Syiahindonesia.com – Hubungan antara Sunni dan Syiah sejak dahulu hingga kini selalu diwarnai ketegangan. Bukan tanpa sebab, banyak catatan sejarah dan sumber-sumber rujukan Syiah sendiri yang menunjukkan bahwa mereka memandang kaum Sunni bukan sekadar berbeda mazhab, melainkan sebagai musuh yang harus dilawan. Pandangan ini lahir dari kesalahan akidah dan doktrin internal Syiah yang menanamkan kebencian terhadap mayoritas umat Islam.
Akar Kebencian Syiah terhadap Sunni
-
Kebencian kepada Para Sahabat Nabi ﷺ
Syiah mengajarkan bahwa Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum telah merebut kekhalifahan dari Ali bin Abi Thalib. Dari sinilah muncul doktrin untuk melaknat para sahabat yang menjadi pilar Islam. Karena Sunni menjunjung tinggi para sahabat, maka secara otomatis Sunni dianggap sebagai “pembela orang zalim” oleh Syiah.Padahal Allah Ta’ala berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”
(QS. Al-Fath: 29)Ayat ini jelas memuji para sahabat, tetapi Syiah justru menanamkan kebencian terhadap mereka.
-
Doktrin Kafir terhadap Sunni
Dalam banyak kitab Syiah, orang Sunni disebut sebagai nasib (najis) atau bahkan kafir karena tidak meyakini keimaman yang mereka klaim. Sehingga, meskipun sama-sama mengucapkan syahadat, Sunni tetap dipandang musuh karena tidak mengakui 12 imam versi mereka. -
Taqiyyah dan Strategi Permusuhan
Syiah mengajarkan taqiyyah, yaitu berpura-pura bersahabat dengan Sunni demi kepentingan tertentu. Namun, dalam hati mereka menyimpan kebencian. Hal ini membuat permusuhan Syiah bersifat laten, muncul di permukaan hanya ketika mereka merasa kuat secara politik. -
Agenda Politik dan Kekuasaan
Sejarah mencatat, di banyak wilayah, Syiah tidak segan mengkhianati umat Islam Sunni. Contohnya saat keruntuhan Baghdad tahun 1258 M, kelompok Syiah bersekongkol dengan Mongol hingga menyebabkan kehancuran pusat peradaban Islam. Permusuhan ini bukan sekadar teologis, tetapi juga sarat kepentingan politik.
Dampak Permusuhan Syiah terhadap Sunni
-
Konflik Berdarah di berbagai negeri Muslim, terutama di Irak, Suriah, Yaman, dan Lebanon, di mana Syiah terlibat dalam penindasan kaum Sunni.
-
Penyebaran Fitnah dengan menuduh Sunni sebagai pengkhianat Ahlul Bait.
-
Perpecahan Umat Islam yang membuat dunia Islam lemah dan mudah diintervensi oleh musuh eksternal.
Sikap Umat Islam
Umat Islam harus menyadari bahwa permusuhan Syiah terhadap Sunni bukan sekadar masalah perbedaan mazhab, tetapi akar akidah yang dibangun di atas kebencian terhadap sahabat Nabi dan penolakan terhadap Sunnah. Oleh karena itu, kewaspadaan adalah langkah penting agar umat tidak terpedaya dengan propaganda persatuan palsu yang sering mereka suarakan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Wajib atas kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan bahwa jalan selamat hanyalah dengan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, bukan dengan mengikuti kebencian Syiah terhadap mereka.
Penutup
Syiah menganggap Sunni sebagai musuh karena perbedaan akidah yang mendasar, kebencian terhadap sahabat Nabi, serta agenda politik yang terus diwariskan. Permusuhan ini sudah menjadi bagian dari ajaran mereka. Oleh sebab itu, umat Islam hendaknya selalu waspada, memperkuat akidah, dan tidak memberi ruang bagi Syiah untuk merusak persaudaraan sejati di antara kaum muslimin.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: