Syiahindonesia.com - Salah satu isu paling krusial dalam memahami penyimpangan aqidah Syiah adalah sikap mereka terhadap umat Islam yang tidak mengikuti ajaran imamah. Banyak bukti literatur Syiah menunjukkan bahwa mereka memandang Muslim Sunni — yang merupakan mayoritas umat Islam — sebagai kelompok yang tersesat bahkan kafir, karena dianggap menolak imamah. Artikel ini mengupas secara lengkap: benarkah Syiah mengkafirkan Muslim yang tidak sepaham? Bagaimana dalil mereka? Bagaimana pandangan Ahlus Sunnah? Dan apa bahayanya bagi persatuan umat Islam?
1. Konsep Kafir dalam Syiah: Menolak Imamah = Kafir
Dalam doktrin Syiah Imamiyah (Itsna ‘Asyariyah), imamah adalah rukun agama yang lebih penting daripada rukun Islam. Mereka menyatakan bahwa siapa pun yang tidak meyakini imam dua belas dianggap:
-
kafir,
-
munafik,
-
najis,
-
dan kekal di neraka.
Konsep ini dapat ditemukan dalam kitab pokok Syiah seperti Al-Kafi, Bihar al-Anwar, dan Tafsir al-Qummi.
Beberapa riwayat Syiah menyebut:
-
“Barangsiapa yang tidak mengenal imam zamannya, maka ia mati dalam keadaan kafir.”
-
“Orang yang mengingkari imamah adalah lebih sesat daripada Yahudi dan Nasrani.”
Ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sahih.
2. Al-Qur’an Tidak Pernah Menyebut Imamah sebagai Rukun Agama
Syiah menjadikan imamah sebagai inti agama, padahal Al-Qur’an sama sekali tidak menjadikannya sebagai syarat iman atau Islam.
Allah berfirman:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami.”
(QS. Al-Baqarah: 136)
Tak ada satu pun ayat yang menyebut:
-
iman kepada imam,
-
iman kepada keturunan Ali,
-
atau iman kepada dua belas imam.
Justru syarat iman telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya secara jelas.
3. Ahlus Sunnah Tidak Mengkafirkan Syiah Secara Umum
Berbeda dengan Syiah, Ahlus Sunnah sangat berhati-hati dalam mengkafirkan. Selama seseorang:
-
masih bersyahadat,
-
masih shalat,
-
dan tidak melakukan kekufuran yang nyata,
maka ia tetap Muslim.
Ini sesuai sabda Nabi ﷺ:
مَنْ صَلَّى صَلاتَنَا، وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا، وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا فَهُوَ الْمُسْلِمُ
“Siapa yang shalat seperti shalat kita, menghadap kiblat kita, dan memakan sembelihan kita, maka ia adalah Muslim.”
(HR. Bukhari)
Syiah justru melakukan sebaliknya: mengkafirkan mayoritas umat Islam.
4. Riwayat Syiah: Sunni Disebut Najis dan Kafir
Banyak teks dalam kitab Syiah menyebut Sunni sebagai:
-
nawasib (musuh Ahlulbait),
-
anjing neraka,
-
najis seperti bangkai,
-
lebih buruk dari kafir Quraisy.
Ini sangat berbahaya bagi ukhuwah Islamiyah.
Padahal Allah melarang mengkafirkan sesama Muslim:
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا
“Jangan kalian mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu: ‘Kamu bukan orang beriman.’”
(QS. An-Nisa: 94)
Syiah justru bertentangan dengan ayat ini.
5. Syiah Mewajibkan Bara’ah (Kebencian) kepada Sunni
Dalam akidah Syiah, terdapat doktrin al-wala’ wal-bara’ versi mereka:
-
Wala’ (loyalitas) kepada imam dan penganut Syiah,
-
Bara’ (permusuhan) terhadap Sunni dan seluruh yang menolak imamah.
Ini membuat mereka menganggap Sunni sebagai:
-
orang-orang munafik,
-
kelompok kafir,
-
pengikut Abu Bakr, Umar, dan Utsman yang mereka hina.
Sikap ini menyebabkan konflik internal umat Islam, seperti yang terjadi di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.
6. Syiah Menganggap Sahabat yang Tidak Beriman kepada Imam Ali sebagai Kafir
Bagi Syiah, mayoritas sahabat Nabi ﷺ adalah murtad karena:
-
tidak menunjuk Ali sebagai khalifah,
-
membaiat Abu Bakr,
-
atau mendukung Umar dan Utsman.
Ini termasuk:
-
Abu Ubaidah,
-
Sa’ad bin Abi Waqqash,
-
Mu’awiyah,
-
bahkan mayoritas Muhajirin dan Anshar.
Padahal Allah memuji mereka:
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. At-Taubah: 100)
Jika Allah sudah ridha, bagaimana Syiah bisa mengkafirkan mereka?
7. Bahaya Ajaran Takfiri Syiah terhadap Kestabilan Indonesia
Indonesia adalah negara dengan mayoritas Sunni Ahlus Sunnah. Ajaran takfiri Syiah sangat membahayakan:
-
memecah belah umat,
-
menyuburkan kebencian,
-
menciptakan gesekan sektarian,
-
berpotensi mengganggu stabilitas nasional,
-
membuka infiltrasi Iran ke politik Indonesia.
Ini bukan isu khilafiyah. Ini adalah perbedaan aqidah fundamental yang tidak dapat diabaikan.
Kesimpulan: Benar, Syiah Mengkafirkan Muslim yang Tidak Sepaham
Kesimpulan dari sumber-sumber primer Syiah:
-
Menolak imamah = kafir
-
Tidak cinta imam = kafir
-
Mengakui Abu Bakr, Umar, Utsman = kafir
-
Mengikuti ajaran Sunni = najis dan murtad
-
Muslim yang tidak Syiah = musuh Ahlulbait
Ini menunjukkan bahwa Syiah memang mengkafirkan Muslim yang tidak sejalan dengan keyakinan mereka.
Umat Islam Indonesia harus sangat waspada terhadap paham ini karena bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, dan prinsip persatuan Islam.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: