesungguhnya dalam salah satu perjalanannya Khomeini melintasi salah seorang temannya yang dijadikan persinggahan di Baghdad (Irak) asal Iran dan namanya ialah Sayyid Shahib, dia memuliakan Khomeini dengan penghormatan yang luar biasa. Ketika menginap, Khomeini melihat seorang anak perempuan yang umurnya masih 4 atau 5 tahun, akan tetapi (Wanita kecil tersebut) SANGATLAH CANTIK. Maka Khomeini meminta kepada ayahnya untuk ber-MUT'AH dengan anak perempuan kecil tersebut, maka senanglah hati sang ayah dengan kebahagiaan yang luar biasa. Dan sesungguhnya Khomeini tidur dan si anak perempuan kecil tersebut berada dipangkuannya, dan kemudian sesungguhnya terdengar :JERITAN DAN TANGISAN ANAK PEREMPUAN KECIL ITU !! Di pagi harinya, bertanyalah salah seorang dari mereka kepada Khomeini : Apakah anda ber-MUT'AH dengan anak kecil ?? Maka Khomeini menjawab :Sesungguhnya ber-MUT'AH dengan anak kecil adalah boleh, akan tetapi dengan cumbuan dan ciuman serta himpitan paha (meletakkan kemaluan diantara dua pahanya), adapun menjima' maka (Wanita kecil tersebut) belum kuat untuk melakukannya." 

[لله ثم للتاريخ (حسين الموسوى) ص 37-39]

Perlakuan biadab Khomeini Az-Zindiq di atas adalah sebagaimana ia membenarkan dan menyatakan dalam kitabnya Tahrirul Wasilah Juz 2 halaman 221 dalam masalah nomor 12 seperti berikut :

وأما سائر الاستمتاعات كاللمس بشهوة والضم والتفخيذ فلا بأس بها حتى في الرضيعة


"Dan adapun bersenang-senang seperti menyentuh dengan syahwat, bergumul dan menghimpitkan kemaluan di paha maka (hukumnya) tidak apa-apa, walaupun pada anak kecil yang masih menyusui"

Kisah biadab ayatullah Khomeini ini tidaklah kemudian menuai kritik dari bangsa Iran yang mayoritas adalah pemeluk agama Persia baru yang bernama Syiah, adalah agama kloningan dari agama majusi yang pernah ada di dalam kehidupan masyarakat Persia waktu itu. Dengan berganti nama agama Syiah akan lebih leluasa mendiskreditkan agama Islam, diantaranya persoalan nikah mut'ah ini yang sebenarnya sudah tidak ada lagi di dalam Islam. Tapi demi syahwat dan nafsu kebiasaan penguasa-penguasa Persia, agama Syiah melegalisasi nikah mut'ah yang semestinya tidak terjadi di dalam Islam. Tetapi Ambisi ayatullah Khomeini membuat nikah mut'ah menjadi salah satu topik dan penghasilan negara yang paling banyak mendatangkan pengunjung dari dunia luar, bisa disebut kalau negara Iran itu sebenarnya adalah negara para germo dan menyemarakkan virus penyakit AIDS di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.

Itu kalau dilihat dari statistik perkembangan nikah mut'ah di Iran dan penyakit yang pesat berkembang, adalah bagian dari kampanye nikah mut'ah sebagai salah satu cara menjaring orang memeluk agama Syiah.

Ayat setan di atas menggambarkan bagaimana seorang anak kecil dengan biadab diperlakukan dengan kasar dan menjerit jerit, layakkah seorang Imam melakukan kekejian terhadap anak yang belum tahu apa-apa, hanya otak sehat yang bisa menjawabnya


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: