Breaking News
Loading...

Soroti Syiah di Indonesia, Senat Mahasiswa Ushuludin Al Azhar Kairo Adakan Dialog Ilmiah
Syiahindonesia.com - Hari Jumat  (8/02/2019), Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin  Universitas Al Azhar  Kairo menggandeng intelektual muslim  muda asal Indonesia Dr. Syamsuddin Arif mengadakan dialog ilmiah di Pusat Pengkajian Ruwaq Indonesia di Darosah Kairo membahas masalah Syiah di Indonesia.

Dosen Pascasarjana di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor dan  mantan Direktur Eksekutif  Institute for The Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Jakarta ini mengangkat tema menarik “Menyoroti Syiah di Indonesia”. Acara yang dimoderatori oleh Ustad Hidayatulloh, Lc. M.A. ini menyedot perhatian lebih dari seratus tiga puluh mahasiswa Indonesia di Kairo.

Dalam pemaparannya, Syamsuddin Arif yang juga mantan dosen Universitas  Teknologi Malaysia (UTM) itu mengatakan bahwa umat Islam harus sadar dan paham tentang Syiah karena kelompok ini telah, masih, dan terus hidup dan berkembang di Indonesia.

”Jadi jika di sebutkan Syiah maka kita harus tau Syiah seperti apa yang dimaksud,” katanya.

Ia menerangkan tiga macam Syiah. Pertama adalah Syiah terminologis atau Syiah secara bahasa.

“Secara bahasa (lughawî), Syiah berarti  al atbâ’u wal anshôr  yaitu pengikut atau pendukung.  Kedua adalah Syiah Politis (siyâsî) yaitu nama kelompok politis pada zaman lalu yang mendukung dan mengedepankan kepemimpinan atau keimamahan Ali radhiyallahu ‘anhu  atas Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiyallahu’anhum.  Ketiga adalah Syiah ideologis atau Syiah kepercayaan (i’tiqâdî), yang dalam hal ini bisa dibedakan menjadi  tiga tingkatan, tingkatan pertama adalah Syiah tafdhili yaitu syiah yang percaya bahwa Sayyidina Ali itu lebih afdhol daripada sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman tanpa mencela dan melaknat mereka contoh nya adalah sekte Syiah Zaydiyah.

Kedua, Syiah Rofidhi yaitu syiah yang menentang dan menolak kekhalifahan para khalifah sebelum dan selain Ali. Yang ketiga yaitu Syiah Ghulat yaitu Syiah yang melampaui batas dari sekedar mengunggulkan Ali di atas  para Sahabat Nabi yang lain bahkan mereka menuhankan Ali radiyallahuanhu, contoh sekte ini adalah Syiah Imamiyah yang melakukan tafdil, taqdis, dan bahkan tafkir kepada orang selain dari sektenya.

Di Indonesia sendiri, menurutnya, banyak orang yang mencoba mencari titik temu dan mengabaikan banyak perbedaan, meski perbedaan itu sangat fundamental seperti orang-rang Syiah gemar melakukan penghinaan kepada para Sahabat nabi. Kedua keyakinan akan raj’ah dan tanasukh. Bagi mereka status non-Syiah (Ahlus Sunnah) adalah murtad dan boleh dibunuh.”

Berbicara Syiah maka kita berbicara Husein-sentrisme yaitu reduksi agama dan imam kepada keturunan Husein. Apa sebab? Ternyata dalam legenda jatuhnya Persia ke tangan orang Islam pada zaman Kekhalifahan Umar kita ketahui bahwa raja Persia memiliki beberapa anak yang salah satu di antaranya bernama Syahrbanu. Putri Syahrabanu telah dinikahkan dengan Husein bin Ali agar tidak menjadi tawanan yang terhina.  Dapat dikatakan bahwa pernikahan Husein bin Ali dengan putri Syahrabanu adalah pernikahan dua keturunan bangsawan, yaitu Husein dari bangsawan Quraisy dan Putri Syahrbanu dari bangsawan Persia yang menjadi ciri Imamologi Syiah. Maka pada perjalanannya, boleh dikata Syiah itu hasil perkawinan Iran dan Islam yang lebih mengarah pada Iranisasi Islam daripada Islamisasi Iran.

Dalam sesi tanya jawab, Syamsuddin Arif menjelaskan bahwa Syiah yang berada di Indonesia adalah mereka yang bersektekan Syiah Imamiyah Isna’asyariyah, dan untuk menghadapi mereka kita harus menyiapkan diri kita dengan ilmu dan sikap yang ilmiah karena menurutnya Syiah politik itu sudah tidak ada yang ada sekarang adalah Syiah Ideologi atau Syiah ‘Itiqodiyah.

Dialog yang berlangsung selama 2 jam dengan berbagai pertanyaan dan tanggapan dari para peserta ini akhirnya ditutup dengan pembacaan doa dan antusias hadirin yang menggelora. Hidayatullah.com

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: