Breaking News
Loading...

Ingin Rebut Wilayah Suriah Selatan, Rezim Syiah Nushairiyah Tingkatkan Serangan
Syiahindonesia.com, Daraa – Jet tempur rezim Suriah dan Rusia menghantam daerah-daerah oposisi di Suriah selatan untuk merebut kembali provinsi Daraa, Quneitra dan beberapa bagian dari Sweida. Aktivis lokal dan komandan oposisi menyebut serangan mematikan itu mirip dengan serangan di pinggiran Ghouta Timur dua bulan lalu.

Pada hari Ahad (24/06/2018), jet Rusia menghantam kota Busra la-Harir, timur laut Daraa. Serangan Rusia menjadi cover bagi tentara rezim untuk merebut kembali wilayah strategis yang berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Dua pusat pelacakan yang memantau pergerakan pesawat militer mencatat setidaknya terjadi dua puluh serangan di Busra al-Harir.

“Kami telah melacak satu sortie dari 5 jet Rusia yang melakukan 25 serangan,” kata seorang sumber yang mengatakan bahwa jet tempur berangkat dari pangkalan udara Hmeimim Rusia di provinsi pantai barat Latakia di Suriah.

Aktivis setempat mengatakan sedikitnya empat orang tewas pada hari Ahad. Ini menambah jumlah korban tewas menjadi 30 dalam lima hari terakhir. Pasukan rezim Suriah sejauh ini telah menggunakan artileri dan roket dalam serangan.

Bashar Assad telah bersumpah untuk merebut kembali wilayah-wilayah strategis. Pasukannya mulai meningkatkan serangannya di sana pekan lalu, sehingga mengancam zona “de-eskalasi” yang disepakati tahun lalu.

Yordania telah menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan itu. Jumana Ghanimat selaku menteri urusan mengatakan negaranya tidak akan bisa menjadi tuan rumah gelombang baru pengungsi Suriah.

“Jumlah besar warga Suriah yang kami pandu dalam hal sumber daya keuangan dan infrastruktur tidak memungkinkan untuk penerimaan gelombang baru pencari suaka,” katanya kepada AFP.

Sekitar 650.000 pengungsi Suriah telah terdaftar dengan PBB di Yordania sejak melarikan diri dari konflik yang telah berlangsung selama tujuh tahun sejak protes anti-rezim yang damai pada tahun 2011.

Amman memperkirakan jumlah sebenarnya lebih dekat dengan 1,3 juta orang. Sementara dana yang telah menghabiskan lebih dari US $ 10 miliar (RM40 miliar) untuk menjadi tuan rumah.

“Yordania tidak dan tidak akan meninggalkan peran kemanusiaannya dan komitmennya terhadap charter internasional, tetapi telah melampaui kemampuannya untuk menyerap (lebih banyak pengungsi),” kata Ghanimat yang menjadi juru bicara pemerintah.

“Setiap orang harus bekerja sama untuk menghadapi setiap gelombang pengungsi baru di dalam perbatasan Suriah,” katanya, menambahkan Jordan akan bekerja dengan “organisasi yang peduli” untuk menemukan pengaturan bagi pengungsi di dalam Suriah. Kiblat.net

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: