Syiahindonesia.com - Salah satu penyimpangan mendasar dalam ajaran Syiah adalah praktik tawasul kepada para imam mereka, khususnya Ali, Fathimah, Hasan, Husain, dan para imam dua belas. Mereka meyakini bahwa para imam tersebut dapat menjadi perantara yang wajib, bahkan satu-satunya jalan, agar doa sampai kepada Allah. Padahal, konsep tawasul seperti ini tidak dikenal dalam ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ, dan bertentangan dengan prinsip tauhid yang suci.
Artikel berikut menjelaskan secara detail mengapa ajaran Syiah tentang tawasul dianggap menyimpang, dari sisi Al-Qur’an, hadits, serta pandangan ulama Ahlus Sunnah.
1. Tawasul Syiah Bukan Sekadar Perantara — Tapi Meminta Langsung kepada Imam
Dalam literatur Syiah, tawasul bukan hanya memohon kepada Allah dengan menyebut keutamaan orang shalih. Tidak. Mereka melakukan hal yang jauh lebih ekstrem:
-
Meminta langsung kepada imam mereka.
-
Memohon agar imam menghilangkan kesulitan.
-
Memanggil imam yang sudah wafat seolah-olah mereka hadir.
-
Meyakini imam dapat mengabulkan doa, memberi rezeki, bahkan mengampuni dosa.
Contoh doa yang sangat populer di kalangan Syiah:
“يَا عَلِيُّ أَدْرِكْنِي”
“Wahai Ali, tolonglah aku!”
Hal ini jelas doa kepada makhluk, bukan tawasul.
Padahal Allah berfirman:
﴿ وَأَنَّ ٱلۡمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدࣰا ﴾
“Dan masjid-masjid itu milik Allah, maka janganlah kalian menyembah atau berdoa kepada selain Allah.”
(QS. Al-Jinn: 18)
2. Syiah Mengklaim Imam Menjadi Perantara Wajib antara Manusia dan Allah
Dalam aqidah Syiah, imam bukan hanya manusia biasa, tetapi:
-
Makhluk suci yang tidak berdosa (ma’shum).
-
Mengetahui perkara gaib.
-
Menjadi jalan keselamatan satu-satunya.
-
Memiliki kekuasaan ruhani setelah wafat.
-
Menjadi penghubung (wasilah) yang mutlak menuju Allah.
Tanpa mereka, doa dianggap tidak diterima.
Padahal Allah menegaskan:
﴿ وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ﴾
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat.”
(QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini membatalkan konsep perantara wajib dalam berdoa.
3. Tawasul Syiah Menyerupai Praktik Agama Nasrani dan Paganisme
Dalam agama Nasrani:
-
Manusia tidak boleh berdoa langsung kepada Tuhan.
-
Harus melalui Yesus atau para santo.
Dalam paganisme Arab:
-
Mereka berdoa kepada berhala sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah.
Allah membongkar alasan kaum musyrik:
﴿ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِیُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰ ﴾
“Kami menyembah mereka hanya agar mendekatkan kami kepada Allah.”
(QS. Az-Zumar: 3)
Ironisnya, alasan ini sama persis dengan logika Syiah.
4. Dalil-Dalil Tawasul Syiah Tidak Sah, Banyak yang Palsu
Sebagian doa Syiah seperti:
-
Doa Tawassul
-
Doa Kumayl
-
Doa Nudbah
bukan berasal dari Nabi ﷺ, bukan dari sahabat, dan tidak ada dalam kitab hadits manapun. Kebanyakan muncul pada abad-abad setelahnya, dari ulama Syiah yang tidak dikenal kredibilitasnya.
Tawasul seperti ini bukan amalan Islam, tetapi amalan yang diada-adakan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ”
“Barang siapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan agama ini, maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari-Muslim)
5. Ahlus Sunnah: Tawasul Ada, Tapi Tidak Seperti Syiah
Ahlus Sunnah membolehkan tawasul dalam batasan syar’i, yaitu:
-
Bertawasul dengan nama Allah
-
Bertawasul dengan amal shalih
-
Bertawasul dengan doa orang shalih yang masih hidup
Tidak ada tawasul kepada makhluk yang sudah mati, apalagi meminta langsung kepadanya.
Rasulullah ﷺ tidak pernah mengajarkan:
-
“Ya Muhammad, tolonglah aku.”
-
“Ya Ali, kabulkan hajatku.”
Semua itu syirik kecil, dan bisa menjadi syirik besar jika diyakini imam memiliki kekuasaan gaib.
6. Mengapa Syiah Memaksakan Tawasul kepada Imam?
Ada beberapa alasan mendalam:
a. Untuk memperkuat doktrin Imamah
Imam dianggap sebagai penghubung antara langit dan bumi. Tanpa tawasul, doktrin ini runtuh.
b. Untuk menanamkan ketergantungan rohani
Pengikut diajari bahwa hanya imam yang dapat:
-
menyelamatkan,
-
menghapus dosa,
-
mengabulkan doa,
-
memberi keberkahan.
c. Untuk membedakan diri dari Sunni
Syiah sengaja menyusun ritual agar terlihat “eksklusif”, sehingga menarik simpati emosional.
d. Untuk menanamkan kultus
Kultus imam adalah jantung ajaran Syiah. Tawasul adalah sarana utama memupuk kultus ini.
7. Bahaya Tawasul Syiah bagi Aqidah Muslim
Tawasul Syiah:
-
membuka pintu syirik,
-
menodai keikhlasan ibadah kepada Allah,
-
merusak konsep tauhid uluhiyyah,
-
membuat manusia bergantung pada makhluk,
-
menyelewengkan makna ibadah,
-
menyerupai ritual agama-agama sesat sebelumnya,
-
memutus hubungan langsung antara hamba dan Pencipta.
Islam mengajarkan:
﴿ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِینُ ﴾
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”
(QS. Al-Fatihah: 5)
Bukan “hanya kepada imam kami kami meminta”.
8. Kesimpulan
Ajaran tawasul dalam Syiah bukanlah tawasul yang diajarkan Nabi Muhammad ﷺ. Ia adalah bentuk kultus yang mengarah pada syirik, karena memposisikan para imam sebagai penghubung wajib menuju Allah. Padahal Allah telah menegaskan bahwa Dia dekat, dan doa hamba langsung sampai kepada-Nya tanpa perantara makhluk apa pun.
Umat Islam harus waspada terhadap ajaran ini, terutama generasi muda yang mudah terpengaruh oleh propaganda Syiah di internet.
Tauhid adalah ajaran paling besar dalam Islam—dan tawasul Syiah adalah serangan langsung terhadap tauhid.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: