Syiahindonesia.com – Sejarah Islam mencatat bahwa runtuhnya berbagai kekuatan besar umat tidak hanya karena serangan luar, tetapi juga akibat pengkhianatan dari dalam. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh adalah peran kelompok Syiah. Dengan dalih kecintaan kepada Ahlul Bait, Syiah justru bersekutu dengan musuh-musuh Islam dan ikut mempercepat keruntuhan Khilafah Islam di berbagai masa.
Benih-Benih Pengkhianatan Syiah
Syiah sejak awal berdiri tidak murni sebagai gerakan agama, tetapi juga politik. Tokoh Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ memprovokasi umat dengan isu kepemimpinan, mengagungkan Sayyidina Ali رضي الله عنه secara berlebihan, bahkan sampai menuhankannya. Dari sinilah lahir benih fitnah yang kemudian berkembang menjadi perpecahan besar dalam tubuh umat Islam.
Pengkhianatan Syiah dalam Sejarah Khilafah
-
Keruntuhan Baghdad (1258 M)
Peristiwa ini menjadi salah satu bukti paling nyata. Ketika tentara Mongol menyerbu Baghdad, wazir Syiah bernama Ibnu Alqami berkhianat terhadap Khalifah Abbasiyah. Ia melemahkan kekuatan militer dari dalam, membuka jalan bagi pasukan Hulagu Khan, sehingga Baghdad jatuh dan ratusan ribu kaum muslimin terbunuh. -
Dinasti Buwaihiyah
Pada abad ke-10 M, kelompok Syiah Buwaihiyah berhasil menguasai Baghdad dan mengendalikan khalifah Abbasiyah. Mereka melemahkan peran khalifah, mengganti tradisi Ahlus Sunnah dengan ritual Syiah, dan membuat umat terpecah. -
Dinasti Fatimiyah di Mesir
Dinasti ini mengklaim sebagai keturunan Fatimah, padahal menyebarkan ideologi Syiah Ismailiyah. Mereka bersekutu dengan tentara salib dalam beberapa pertempuran dan berkontribusi melemahkan barisan Islam di kawasan Syam. -
Persekutuan dengan Tentara Salib
Dalam sejarah Perang Salib, beberapa kelompok Syiah terbukti menjalin kesepakatan dengan pasukan Kristen, bahkan memberikan informasi dan dukungan logistik demi melemahkan kaum Sunni.
Mengapa Syiah Berperan dalam Runtuhnya Khilafah?
-
Kebencian terhadap Sahabat dan Khalifah Sunni: Syiah menganggap kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم sebagai perampasan hak, sehingga mereka enggan mendukung legitimasi khilafah Sunni.
-
Doktrin Imamah: Mereka meyakini bahwa hanya imam dari keturunan tertentu yang berhak memimpin, sehingga tidak mengakui sistem khilafah yang sah.
-
Taqiyyah dan Politik Licik: Syiah menggunakan strategi taqiyyah (menyembunyikan keyakinan) untuk bersekutu dengan musuh demi kepentingan mereka.
Dampak Pengkhianatan Syiah
-
Keruntuhan pusat peradaban Islam, seperti Baghdad yang menjadi simbol ilmu dan kejayaan umat.
-
Munculnya sekte-sekte menyimpang yang memecah belah umat Islam.
-
Melemahnya kekuatan Islam menghadapi musuh eksternal karena energi habis dalam konflik internal.
Pelajaran Bagi Umat Islam
Allah ﷻ mengingatkan:
﴿وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ﴾
“Janganlah kalian berselisih, agar kalian tidak menjadi lemah dan hilang kekuatan kalian.” (QS. Al-Anfal: 46).
Perselisihan dan pengkhianatan dari kelompok Syiah menjadi faktor nyata yang membuat kekuatan umat melemah dan akhirnya hancur.
Kesimpulan
Sejarah membuktikan bahwa Syiah memiliki peran besar dalam kehancuran Khilafah Islam, baik di masa Abbasiyah, Fatimiyah, hingga persekutuan dengan musuh-musuh Islam. Pengkhianatan, fanatisme sektarian, dan penyimpangan akidah mereka menjadi sebab runtuhnya kejayaan umat. Oleh karena itu, umat Islam harus waspada agar kesalahan sejarah ini tidak terulang kembali.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: