Breaking News
Loading...

 Mengapa Syiah Mengutamakan Ziarah Kubur daripada Haji


Syiahindonesia.com
– Salah satu penyimpangan besar dalam ajaran Syiah yang perlu diwaspadai umat Islam adalah pandangan mereka yang mengutamakan ziarah ke kuburan para imam dibandingkan ibadah haji ke Baitullah di Makkah. Bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah, haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi yang mampu. Namun bagi sebagian besar Syiah, ziarah ke makam imam mereka — terutama ke Karbala dan Najaf — dianggap lebih utama dan berpahala lebih besar daripada berhaji ke Makkah.


Ziarah Kubur dalam Pandangan Syiah

Dalam kitab-kitab Syiah seperti Kamil al-Ziyarat karya Ibnu Quluwaih dan Wasail al-Syi’ah karya Al-Hurr al-‘Amili, terdapat banyak riwayat palsu yang menyebutkan bahwa ziarah ke makam para imam mereka lebih utama daripada haji. Di antaranya:

“Barang siapa berziarah ke kubur Husain bin Ali pada hari Arafah, maka pahalanya lebih besar daripada seribu haji dan seribu umrah.”
(Kamil al-Ziyarat, hal. 301)

Bahkan, sebagian ulama Syiah ekstrem mengatakan bahwa ziarah ke Karbala bisa menghapus dosa-dosa besar, seolah-olah lebih mulia dari berdiri di padang Arafah pada musim haji. Ini jelas merupakan penyimpangan serius terhadap ajaran Islam yang murni.


Haji: Ibadah yang Ditetapkan Langsung oleh Allah

Allah ﷻ berfirman:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.”
(QS. Ali Imran: 97)

Ayat ini menunjukkan bahwa haji adalah kewajiban langsung dari Allah, bukan dari imam atau ulama mana pun. Tidak ada satu pun dalil dalam Al-Qur’an maupun hadits shahih yang mengajarkan bahwa ziarah ke kubur seseorang — bahkan kubur para nabi sekalipun — bisa menggantikan haji atau memiliki pahala lebih besar darinya.


Kesalahan Konsep “Ziarah Lebih Utama”

Syiah berpendapat bahwa para imam mereka memiliki kedudukan spiritual yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada para nabi selain Nabi Muhammad ﷺ. Karena itu, mereka menganggap ziarah ke makam imam-imam tersebut sebagai bentuk “pengagungan terhadap wali Allah”.

Namun dalam kenyataannya, praktik ini telah berubah menjadi bentuk ghuluw (pengkultusan berlebihan). Banyak jamaah Syiah yang menangis, meratap, bahkan sujud di atas kuburan imam, memohon syafaat dan pertolongan kepada mereka — suatu perbuatan yang termasuk syirik besar, karena hanya Allah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.

Allah ﷻ dengan tegas berfirman:

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyeru siapa pun di samping (menyembah) Allah.”
(QS. Al-Jinn: 18)


Pandangan Ulama tentang Fenomena Ini

Imam Ibn Taimiyyah rahimahullah berkata dalam Majmu’ al-Fatawa:

“Barang siapa menganggap bahwa ziarah ke kubur seseorang lebih utama daripada haji, maka ia telah menyimpang dari Islam, karena mengutamakan amalan bid’ah atas ibadah yang difardhukan Allah.”

Sementara Imam Al-Syafi’i juga memperingatkan:

“Tidak ada yang lebih tinggi derajatnya dari ibadah haji di antara ibadah-ibadah fisik, karena ia menggabungkan harta, tenaga, dan waktu untuk mendatangi rumah Allah.”


Dampak Aqidah yang Menyesatkan

Akibat keyakinan ini, jutaan pengikut Syiah setiap tahun berbondong-bondong ke Karbala, terutama pada peringatan Arba’in, sementara sebagian dari mereka tidak pernah berhaji sama sekali. Mereka menganggap perjalanan ke makam Husain lebih suci, lebih spiritual, bahkan lebih diridhai Allah daripada pergi ke Makkah.

Padahal, Rasulullah ﷺ sendiri bersabda:

الحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ
“Haji yang mabrur tidak ada balasannya selain surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa keutamaan haji tidak tertandingi oleh ibadah apa pun, termasuk ziarah kubur.


Kesimpulan

Mengutamakan ziarah kubur imam di atas ibadah haji adalah kesesatan besar yang tidak memiliki dasar dalam Islam. Syiah telah menjadikan penghormatan terhadap imam sebagai bentuk penyembahan terselubung, menggantikan kewajiban kepada Allah dengan fanatisme terhadap manusia.

Umat Islam wajib memahami bahwa ibadah haji adalah perintah Allah, sedangkan ziarah kubur hanyalah amalan sunnah untuk mengingat kematian, bukan untuk mencari pahala yang melebihi haji.

Dengan memahami perbedaan mendasar ini, kita dapat menjaga kemurnian aqidah dan mencegah penyebaran paham sesat Syiah yang menodai kesucian Islam.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: