Breaking News
Loading...

Penyimpangan Konsep Takiyah dalam Ajaran Syiah


Syiahindonesia.com -
Takiyah adalah salah satu doktrin paling kontroversial dalam ajaran Syiah. Dalam praktiknya, konsep ini bukan sekadar “menyembunyikan iman karena darurat”, tetapi telah mengalami penyimpangan serius hingga berubah menjadi alat pembenaran dusta, manipulasi, dan pengelabuan terhadap umat Islam. Takiyah bukan lagi rukhshah (keringanan) karena terpaksa, melainkan strategi ideologis permanen dalam menyebarkan akidah Syiah.

Artikel ini mengungkap bagaimana konsep takiyah diselewengkan dalam ajaran Syiah, dalil-dalil bantahannya dari Al-Qur’an dan Sunnah, serta bahayanya bagi persatuan dan kejujuran umat Islam.


1. Pengertian Takiyah dalam Islam yang Benar

Dalam Islam (Ahlus Sunnah), takiyah berarti menyembunyikan iman dalam kondisi darurat yang mengancam nyawa, seperti saat dipaksa kafir di bawah ancaman pembunuhan.

Dalilnya:

﴿ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ ﴾
“Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam keimanan.”
(QS. An-Nahl: 106)

Contohnya adalah ‘Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu yang dipaksa mengucapkan kekufuran dalam keadaan disiksa, sementara hatinya tetap beriman.

✅ Ciri takiyah yang benar:

  • Dalam kondisi darurat ekstrem

  • Ancaman nyawa atau siksaan berat

  • Bersifat sementara

  • Bukan untuk menipu umat Islam

  • Tidak dijadikan metode dakwah


2. Takiyah dalam Syiah: Dari Rukhshah Menjadi Doktrin Pokok

Berbeda dengan Islam Ahlus Sunnah, Syiah menjadikan takiyah sebagai prinsip inti agama. Dalam kitab-kitab utama Syiah disebutkan:

  • “Agama itu adalah takiyah.”

  • “Tidak ada iman bagi orang yang tidak bertakiyah.”

  • “Sembilan per sepuluh agama adalah takiyah.”

Ini berarti dalam doktrin Syiah:

  • Berdusta boleh,

  • Menyembunyikan akidah boleh,

  • Berpura-pura Sunni boleh,

  • Mengucapkan hal yang bertentangan dengan hati dianggap ibadah.

Takiyah tidak lagi bersifat darurat, tetapi menjadi strategi permanen dalam beragama dan berdakwah.


3. Takiyah Dijadikan Alat Legalisasi Kedustaan

Dalam praktik yang diajarkan Syiah:

  • Seorang Syiah boleh berpura-pura sebagai Sunni,

  • Boleh memuji sahabat di depan Ahlus Sunnah,

  • Boleh menyembunyikan keyakinan tentang imam dan rafidhah,

  • Boleh mengingkari ajaran Syiah di ruang publik.

Semua itu dibenarkan dengan dalih takiyah.

Padahal Allah berfirman:

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.”
(QS. At-Taubah: 119)

Islam adalah agama kejujuran, bukan agama kepura-puraan.


4. Takiyah Dipakai untuk Menipu Umat Islam

Di tengah masyarakat Sunni, banyak tokoh Syiah yang:

  • Mengaku hanya “pecinta Ahlul Bait”,

  • Mengaku tidak membenci sahabat,

  • Mengaku mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah,

  • Mengaku tidak memiliki ajaran khusus.

Padahal di balik layar:

  • Mereka meyakini kebencian terhadap Abu Bakar, Umar, dan Aisyah,

  • Meyakini imamah dua belas imam sebagai rukun iman,

  • Meyakini Al-Qur’an telah diselewengkan (menurut sebagian kitab Syiah).

Semua disembunyikan dengan tameng takiyah.

Inilah yang membuat Syiah sangat sulit dikenali oleh awam, karena wajah yang ditampilkan di depan publik sering bertolak belakang dengan akidah sebenarnya.


5. Takiyah dalam Syiah Menghancurkan Nilai Amanah

Rasulullah ﷺ bersabda:

« عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ »
“Wajib atas kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan.”
(HR. Muslim)

Takiyah versi Syiah justru:

  • Membiasakan dusta,

  • Menghalalkan kepalsuan,

  • Menghilangkan rasa aman dalam bermuamalah,

  • Merusak kepercayaan antarumat Islam.

Jika dusta dianggap ibadah, maka seluruh sendi sosial umat menjadi rapuh.


6. Takiyah Bertentangan dengan Akhlak Para Nabi

Para nabi berdakwah dengan:

  • kejujuran,

  • keterbukaan,

  • keberanian menyampaikan kebenaran,

  • meskipun ditentang dan disiksa.

Nabi Ibrahim menghancurkan berhala secara terang-terangan.
Nabi Musa menantang Fir‘aun secara terbuka.
Nabi Muhammad ﷺ berdakwah di Mekkah walau disiksa, diboikot, dan diancam dibunuh.

Tidak ada satu nabi pun yang:

  • Menyebarkan agama dengan kepura-puraan sistematis,

  • Menjadikan dusta sebagai metode dakwah.


7. Takiyah Dijadikan Tameng untuk Semua Kontradiksi Syiah

Ketika Syiah terbukti memiliki kontradiksi dalam:

  • kitab-kitab mereka,

  • ajaran imam mereka,

  • sikap politik mereka,

  • pernyataan ustaz-ustaz mereka,

mereka cukup mengatakan satu kalimat:

“Itu dilakukan karena takiyah.”

Maka:

  • setiap kebohongan dibenarkan,

  • setiap perubahan sikap dimaafkan,

  • setiap pernyataan yang saling bertentangan bisa dilegitimasi.

Inilah yang membuat ajaran Syiah tidak bisa diuji dengan standar kejujuran ilmiah, karena selalu berlindung di balik takiyah.


8. Takiyah Bertentangan dengan Prinsip Syahadah

Syahadat adalah:

“Aku bersaksi…”

Bersaksi berarti:

  • siap menampakkan kebenaran,

  • siap menanggung risiko,

  • siap menegakkan tauhid secara terbuka.

Takiyah permanen bertentangan langsung dengan makna syahadat, karena:

  • menutupi keyakinan,

  • menyesuaikan iman dengan kepentingan dunia,

  • menjadikan agama sebagai topeng.

Allah berfirman:

﴿ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ ﴾
(QS. Al-‘Ankabut: 10)


9. Dampak Sosial Takiyah Syiah di Tengah Umat

Penerapan takiyah Syiah menimbulkan dampak besar:

  • Hilangnya kepercayaan antarumat Islam,

  • Sulitnya membedakan dakwah ikhlas dan infiltrasi ideologi,

  • Keretakan ukhuwah,

  • Tumbuhnya kecurigaan sosial,

  • Munculnya konflik tersembunyi di tengah masyarakat Sunni.

Takiyah telah mengubah relasi antarumat dari kejujuran menjadi kecurigaan permanen.


10. Sikap Ahlus Sunnah terhadap Takiyah

Ahlus Sunnah menetapkan:

  • Takiyah hanya boleh dalam kondisi darurat nyawa,

  • Tidak boleh dijadikan metode dakwah,

  • Tidak boleh untuk menipu kaum Muslimin,

  • Tidak boleh dilakukan demi kepentingan politik, ekonomi, dan kekuasaan.

Kejujuran adalah prinsip utama akidah Islam.


Kesimpulan

Penyimpangan konsep takiyah dalam ajaran Syiah terjadi dalam bentuk:

  • Mengubah rukhshah darurat menjadi doktrin permanen,

  • Melegalkan kebohongan dan kepura-puraan,

  • Menipu umat Islam dalam dakwah dan muamalah,

  • Menghancurkan nilai amanah,

  • Merusak kepercayaan sosial umat,

  • Bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, dan akhlak para nabi.

Takiyah versi Syiah bukan lagi perlindungan darurat, tetapi instrumen kebohongan sistematis dalam agama.

Islam adalah agama kejujuran, keberanian dalam menyampaikan kebenaran, dan keterbukaan akidah. Setiap ajaran yang membangun agama di atas dusta dan kepura-puraan adalah penyimpangan yang sangat berbahaya bagi umat.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar: