Breaking News
Loading...

Pemahaman Menyimpang Syiah dalam Buku "Amirul Mukiminin Ali KW" (Bag. 2)
Syiahindonesia.com - Artikel ini adalah kelanjutan dari postingan: Pemahaman Menyimpang Syiah dalam Buku "Amirul Mukiminin Ali KW" (Bag. 1).

 Berikut akan kami paparkan pemahaman sesat Syiah yang tertuang dalam buku mereka berjudul "Teladan Abadi Ali bin Abi Thalib."

Penyusun: Tim the Ahl-Ul-Bayt World Assembly
Penerjemah: Saleh Lapadi
Penyunting: Abu Muhammad
Proof reader: Syafruddin Mbojo
Cetakan: Al Huda tahun 2008

11. Syiah menuduh Ali RA telah melakukan taqiyah semasa hidup beliau. Syiah mengibaratkan Ali sebagai Ashbatul Kahfi yang menyembunyikan imannya dari masyarakat sekitarnya. Menurut Syiah, Ali telah mendapat dua pahala karena perilaku tersebut, yaitu ia telah menggengggam imannya dan karena taqiyah yang dilakukannya.

12. Syiah menuduh para Sahabat telah melakukan pembangkangan terhadap nas-nas yang telah diucapkan Rasulullah dalam perkara menjadikan Ali sebagai pemimpin kala itu. Syiah berkeyakinan para sahabat telah melakukan makar sedemikian rupa agar Ali tidak menjadi pemimpin sepeninggal Nabi. Syiah juga berkeyakinan bahwa kala itu sebenarnya Ali tahu siapa yang layak menduduki tampuk khilafah sepeninggal Nabi, namun Ali menahan kesabarannya sedemikian rupa hingga 25 tahun lamanya.

13. Syiah berdusta atas nama Anas bin Malik, bahwasanya Anas berkata: "Kenabian diturunkan kepada Muhammad saw pada hari senin, dan Ali melakukan salat pada hari Selasa."

14. Syiah berkeyakinan bahwa Allah telah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menunjuk Ali sebagai pemimpin di hadapan kaum Muslimin.

15. Syiah berdusta atas Nabi Muhammad, bahwa Nabi bersabda: "Allahu Akbar, Allah Mahabesar atas penyempurnaan agama dan penyelesaian nikmat dan keridhaan Allah akan risalah yang aku emban dan kepemimpinan Ali sepeninggalku."

16. Syiah berkeyakinan bahwa sebenarnya Abu Bakar dan Umar telah menyalami Ali dan pasrah Ali sebagai pemimpin, seraya berucap: "Selamat, selamat atasmu, wahai Ali! Engkau telah menjadi pemimpinku dan pemimpin semua kaum Muslimin dan kaum Muslimah." Semua masuk mengucapkan selamat kepada Ali bahkan istri-istri Nabi dan istri-istri kaum muslimin yang mengikuti ibadah haji -tanpa terkecuali- mengucapkan selamat kepadanya.

17. Syiah berkeyakinan bahwa ketika penunjukan khalifah pertama (Abu Bakar) telah terjadi persengkokolan diantara para sahabat untuk mengenyahkan Ali dari pemerintahan dan menyerahkan kepemimpinan umat Islam keapda orang-orang yang menyelengkan kekuasaan (Khalifah pasca Rasulullah).

18. Syiah berkeyakinan bahwa sistem Syura yang dirintis Umar RA tidak memiliki legitimasi apapun, bahkan mengandung poin yang saling kontradiktif.
19. Tatkala khallifah Umar hendak diganti, Syiah menganggap bahwa Umar ingin agar Ali tidak menggantikan posisinya sembari merendahkan derajat, posisi dan kelayakan Ali RA sebagai seorang pemimpin. Syiah juga beranggapan bahwa anggota Sura yang dipilih Umar punya maksud-maksdu tertentu agar peluang Usman RA untuk terpilih lebih besar ketimbang Ali, sedangkan Ali (menurut Syiah) lebih layak dengan legitimasi Allah dan Rasul-Nya.

20. Syiah berdusta dengan mengatakan bahwa Umar RA memerintahkan untuk membunuh enam orang anggota Syura ketika tidak ada kesepakatan atau malah tidak setuju (tidak sesuai dengan perintah Umar RA).

21. Syiah berkeyakinan bahwa Ali menangkap rencana makar untuk melenyapkannya dari kekhalifahan dan mengeluarkan pemerintah Islam dari jalur yang senenarnya. Ketika keluar dari tempat Umar RA, ia bertemu dengna pamannya, Abbas. Akhirnya, ia menyampaikan apa yang terjadi dengan berkata kepadanya, "Wahai paman! Kekhalifahan telah disingkirkan dari kita." Sang pamanpun berkata, "Siapa yang memberitahumu akan hal ini?" Ali menjawab, "Aku disandingkan dengan Usman bin Affan..."

22. Syiah berdusta atas nama Ali RA, bahwa Ali RA berkata; "Wahai manusia! Kalian tahu benar bahwa yang paling layak untuk menjadi khalifah adalah aku, bukan yang lainnya!"

23. Syiah berkeyakinan bahwa ketika terpilihnya Usman sebagai Khalifah setelah Umar, Ali mengambil sikap dan secara terang-terangan menentang kepemimpinan Usman. Mereka juga berkeyakinan bahwa banyak sahabat yang mengingkari kepemimpinan Usman.

Penelliti: Said

(nisyi/syiahindonesia.com)

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: