Breaking News
Loading...

Syiah dan Konsep Imam yang Tidak Masuk Akal


Syiahindonesia.com –
Salah satu perbedaan paling mendasar antara Sunni dan Syiah adalah konsep kepemimpinan umat setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Kaum Sunni berpegang pada prinsip khilafah yang dipilih melalui musyawarah para sahabat, sedangkan Syiah meyakini adanya konsep imamah, yaitu kepemimpinan yang dianggap sebagai bagian dari rukun iman, bersifat ma’shum (terjaga dari dosa), dan ditetapkan langsung oleh Allah ﷻ melalui wasiat Nabi. Konsep ini bukan hanya berbeda, tetapi juga menimbulkan banyak kontradiksi dengan akidah Islam yang hakiki.


1. Imamah Sebagai Rukun Agama: Bid’ah yang Menyesatkan

Syiah menjadikan imamah sebagai pilar utama agama, bahkan lebih penting daripada kenabian. Menurut mereka, iman seseorang tidak sah kecuali dengan meyakini adanya imam yang ditunjuk Allah. Padahal, dalam Islam yang diajarkan Rasulullah ﷺ, rukun iman dan rukun Islam sudah jelas, tidak ada tambahan tentang imam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
(HR. Muslim no. 8)

Dalam hadis tersebut jelas bahwa imamah tidak pernah disebutkan sebagai rukun iman. Maka menjadikannya bagian dari akidah adalah bentuk bid’ah dalam agama.


2. Klaim Imam Ma’shum: Bertentangan dengan Al-Qur’an

Syiah mengklaim bahwa imam mereka bersifat ma’shum, yaitu tidak pernah berbuat dosa, bahkan lebih tinggi kedudukannya dari para nabi kecuali Nabi Muhammad ﷺ. Konsep ini bertentangan dengan Al-Qur’an yang menegaskan bahwa kemaksuman hanya milik para nabi.

Allah ﷻ berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنَ الرُّسُلِ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.”
(QS. Al-Furqan: 20)

Ayat ini menunjukkan bahwa rasul saja masih manusia biasa yang memiliki kebutuhan duniawi. Bagaimana mungkin imam yang bukan nabi dianggap lebih tinggi, lebih suci, dan tidak mungkin salah? Ini jelas tidak masuk akal.


3. Imam Ghaib: Konsep Mistis yang Tidak Rasional

Syiah Itsna Asyariyah (Imamiyah) meyakini adanya Imam ke-12, Muhammad bin Hasan al-Askari, yang diklaim menghilang (ghaib) sejak abad ke-3 Hijriyah dan akan muncul kembali sebagai Imam Mahdi. Selama ribuan tahun, Syiah meyakini bahwa imam ghaib itu tetap hidup dan mengatur urusan umat secara gaib.

Padahal, Islam mengajarkan bahwa tidak ada seorang pun yang abadi di dunia:

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِيْن مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ
“Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum engkau (Muhammad). Maka apabila engkau wafat, apakah mereka akan kekal?”
(QS. Al-Anbiya: 34)

Jika Nabi Muhammad ﷺ sendiri wafat, bagaimana mungkin seorang imam dari kalangan Syiah bisa hidup lebih dari 1200 tahun tanpa bukti nyata? Ini hanyalah dongeng yang tidak rasional.


4. Pertentangan dengan Prinsip Musyawarah dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa pemimpin dipilih dengan musyawarah sebagaimana para sahabat memilih Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali radhiyallahu ‘anhum. Konsep ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

وَأَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْ
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.”
(QS. Asy-Syura: 38)

Namun Syiah menolak musyawarah dan hanya menganggap sah kepemimpinan berdasarkan wasiat dari imam sebelumnya. Ini jelas bertentangan dengan prinsip syura dalam Islam.


5. Kontradiksi dengan Kenyataan Sejarah

Jika benar imamah adalah rukun iman, seharusnya Rasulullah ﷺ menjelaskannya dengan tegas dan tidak menyisakan keraguan. Namun kenyataannya, para sahabat utama – yang paling dekat dengan Nabi ﷺ – tidak pernah menyebutkan adanya wasiat tentang imam. Justru yang terjadi adalah musyawarah di Saqifah untuk memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama.

Bahkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sendiri membaiat Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebelum akhirnya menjadi khalifah. Hal ini membuktikan bahwa konsep imamah ala Syiah hanyalah rekayasa politik, bukan ajaran Islam.


Kesimpulan

Konsep imam dalam Syiah jelas tidak masuk akal dan bertentangan dengan Al-Qur’an, hadis sahih, serta fakta sejarah. Mereka menjadikan imamah sebagai rukun iman baru, menganggap imam lebih suci dari nabi, meyakini imam ghaib yang tak pernah muncul, dan menolak prinsip musyawarah yang diajarkan Islam. Semua ini menunjukkan bahwa ajaran Syiah bukanlah bagian dari Islam yang hakiki, melainkan bid’ah yang menyesatkan.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: