Breaking News
Loading...

Bagaimana Syiah Menyebarkan Paham Sesat di Sekolah dan Universitas


Syiahindonesia.com –
Salah satu strategi paling berbahaya yang dilakukan oleh kaum Syiah dalam menyebarkan ajaran sesatnya adalah melalui dunia pendidikan — baik di sekolah, kampus, maupun lembaga kajian keislaman. Mereka menyadari bahwa pemuda adalah sasaran empuk, karena mudah dipengaruhi oleh ide-ide baru yang dikemas seolah-olah ilmiah, intelektual, dan penuh toleransi. Padahal di balik itu semua tersembunyi misi ideologis untuk merusak akidah Islam yang murni.


1. Strategi Infiltrasi: Masuk Melalui Jalur Akademik

Kaum Syiah menggunakan cara yang halus dan sistematis untuk menyusup ke lembaga pendidikan. Mereka tidak menampakkan identitas Syiah secara terbuka, melainkan menampilkan diri sebagai “pembaharu Islam” atau “intelektual moderat”.
Beberapa strategi yang umum digunakan:

  • Mengajar di universitas dengan menyisipkan pandangan Syiah dalam materi sejarah Islam, tafsir, dan hadis.

  • Membentuk komunitas kajian mahasiswa yang mengaku cinta Ahlul Bait, namun di dalamnya menanamkan doktrin Imamah dan kebencian terhadap sahabat Nabi.

  • Memberi beasiswa ke Iran dengan dalih studi agama, tetapi sesungguhnya untuk melakukan indoktrinasi ideologi Syiah.


2. Menyusup Lewat Buku dan Kurikulum

Syiah sangat aktif dalam menyebarkan buku, jurnal, dan literatur keislaman yang telah disusupi doktrin mereka. Biasanya, buku-buku tersebut disamarkan dengan judul umum seperti:

  • “Sejarah Awal Islam”

  • “Kepemimpinan dalam Islam”

  • “Cinta kepada Ahlul Bait”
    Namun, di dalamnya terdapat narasi beracun yang menggiring pembaca agar percaya bahwa para sahabat Nabi ﷺ telah berkhianat kepada Ali bin Abi Thalib.

Lebih berbahaya lagi, beberapa dosen dan guru yang bersimpati kepada Syiah menyusupkan pandangan mereka ke dalam kurikulum dan bahan ajar. Mereka memanipulasi sejarah dan menuduh bahwa Islam Sunni adalah “produk politik” yang menyingkirkan keluarga Nabi.


3. Pendekatan Emosional dan Sosial

Di kalangan pelajar dan mahasiswa, Syiah tidak langsung berbicara soal akidah. Mereka lebih dahulu menggunakan pendekatan emosional dengan topik-topik seperti:

  • Kezaliman terhadap keluarga Nabi.

  • Tragedi Karbala dan “penderitaan” Husain bin Ali.

  • Seruan cinta dan penghormatan kepada Ahlul Bait.

Dengan cara ini, mereka menumbuhkan rasa simpati dan belas kasihan, lalu perlahan-lahan memperkenalkan doktrin ekstrem seperti taqiyyah (berdusta demi agama) dan imamah maksum (pemimpin suci tanpa dosa).


4. Aktivitas dan Kegiatan Mahasiswa

Banyak organisasi mahasiswa bercorak keagamaan di kampus yang telah disusupi pemikiran Syiah. Biasanya mereka aktif melalui kegiatan seperti:

  • Diskusi bertema “kritis terhadap sejarah Islam klasik”.

  • Kajian malam Jumat tentang “Cinta Rasul dan Keluarganya”.

  • Seminar internasional yang disponsori lembaga Syiah dari Iran atau Lebanon.

Di balik kegiatan itu, mereka mendata mahasiswa yang tertarik dengan wacana keislaman, lalu mengajak mereka bergabung dalam kelompok eksklusif. Dari situ, proses indoktrinasi dijalankan dengan sangat terstruktur.


5. Peran Dana dan Dukungan Asing

Syiah, terutama dari Iran, menggelontorkan dana besar untuk mendukung kegiatan akademik di negara-negara Muslim, termasuk Indonesia.

  • Mereka menyokong penerbitan buku, seminar, dan riset sejarah Islam.

  • Beberapa lembaga pendidikan Islam di Indonesia menerima bantuan dana tanpa mengetahui bahwa sumbernya berasal dari yayasan Syiah.
    Tujuannya jelas: menanamkan pengaruh ideologis secara perlahan namun pasti.


6. Bahaya bagi Akidah Generasi Muda

Jika dibiarkan, infiltrasi Syiah di dunia pendidikan akan menghasilkan generasi muda yang meragukan sahabat Nabi ﷺ, membenci khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman, serta menganggap bahwa Ali bin Abi Thalib adalah imam suci yang dizalimi umat Islam.
Inilah bentuk penghancuran Islam dari dalam — bukan dengan senjata, tetapi dengan pemikiran dan propaganda ilmiah yang menipu.


7. Langkah Ahlus Sunnah Menghadapi Bahaya Ini

Untuk melindungi generasi muda dari infiltrasi Syiah, umat Islam harus:

  1. Memperkuat pendidikan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah sejak dini.

  2. Menyaring kurikulum dan bahan ajar agar bebas dari paham Syiah dan liberal.

  3. Mendidik para guru dan dosen agar memahami penyimpangan Syiah.

  4. Menolak beasiswa dan kerja sama akademik yang berasal dari lembaga Syiah.

  5. Mengaktifkan dakwah kampus yang lurus, berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman salaf.


Penutup

Syiah menyebarkan ajarannya di sekolah dan universitas dengan cara yang canggih dan terselubung — melalui jalur pendidikan, beasiswa, buku, dan kegiatan intelektual. Umat Islam harus waspada dan melindungi akidah generasi muda agar tidak tertipu oleh kemasan “ilmiah” dari ideologi yang sejatinya menyesatkan dan memecah belah umat.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar: