Breaking News
Loading...

Syiah dan Pengaruhnya dalam Politik Timur Tengah


Syiahindonesia.com
– Ajaran Syiah tidak hanya menimbulkan penyimpangan dalam aspek akidah dan ibadah, tetapi juga memiliki dampak besar dalam politik, khususnya di kawasan Timur Tengah. Keberadaan kelompok Syiah di berbagai negara seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu, bahkan kerap menjadi alat intervensi asing dan faktor instabilitas regional.

Sejarah Keterlibatan Syiah dalam Politik

Sejak masa awal, Syiah sudah menggunakan isu politik sebagai senjata. Klaim bahwa kepemimpinan umat harus diwariskan kepada Ali رضي الله عنه dan keturunannya, pada akhirnya berkembang menjadi gerakan politik. Berbagai dinasti Syiah dalam sejarah, seperti Buwaihiyah dan Fatimiyah, pernah bersekutu dengan musuh-musuh Islam demi memperkuat kekuasaan mereka.

Contoh paling mencolok adalah peran kelompok Syiah Bani Al-Qummi dalam kejatuhan Baghdad (1258 M), ketika mereka membuka jalan bagi serangan tentara Mongol yang menghancurkan peradaban Islam.

Syiah dalam Politik Modern Timur Tengah

  1. Iran sebagai Basis Utama Syiah
    Revolusi Iran 1979 melahirkan konsep Wilayat al-Faqih (kepemimpinan ulama), di mana ulama Syiah memegang kendali penuh atas negara. Iran sejak itu aktif mengekspor revolusi dan mendukung kelompok Syiah di berbagai negara, termasuk Lebanon, Suriah, Irak, hingga Yaman.

  2. Hizbullah di Lebanon
    Hizbullah adalah representasi Syiah di Lebanon yang mendapat dukungan finansial, militer, dan ideologis dari Iran. Mereka kerap menjadi alat Iran dalam menghadapi Israel sekaligus memperluas pengaruh politik Syiah di kawasan.

  3. Houthi di Yaman
    Kelompok Syiah Houthi yang menganut aliran Zaidiyah melakukan pemberontakan melawan pemerintah Yaman. Konflik ini menjadikan Yaman sebagai ajang perang proxy antara Iran (pendukung Houthi) dan Saudi Arabia (pendukung pemerintah Yaman).

  4. Syiah di Irak
    Setelah tumbangnya Saddam Hussein, kelompok Syiah mendominasi pemerintahan Irak. Iran memainkan peran penting dalam membentuk politik Irak dengan mendukung milisi Syiah yang berkuasa di lapangan.

  5. Suriah dan Alawi
    Rezim Bashar al-Assad yang berasal dari kelompok Alawi (cabang Syiah) mendapat dukungan penuh dari Iran dan Hizbullah dalam mempertahankan kekuasaan melawan mayoritas rakyat Sunni.

Dampak Negatif Bagi Umat Islam

  • Perpecahan Sunni-Syiah menjadi konflik berkepanjangan yang melemahkan kekuatan Islam di kawasan.

  • Dominasi asing semakin kuat karena konflik internal memudahkan Barat dan Israel mengendalikan politik Timur Tengah.

  • Radikalisasi sektarian, di mana identitas agama dipolitisasi untuk kepentingan kekuasaan, bukan untuk kejayaan Islam.

Mengapa Umat Sunni Harus Waspada?

Syiah sering mengklaim perlawanan terhadap Israel dan Amerika, namun pada kenyataannya mereka juga memperlemah kekuatan internal umat Islam dengan memicu perpecahan. Dukungan politik dan militer Iran terhadap kelompok Syiah di berbagai negara membuktikan bahwa gerakan ini lebih berorientasi pada kepentingan sektarian daripada persatuan Islam.

Kesimpulan

Pengaruh Syiah dalam politik Timur Tengah bukan hanya masalah akidah, tetapi juga masalah geopolitik yang membahayakan umat Islam secara keseluruhan. Dari Iran hingga Lebanon, dari Irak hingga Yaman, Syiah terus memainkan peran dalam konflik yang merugikan persatuan Islam. Umat Sunni harus memahami bahwa Syiah bukan sekadar perbedaan mazhab, melainkan sebuah gerakan politik-ideologis yang membawa dampak besar bagi stabilitas dunia Islam.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: