Breaking News
Loading...

Syiah dan Peranannya dalam Fitnah di Dunia Islam


Syiahindonesia.com —
Sejarah panjang dunia Islam tidak pernah sepi dari fitnah, kekacauan, dan perpecahan, dan jika ditelusuri dengan jujur, kita akan menemukan bahwa kelompok Syiah selalu menjadi salah satu sumber utama fitnah tersebut. Sejak kemunculannya di masa sahabat Nabi ﷺ hingga zaman modern, Syiah terus menimbulkan perpecahan, pemberontakan, dan pengkhianatan yang melemahkan umat Islam dari dalam.

Artikel ini membongkar peran besar Syiah dalam menebar fitnah di dunia Islam, baik melalui doktrin, politik, maupun penyusupan ideologis.


1. Awal Mula Fitnah: Cikal Bakal Syiah pada Masa Khalifah Utsman dan Ali

Fitnah pertama dalam sejarah Islam terjadi pada masa Khalifah Utsman bin Affan رضي الله عنه, ketika muncul kelompok yang memprovokasi rakyat untuk membenci beliau.

Tokoh utama di balik fitnah itu adalah Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam dan kemudian menyebarkan ajaran loyalitas ekstrem kepada Ali bin Abi Thalib. Ia mengajarkan bahwa:

  • Ali adalah imam yang ditunjuk secara ilahi,

  • Kepemimpinan tidak boleh diberikan kepada selain Ali,

  • Dan sahabat lain seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman dianggap “merampas hak” Ali.

Dari sinilah akar ideologi Syiah terbentuk — yaitu pembangkangan terhadap para sahabat dan penolakan terhadap sistem syura Islam.

Fitnah besar ini akhirnya berujung pada pembunuhan Khalifah Utsman dan pecahnya perang antara sesama Muslim pada masa Khalifah Ali, seperti Perang Jamal dan Perang Shiffin. Semua itu bermula dari provokasi kelompok Syiah awal yang ingin memecah belah umat.


2. Fitnah dalam Masa Kekhilafahan dan Dinasti

Sepanjang sejarah, Syiah dikenal tidak pernah puas hidup damai dalam satu pemerintahan Islam Sunni. Mereka berulang kali melakukan pemberontakan dan makar:

  • Pada masa Bani Umayyah, muncul berbagai pemberontakan Syiah dengan kedok “menuntut balas atas kematian Husain”.

  • Pada masa Abbasiyah, Syiah terus berusaha mengambil alih kekuasaan dengan menghasut rakyat, hingga akhirnya melemahkan kekhalifahan dari dalam.

  • Di Mesir, mereka mendirikan Dinasti Fatimiyah (Syiah Ismailiyah) yang memerangi Sunni dan menyebarkan ajaran sesat secara sistematis.

  • Bahkan pada masa modern, Iran dengan ideologi Wilayat al-Faqih-nya menggunakan bendera “Islam revolusioner” untuk menyusup dan menguasai negara-negara Sunni di Timur Tengah.

Fitnah yang mereka sebarkan bukan sekadar politik, tetapi juga fitnah akidah — seperti mengkafirkan sahabat, merendahkan Al-Qur’an, dan mencaci istri Rasulullah ﷺ.


3. Fitnah Aqidah: Mengkafirkan Umat Islam

Salah satu fitnah terbesar Syiah adalah doktrin takfir terhadap mayoritas umat Islam.

Dalam kitab Syiah seperti Al-Kafi karya Al-Kulaini disebutkan bahwa:

“Seluruh umat Islam telah murtad setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, kecuali tiga orang: Salman, Abu Dzar, dan Al-Miqdad.”

Pernyataan ini jelas menuduh seluruh sahabat Nabi kafir, termasuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم.

Fitnah ini sangat berbahaya karena:

  • Menumbuhkan kebencian terhadap generasi terbaik umat,

  • Memutus hubungan umat dengan sumber sunnah,

  • Dan membuka pintu permusuhan internal yang tiada akhir.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

"Janganlah kalian mencela para sahabatku. Demi Allah, seandainya salah seorang dari kalian menafkahkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai satu genggam atau separuhnya dari (amal) mereka."
(HR. Bukhari dan Muslim)


4. Fitnah Politik: Menggunakan Isu “Keimaman” untuk Merebut Kekuasaan

Konsep Imamah dalam Syiah bukan sekadar masalah teologis, tetapi alat politik untuk menggoyahkan kekuasaan Islam Sunni.

Mereka meyakini bahwa setiap pemerintahan Islam yang tidak dipimpin oleh imam Syiah adalah batil.
Konsep ini menjadi dasar pemberontakan dan perpecahan politik di banyak negeri Muslim.

Contohnya:

  • Iran mengklaim sebagai “wakil Imam Mahdi” di bumi dan menganggap seluruh pemerintahan Sunni tidak sah.

  • Hizbullah di Lebanon menggunakan ideologi ini untuk memecah rakyat dan menciptakan perang sektarian.

  • Houthi di Yaman juga menggunakan bendera Syiah untuk menggulingkan pemerintahan sah, dengan dukungan Iran.


5. Fitnah Modern: Propaganda Persatuan Palsu

Di zaman sekarang, Syiah tampil dengan wajah baru: berpura-pura menyerukan persatuan Islam (taqrib).
Padahal, di balik slogan itu tersembunyi misi penyebaran Syiah secara global.

Melalui lembaga pendidikan, media, dan beasiswa, mereka menyusup ke negara-negara Sunni, termasuk Indonesia.
Mereka menanamkan simpati kepada tokoh-tokoh Syiah seperti Khomeini dan menebarkan fitnah ideologis secara halus.

Padahal Allah telah memperingatkan:

وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, nanti kamu akan disentuh api neraka.”
(QS. Hud: 113)


6. Kesimpulan

✅ Sejarah membuktikan bahwa Syiah selalu menjadi biang fitnah dalam tubuh umat Islam — baik fitnah aqidah, politik, maupun sosial.
✅ Mereka mengkafirkan sahabat, merusak pemahaman Islam, dan menyusup untuk memecah umat.
✅ Setiap kali umat Islam melemah, di sana pasti ada peran Syiah di balik layar, baik secara langsung maupun melalui kekuatan yang mereka dukung.

Karena itu, umat Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah, menjauhi segala bentuk taqiyah dan propaganda Syiah.

“Umatku akan berpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu.”
Mereka bertanya: “Siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Rasul ﷺ bersabda: “(Yaitu) yang mengikuti aku dan para sahabatku.”
(HR. Tirmidzi, hasan shahih)


(Abdullah/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar: