Syiahindonesia.com - Revolusi Iran tahun 1979 menjadi titik balik penting dalam sejarah penyebaran paham Syiah di tingkat global. Sejak saat itu, Republik Islam Iran tidak hanya tampil sebagai negara berideologi Syiah, tetapi juga sebagai pusat internasional dakwah, politik, dan kebudayaan Syiah yang terorganisir rapi. Penyebaran ini dilakukan melalui jalur pendidikan, diplomasi, media, bantuan sosial, budaya, hingga dukungan politik dan militer di berbagai negara. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif bagaimana peran Iran dalam menyebarkan paham Syiah ke seluruh dunia, sekaligus dampaknya bagi dunia Islam, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
1. Revolusi Iran 1979: Awal Globalisasi Ideologi Syiah
Revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhullah Khomeini bukan sekadar pergantian rezim politik, tetapi perubahan besar yang menjadikan Wilayatul Faqih (kekuasaan ulama Syiah) sebagai dasar negara. Sejak itu, Iran menempatkan dirinya sebagai:
-
Pemimpin spiritual dunia Syiah
-
Pelindung kepentingan politik Syiah internasional
-
Pusat ekspor revolusi ideologi Syiah
Khomeini secara terbuka menyatakan bahwa revolusi Iran bukan hanya untuk Iran, tetapi untuk seluruh umat manusia—sebuah konsep yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan luar negeri Iran.
2. Strategi Utama Iran dalam Menyebarkan Syiah
a. Jalur Pendidikan dan Beasiswa Internasional
Iran membuka ribuan beasiswa bagi pelajar asing untuk belajar di:
-
Qom
-
Mashhad
-
Teheran
Di lembaga-lembaga ini, mereka dididik dengan kurikulum akidah Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah. Setelah kembali ke negara asal, para alumni ini dijadikan:
-
Dai
-
Dosen
-
Pemimpin komunitas
-
Penggerak ormas Syiah
Model ini sangat efektif karena mencetak kader lokal yang menyebarkan paham Syiah dengan bahasa dan budaya setempat.
b. Penerbitan Buku dan Terjemahan Literatur Syiah
Iran sangat aktif dalam:
-
Menerjemahkan kitab-kitab Syiah ke berbagai bahasa
-
Mencetak jutaan eksemplar buku gratis
-
Mengirimkannya ke Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika
Buku-buku ini umumnya berisi:
-
Doktrin Imamah
-
Pembelaan terhadap nikah mut’ah
-
Konsep imamah Mahdi
-
Penafsiran Syiah terhadap Al-Qur’an
-
Kritik terhadap para sahabat Nabi
c. Media Internasional Berbasis Syiah
Iran mendirikan dan mendanai media tertutup dan terbuka seperti:
-
TV satelit
-
Kanal YouTube
-
Website multibahasa
-
Film dan dokumenter sejarah versi Syiah
Media ini dipakai untuk:
-
Mengangkat tragedi Karbala sebagai alat emosional
-
Membangun citra korban bagi Syiah
-
Menyudutkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah
-
Menormalisasi penyimpangan akidah Syiah di mata publik
d. Diplomasi dan Lembaga Kebudayaan
Melalui Kedutaan Besar dan Iranian Cultural Center, Iran menyebarkan Syiah lewat:
-
Seminar lintas agama
-
Kegiatan budaya Persia-Syiah
-
Pelatihan dai lintas negara
-
Bantuan dana untuk komunitas Syiah minoritas
Pendekatan ini sering dikemas dengan istilah:
-
“Dialog Islam”
-
“Persatuan umat”
-
“Perlawanan terhadap Barat”
Namun di balik itu terdapat agenda ideologis Syiah yang kuat.
3. Peran Militer dan Politik: Ekspor Syiah melalui Konflik
Iran juga memainkan peran besar melalui jalur militer dan geopolitik, antara lain:
a. Lebanon – Hizbullah
Kelompok Hizbullah secara terang-terangan menjadi perpanjangan tangan ideologi dan militer Iran di Timur Tengah.
b. Irak dan Suriah
Iran mendukung milisi Syiah untuk:
-
Memperluas pengaruh Syiah
-
Mengubah komposisi keyakinan wilayah
-
Mengontrol jalur strategis regional
c. Yaman – Houthi
Iran memberi dukungan pada kelompok Houthi yang berideologi Syiah Zaidiyah untuk melawan pemerintahan Sunni.
Pola ini menunjukkan bahwa Syiah tidak hanya disebarkan melalui dakwah, tetapi juga lewat kekuatan senjata.
4. Peran Iran dalam Penyebaran Syiah di Asia Tenggara
Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pengaruh Iran terlihat melalui:
-
Beasiswa ke Qom dan Teheran
-
Pendirian yayasan pendidikan Syiah
-
Majelis Asyura dan Arbain
-
Penerjemahan buku Syiah ke Bahasa Indonesia
-
Penggunaan narasi toleransi untuk menutupi penyimpangan akidah
Sebagian lembaga ini kemudian menjadi pusat penyebaran:
-
Doktrin Imamah 12
-
Taqiyyah
-
Nikah mut’ah
-
Pengultusan Ahlul Bait secara berlebihan
5. Pandangan Islam Ahlus Sunnah terhadap Politik Penyebaran Akidah Menyimpang
Islam menegaskan bahwa penyebaran agama harus berdasarkan kebenaran, bukan manipulasi dan kepentingan politik. Allah Ta’ala berfirman:
وَاعۡتَصِمُوا۟ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُوا۟
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”
(QS. Ali ‘Imran: 103)
Rasulullah ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya: Kitabullah dan Sunnahku.”
(HR. Malik)
Ayat dan hadits ini menegaskan bahwa ukuran kebenaran adalah Al-Qur’an dan Sunnah, bukan revolusi politik, tokoh tertentu, atau kepentingan negara.
6. Dampak Global Penyebaran Syiah oleh Iran
Beberapa dampak besar yang telah terjadi di dunia Islam:
-
Meningkatnya konflik sektarian
-
Retaknya persatuan umat
-
Munculnya propaganda kebencian terhadap sahabat Nabi
-
Masuknya praktik Syirik dan bid’ah dalam ibadah
-
Politisasi agama atas nama Ahlul Bait
Ini semua bertentangan dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang menekankan persatuan, tauhid, dan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.
7. Sikap yang Harus Diambil Umat Islam
Umat Islam, khususnya di Indonesia, harus:
-
Memperdalam akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
-
Belajar tafsir dan hadits dari ulama yang lurus
-
Waspada terhadap konten media Syiah
-
Mengkritisi buku-buku terjemahan asing
-
Melaporkan penyebaran ajaran menyimpang melalui jalur hukum dan edukasi
Allah Ta’ala berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓا۟
“Wahai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya.”
(QS. Al-Hujurat: 6)
Kesimpulan
Peran Iran dalam menyebarkan paham Syiah ke seluruh dunia sangat terstruktur, sistematis, dan melibatkan berbagai instrumen: pendidikan, media, diplomasi, bantuan sosial, hingga kekuatan militer. Penyebaran ini tidak semata-mata bersifat keagamaan, tetapi juga sarat dengan kepentingan geopolitik dan ideologi.
Bagi umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kewaspadaan terhadap penyebaran akidah menyimpang ini adalah bagian dari menjaga kemurnian tauhid dan sunnah Rasulullah ﷺ. Perlawanan terhadap penyimpangan tidak dilakukan dengan kekerasan, tetapi dengan ilmu, dakwah, dan pendidikan yang lurus.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: