Syiahindonesia.com - Salah satu titik paling mencolok dalam perbedaan antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan Syiah adalah sikap mereka terhadap Sunnah. Bagi kaum Muslimin dari kalangan Sunni, Sunnah Nabi ﷺ merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Namun, kelompok Syiah memiliki pandangan yang menyimpang tentang Sunnah. Mereka justru menjadikan Sunnah sebagai musuh, baik dengan cara menolak, memalsukan, ataupun menyelewengkannya.
1. Penolakan terhadap Mayoritas Hadits Shahih
Kaum Syiah menolak mayoritas hadits dalam kitab-kitab shahih Ahlus Sunnah, termasuk Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Bagi mereka, periwayatan yang bersumber dari sahabat Nabi ﷺ seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, dan mayoritas sahabat lainnya dianggap tidak bisa diterima. Alasannya karena mereka memusuhi para sahabat mulia ini.
Padahal, tanpa sahabat, tidak mungkin Sunnah Nabi ﷺ sampai kepada kita. Dengan menolak periwayatan mereka, sama saja Syiah menolak Sunnah itu sendiri.
2. Klaim Bahwa Sunnah Hanya Ada pada Imam
Syiah berkeyakinan bahwa Sunnah sejati tidak diambil dari sahabat, melainkan hanya dari para imam mereka yang dianggap ma’shum (tidak mungkin salah). Mereka meyakini bahwa para imam memiliki kedudukan lebih tinggi dari para sahabat Nabi ﷺ, bahkan lebih tinggi dari sebagian nabi.
Konsep ini jelas bertentangan dengan Islam. Rasulullah ﷺ sendiri bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang setelahnya, lalu yang setelahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini membantah klaim Syiah, karena menunjukkan kemuliaan generasi sahabat dan tabi’in, bukan imam buatan mereka.
3. Pemalsuan Sunnah dengan Doktrin Taqiyyah
Syiah dikenal luas dengan ajaran taqiyyah, yaitu kebolehan berbohong demi kepentingan mazhab mereka. Dengan doktrin ini, riwayat yang datang dari jalur mereka tidak bisa dipastikan kebenarannya. Banyak hadits yang mereka sebut sebagai "hadits Ahlul Bait" ternyata bertentangan dengan Al-Qur’an maupun hadits shahih.
4. Kontradiksi dengan Islam yang Murni
Dengan memusuhi Sunnah, Syiah sejatinya sedang memusuhi Islam itu sendiri. Sebab, Al-Qur’an dan Sunnah adalah dua sumber utama syariat yang tidak bisa dipisahkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
"Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah dan Sunnahku." (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’)
Syiah justru berusaha mengganti Sunnah Nabi ﷺ dengan doktrin imam mereka, yang sebenarnya adalah bentuk penyimpangan dari ajaran Islam.
Kesimpulan
Syiah menganggap Sunnah sebagai musuh karena:
-
Mereka menolak hadits dari mayoritas sahabat.
-
Mereka mengklaim Sunnah hanya ada pada imam mereka.
-
Mereka banyak memalsukan Sunnah dengan taqiyyah.
Padahal, Islam tidak bisa dipahami tanpa Sunnah. Menolak Sunnah sama saja menolak Islam. Inilah salah satu alasan mendasar mengapa Syiah dikategorikan sebagai ajaran sesat yang berbahaya bagi umat Islam.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: