Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Membangun Kuil dan Makam sebagai Tempat Ibadah?


Syiahindonesia.com
– Salah satu praktik yang sangat menonjol dalam ajaran Syiah adalah pembangunan kuil, husainiyah, dan makam-makam yang dijadikan sebagai pusat ibadah. Hal ini berbeda jauh dengan ajaran Islam yang diajarkan Rasulullah ﷺ dan dipraktikkan oleh para sahabat. Dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah ﷻ semata, dan tidak boleh dipalingkan kepada selain-Nya, termasuk kepada para wali, imam, atau bahkan Nabi sekalipun.

Namun, Syiah justru menjadikan makam imam mereka, terutama yang disebut sebagai “Makam Imam Husain” di Karbala dan “Makam Imam Ali” di Najaf, sebagai pusat ritual. Mereka thawaf, sujud, berdoa, meminta hajat, bahkan meyakini keberkahan bisa turun melalui tanah Karbala.


Larangan Keras Menjadikan Kuburan sebagai Tempat Ibadah

Rasulullah ﷺ bersabda:

«لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ»
"Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini jelas melarang menjadikan makam sebagai tempat ibadah. Rasulullah ﷺ bahkan sebelum wafat berdoa agar umatnya tidak mengikuti jalan kaum Yahudi dan Nasrani dalam hal ini.


Penyimpangan Syiah dalam Pemujaan Makam

  1. Menganggap makam sebagai sumber berkah – Mereka mengusap-usap dinding, mencium tanah, dan membawa pulang debu Karbala dengan keyakinan penuh keberkahan.

  2. Menjadikan makam sebagai tempat doa – Banyak pengikut Syiah berdoa langsung kepada imam yang sudah wafat, bukan kepada Allah ﷻ.

  3. Mengganti masjid dengan husainiyah – Husainiyah dibangun bukan untuk shalat berjamaah sebagaimana masjid, tetapi untuk meratapi Imam Husain dan ritual lain yang tidak ada tuntunannya dalam Islam.

  4. Mengkultuskan manusia melebihi Rasulullah ﷺ – Mereka lebih bersemangat berziarah ke Karbala daripada berziarah ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.


Pandangan Ulama Ahlus Sunnah

Ibn Taimiyah rahimahullāh berkata:
"Barangsiapa menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, maka ia telah menyerupai kaum musyrikin. Ini adalah pintu menuju syirik akbar."

Imam Malik rahimahullāh juga berkata:
"Aku tidak menyukai perkataan: aku telah mendatangi kuburan Nabi. Akan tetapi katakanlah: aku mendatangi masjid."

Perkataan ini menegaskan bahwa tujuan ibadah adalah masjid, bukan kuburan.


Bahaya Pemujaan Kuil dan Makam dalam Syiah

  • Menumbuhkan syirik dengan meminta kepada selain Allah.

  • Mengubah arah ibadah dari tauhid menuju pemujaan manusia.

  • Mengalihkan perhatian umat dari masjid (tempat ibadah utama) menuju kuil dan husainiyah.

  • Merusak akidah tauhid yang menjadi inti dakwah para nabi.


Kesimpulan

Praktik Syiah yang membangun kuil dan menjadikan makam sebagai pusat ibadah jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah ﷺ sudah memperingatkan keras agar umat Islam tidak mengikuti langkah Yahudi dan Nasrani dalam menjadikan kuburan sebagai masjid.

Syiah dengan segala penyimpangan ini telah membuka pintu syirik di tengah umat. Oleh karena itu, kaum Muslimin wajib berhati-hati, meluruskan akidah, dan kembali kepada pemahaman Islam yang benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: