Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Membenci Mazhab Sunni?


Syiahindonesia.com -
Salah satu isu yang sering muncul dalam diskusi antarmazhab adalah pertanyaan: “Mengapa Syiah tampak begitu membenci Sunni?” Kebencian ini bukan sekadar perbedaan fiqih atau ijtihad, tetapi bersumber dari akar teologis yang dibangun oleh ulama Syiah sejak awal kemunculannya. Untuk memahami masalah ini, kita harus melihat sumber ajaran Syiah sendiri, bagaimana mereka menilai sahabat Nabi ď·ş, serta bagaimana doktrin kebencian tersebut diwariskan hingga kini.

1. Kebencian Syiah Berakar dari Doktrin Imamah

Dalam mazhab Syiah, doktrin imamah adalah pondasi utama. Mereka percaya bahwa Ali dan keturunannya ditetapkan Allah sebagai pemimpin agama setelah wafatnya Nabi ď·ş. Karena Sunni tidak mengakui konsep imamah ini, Syiah menuduh Sunni telah “merebut” hak kepemimpinan Ali.

Inilah sebabnya mengapa Syiah memandang Sunni sebagai:

  • perampas kekuasaan,

  • pengikut agama yang “menyeleweng”,

  • bahkan dalam beberapa literatur dianggap lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani.

Konsep imamah yang ekstrem ini membuat permusuhan kepada Sunni dianggap sebagai bagian dari kesalehan.

2. Syiah Mengkafirkan Mayoritas Sahabat Nabi ď·ş

Salah satu alasan terbesar kebencian mereka adalah pandangan terhadap para sahabat. Syiah mengklaim bahwa para sahabat (kecuali beberapa orang saja) telah murtad setelah wafatnya Rasulullah ď·ş karena tidak memihak Ali dalam urusan kepemimpinan.

Dalam berbagai kitab Syiah, sahabat seperti:

  • Abu Bakar,

  • Umar,

  • Utsman,

  • Aisyah,

  • Hafshah,

serta mayoritas Muhajirin dan Anshar, dianggap pengkhianat agama.

Ketika Sunni memuliakan sahabat, Syiah justru diajarkan untuk melaknat dan membenci mereka. Maka secara otomatis, kebencian terhadap Sunni tumbuh karena Sunni membela sahabat yang Syiah anggap “murtad”.

3. Doktrin Bara’ah: Membenci Sunni Dianggap Ibadah

Dalam akidah Syiah, ada konsep al-wala’ wal bara’ versi mereka, yaitu loyalitas kepada Ahlul Bait versi Syiah dan permusuhan terhadap siapa pun yang tidak mengikuti imamah.

Dalam Bihar al-Anwar dan kitab lainnya, diriwayatkan bahwa:

  • melaknat musuh Ahlul Bait adalah ibadah,

  • membenci para sahabat adalah bentuk kedekatan kepada Allah,

  • dan siapa pun yang tidak mengakui imamah berhak diperlakukan sebagai musuh.

Karena Sunni tidak mengakui imamah Syiah, maka doktrin ini membuat seluruh Sunni diposisikan sebagai musuh ideologis.

4. Syiah Menganggap Sunni Sebagai Penghalang Munculnya Imam Mahdi

Dalam literatur Syiah, Imam Mahdi versi mereka hanya akan muncul ketika dunia dipenuhi ketidakadilan, dan menurut narasi mereka musuh terbesar yang harus dibersihkan adalah Sunni.

Beberapa riwayat dalam kitab Syiah menyebutkan bahwa ketika Imam Mahdi muncul, ia akan:

  • menghukum “pengikut Abu Bakar dan Umar”,

  • menghancurkan masjid-masjid Sunni,

  • dan menghapus ajaran Sunni dari muka bumi.

Narasi seperti ini menanamkan kebencian laten dari generasi ke generasi.

5. Syiah Menganggap Sunni Mengikuti Agama yang Salah

Dalam pandangan Syiah:

  • Al-Qur’an Sunni dianggap tidak lengkap,

  • hadits-hadits Sunni dianggap palsu,

  • fiqih Sunni dianggap menyimpang,

  • kalifah Sunni dianggap perampas kekuasaan.

Dengan doktrin seperti ini, mereka meyakini bahwa mengikuti mazhab Sunni sama saja mengikuti agama yang “rusak”. Maka kebencian dianggap wajar, bahkan dianggap kewajiban.

6. Faktor Politik: Iran Menjadikan Kebencian sebagai Identitas Negara

Di level modern, Iran sebagai negara Syiah menjadikan permusuhan terhadap Sunni sebagai identitas politik dan ideologi.
Beberapa buktinya:

  • Dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok milisi Syiah di Irak, Yaman, Suriah, dan Lebanon yang sering menyerang Sunni.

  • Propaganda sektarian di media-media Syiah untuk melabeli Sunni sebagai “Wahabi”, “teroris”, dan “musuh Ahlul Bait”.

Indoktrinasi politik ini memperkuat permusuhan historis yang sudah ada.

7. Syiah Menganggap Sunni yang Tidak Ber-taqiyyah Lebih Berbahaya

Dalam ajaran Syiah, taqiyyah adalah pilar utama: boleh berbohong demi menjaga mazhab. Namun ketika berhadapan dengan Sunni yang tegas menyampaikan penyimpangan Syiah, mereka melihatnya sebagai “ancaman”.

Karena Sunni adalah kelompok yang paling memahami penyimpangan mereka, maka Syiah memusuhi Sunni lebih keras dibandingkan non-Muslim.

8. Perbedaan Agama yang Mendasar, Bukan Sekadar Mazhab

Perbedaan antara Sunni dan Syiah bukan seperti perbedaan antara:

  • Syafi’i dan Hanafi,

  • atau antara Maliki dan Hanbali.

Ini adalah perbedaan akidah, bukan perbedaan ijtihad.

Sunni:

  • Mengikuti Al-Qur’an yang terjaga

  • Menghormati seluruh sahabat

  • Tidak berlebihan dalam memuliakan manusia

  • Tidak memandang imam sebagai makhluk ma’shum

  • Tidak mengkafirkan kaum muslimin

Syiah:

  • Meyakini imam maksum

  • Mengkafirkan mayoritas sahabat

  • Melaknat Sunni

  • Menganggap Al-Qur’an kurang

  • Menganggap syariat tidak sah tanpa imamah

Karena dasar ajaran mereka penuh permusuhan, kebencian terhadap Sunni pun menjadi hal yang melekat.

Kesimpulan

Kebencian Syiah terhadap Sunni bukanlah isu politik semata, tetapi akarnya terletak dalam doktrin keagamaan mereka:

  • doktrin imamah yang ekstrem,

  • pengkafiran sahabat,

  • anggapan bahwa Sunni mengikuti agama yang salah,

  • serta keyakinan bahwa musuh utama Mahdi adalah Sunni.

Umat Islam harus memahami hal ini agar tidak terpedaya oleh propaganda manis Syiah yang sering membungkus diri dengan slogan cinta Ahlul Bait. Faktanya, mazhab Sunni adalah agama Islam yang diwariskan para sahabat, sedangkan ajaran Syiah dibangun di atas permusuhan terhadap mereka.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: