Syiahindonesia.com – Salah satu poin mendasar yang membedakan antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan kelompok Syiah adalah sikap terhadap ajaran Rasulullah ﷺ. Umat Islam Sunni meyakini bahwa Al-Qur’an dan hadits shahih merupakan sumber hukum utama yang wajib diikuti. Namun, Syiah justru menjadikan ajaran yang mereka sebut sebagai "ajaran Ahlul Bait" versi mereka sebagai tolok ukur, bahkan seringkali menolak sunnah Nabi ﷺ yang diriwayatkan sahabat-sahabat mulia. Inilah bentuk penyimpangan yang berbahaya karena secara tidak langsung mereka menolak petunjuk Rasulullah ﷺ.
1. Al-Qur’an Memerintahkan Taat pada Rasulullah ﷺ
Allah ﷻ dengan tegas memerintahkan kaum Muslimin agar taat kepada Rasulullah ﷺ:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan taatilah Allah dan Rasul agar kamu diberi rahmat." (QS. Ali Imran: 132)
Namun, Syiah sering menolak hadits-hadits shahih yang diriwayatkan para sahabat seperti Abu Hurairah, Aisyah, Umar bin Khattab, dan lainnya. Padahal, mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Rasulullah ﷺ dan dipercaya untuk meriwayatkan sunnah beliau.
2. Penolakan Syiah terhadap Sahabat Nabi ﷺ
Syiah memiliki doktrin kebencian kepada sahabat Nabi ﷺ, kecuali beberapa orang yang mereka anggap berpihak pada Ali bin Abi Thalib. Karena itu, mereka menolak mayoritas riwayat hadits dari para sahabat. Padahal Rasulullah ﷺ sendiri menegaskan dalam hadits shahih:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan menolak sahabat, berarti Syiah menolak ajaran Rasulullah ﷺ yang sampai kepada umat Islam melalui jalur mereka.
3. Mengganti Sunnah dengan Doktrin Imamah
Syiah lebih mengedepankan ajaran para imam versi mereka dibandingkan sunnah Rasulullah ﷺ. Mereka meyakini imam memiliki kedudukan ma’shum (terjaga dari dosa), bahkan lebih tinggi daripada Nabi. Konsep ini jelas menyimpang karena dalam Islam hanya Nabi ﷺ yang ma’shum, sementara manusia lain tidak terlepas dari salah dan dosa.
4. Konsekuensi Menolak Ajaran Rasulullah ﷺ
Menolak sunnah berarti menolak petunjuk Nabi ﷺ, padahal Allah ﷻ telah berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Jika sunnah ditolak, maka syariat Islam akan kehilangan fondasinya. Inilah yang menyebabkan pemikiran Syiah sangat berbahaya bagi keutuhan umat Islam.
5. Pentingnya Menjaga Ajaran Rasulullah ﷺ
Sebagai Muslim Sunni, kita wajib menjaga warisan Nabi ﷺ berupa Al-Qur’an dan sunnah shahih. Jangan sampai terjebak dalam propaganda Syiah yang merusak ajaran Islam dari dalam dengan cara menolak hadits dan menggantinya dengan tafsiran para imam mereka.
Kesimpulan
Syiah tidak benar-benar mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ karena mereka menolak hadits-hadits shahih, menjelekkan sahabat Nabi ﷺ, dan lebih mengutamakan doktrin imamah yang tidak ada dasar dalam Al-Qur’an maupun sunnah. Inilah alasan mengapa Syiah tidak bisa dianggap sebagai bagian dari Islam yang murni. Umat Islam wajib berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh ajaran mereka yang sesat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: