Syiahindonesia.com – Salah satu keyakinan paling ekstrem dalam ajaran Syiah adalah menganggap kaum Muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah sebagai “najis” (tidak suci). Keyakinan ini bukan sekadar pandangan personal sebagian pengikut Syiah, tetapi termuat jelas dalam kitab-kitab fiqih utama mereka, yang menunjukkan betapa jauhnya mereka dari ajaran Islam yang sebenarnya — yaitu Islam yang menjunjung persaudaraan sesama Muslim.
1. Keyakinan Najisnya Sunni dalam Kitab-Kitab Syiah
Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusi, salah satu rujukan utama fiqih Syiah, disebutkan:
“Janganlah kamu makan makanan yang disentuh oleh orang Sunni, karena mereka adalah najis.”
Begitu juga dalam kitab Al-Istibsar dan Al-Kafi karya Al-Kulaini, disebutkan bahwa seluruh non-Syiah (termasuk Ahlus Sunnah) dianggap sebagai najis dzatiyah — artinya kenajisannya bukan karena kotoran luar, tetapi karena akidah mereka.
Pandangan ini bukan minoritas, melainkan ajaran resmi mazhab Syiah Itsna Asyariah (Imamiyah) yang menjadi agama resmi Iran hari ini.
2. Dalih Palsu: Sunni Dianggap “Kafir”
Mengapa mereka menganggap Sunni najis?
Karena dalam teologi Syiah, semua orang yang tidak meyakini keimaman dua belas imam dianggap kafir.
Mereka mengatakan:
“Barang siapa tidak mengenal imam zamannya, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.”
Kalimat ini mereka gunakan untuk menuduh bahwa seluruh Sunni adalah kafir jahiliyah karena tidak mempercayai imamah Ali dan para imam setelahnya. Dari situ, mereka menyimpulkan bahwa kaum Sunni najis sebagaimana najisnya orang kafir.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَالَ لِأَخِيهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا
"Barang siapa berkata kepada saudaranya ‘wahai kafir’, maka tuduhan itu akan kembali kepada salah satunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa beratnya dosa mengkafirkan sesama Muslim, apalagi menjadikannya najis.
3. Contoh Penerapan dalam Kehidupan Syiah
Di Iran, Lebanon, dan sebagian wilayah Irak yang dikuasai Syiah, praktik ini masih berlangsung:
-
Kaum Sunni dilarang memasuki masjid Syiah tanpa bersuci terlebih dahulu.
-
Orang Syiah tidak mau makan makanan yang dimasak oleh Sunni.
-
Di beberapa wilayah Iran, jika seorang Syiah bersentuhan dengan Sunni, ia diwajibkan mencuci bagian tubuh yang terkena.
Semua ini didasari doktrin bahwa Sunni adalah “najis akidah”, bukan sekadar berbeda pandangan.
4. Pandangan Ahlus Sunnah: Semua Muslim Itu Suci
Berbeda dengan Syiah, Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandang setiap Muslim adalah suci, selama ia masih mengucapkan dua kalimat syahadat, menunaikan shalat, dan tidak melakukan kekufuran nyata.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ
"Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis." (QS. At-Taubah: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa najis hanya berlaku bagi orang musyrik, bukan bagi sesama Muslim. Maka, menganggap Muslim lain sebagai najis adalah bentuk penghinaan terhadap kalimat tauhid dan keimanan mereka.
5. Akibat dari Doktrin Ini: Perpecahan Umat
Ajaran bahwa Sunni itu najis telah menimbulkan:
-
Kebencian sosial di antara sesama Muslim.
-
Diskriminasi agama di wilayah mayoritas Syiah.
-
Perpecahan politik dan kekerasan sektarian di berbagai negara Muslim seperti Irak, Suriah, dan Yaman.
Padahal Allah telah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (QS. Al-Hujurat: 10)
Dengan demikian, keyakinan Syiah bahwa Sunni najis adalah bentuk pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah dan prinsip ukhuwah Islamiyah.
6. Bukti bahwa Nabi ﷺ Melarang Mengkafirkan Sesama Muslim
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا فَذَلِكَ الْمُسْلِمُ
"Barang siapa shalat seperti kita, menghadap kiblat kita, dan memakan sembelihan kita, maka ia adalah seorang Muslim." (HR. Bukhari)
Hadits ini menjadi hujjah yang jelas bahwa selama seseorang menjalankan syariat Islam, ia tidak boleh disebut kafir atau najis. Namun Syiah menolak prinsip ini dan menggantinya dengan kriteria keimanan versi mereka sendiri, yaitu loyalitas kepada imam dua belas.
7. Kesimpulan
Menganggap Sunni sebagai najis bukanlah sekadar penyimpangan kecil, melainkan bukti nyata bahwa Syiah telah menciptakan agama baru di luar Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ.
Mereka telah:
-
Menuduh sesama Muslim sebagai kafir dan najis,
-
Melanggar larangan keras Nabi ﷺ,
-
Dan menghancurkan ukhuwah Islamiyah yang diperintahkan Allah.
Karena itu, umat Islam harus waspada terhadap ajaran Syiah yang menanamkan kebencian terhadap sesama Muslim dan mengotori makna kesucian Islam yang sebenarnya.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: