Syiahindonesia.com – Salah satu cara paling halus dan berbahaya yang digunakan Syiah untuk menyebarkan pahamnya adalah melalui jalur pendidikan dan media. Dua sektor ini sangat strategis karena mampu mempengaruhi cara berpikir generasi muda dan membentuk opini masyarakat luas. Jika tidak diantisipasi, pengaruh Syiah dalam dunia pendidikan dan media dapat menjerumuskan umat Islam ke dalam kesesatan tanpa mereka sadari.
1. Penyusupan dalam Lembaga Pendidikan
Syiah seringkali mendirikan sekolah, yayasan, hingga pesantren dengan nama-nama Islami yang terdengar netral. Mereka mengaku mengajarkan Al-Qur’an dan mencetak generasi cinta Ahlul Bait, padahal di balik itu ada misi menanamkan doktrin Syiah secara perlahan.
Materi-materi yang diajarkan biasanya dimulai dari kisah-kisah tentang keutamaan Imam Ali, Hasan, dan Husein. Lalu, mereka mulai menyusupkan kebencian terhadap sahabat Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
"لا تسبوا أصحابي، فلو أن أحدكم أنفق مثل أُحد ذهبًا ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه"
"Janganlah kalian mencaci sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, itu tidak akan menyamai satu genggaman tangan mereka atau setengahnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan cara ini, Syiah merusak akidah anak-anak Muslim sejak dini.
2. Beasiswa Luar Negeri sebagai Jalan Rekrutmen
Banyak lembaga Syiah menawarkan beasiswa studi ke Iran atau negara basis Syiah lainnya. Para pelajar dijanjikan biaya hidup gratis, fasilitas lengkap, dan kedudukan terhormat setelah kembali ke tanah air.
Namun kenyataannya, di sana mereka dicuci otak dengan ideologi Syiah, kemudian dikirim kembali ke Indonesia untuk menjadi agen penyebaran paham tersebut. Jalur ini terbukti efektif karena banyak tokoh Syiah Indonesia yang dulunya adalah alumni pendidikan di Iran.
3. Penyebaran Buku dan Modul Pelajaran
Syiah juga aktif menyebarkan buku, majalah, jurnal, hingga modul ke berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Isi buku-buku tersebut biasanya tidak menyebut kata “Syiah” di awal, melainkan membicarakan tentang Islam yang revolusioner, cinta keluarga Nabi, atau perlawanan terhadap Barat.
Baru di bagian tertentu, mereka mulai memasukkan doktrin Syiah seperti nikah mut’ah, imamah, atau kebencian kepada sahabat. Banyak guru dan mahasiswa awam yang terkecoh karena mengira itu adalah bagian dari Islam Ahlussunnah.
4. Menguasai Media Massa dan Dunia Digital
Di era modern, media adalah senjata utama. Syiah sadar betul bahwa dengan menguasai media, mereka bisa mempengaruhi opini publik. Karena itu, mereka mendirikan berbagai website, channel YouTube, akun media sosial, hingga stasiun televisi satelit yang menyebarkan propaganda mereka.
Konten-konten yang disebarkan biasanya berupa:
-
Ceramah tentang cinta Ahlul Bait.
-
Isu-isu Palestina dan perlawanan terhadap Israel (untuk menarik simpati).
-
Artikel yang menyamarkan identitas Syiah tetapi penuh muatan doktrin.
Dengan strategi ini, Syiah menjerat generasi muda yang haus ilmu agama, tapi tidak memiliki pemahaman mendalam tentang perbedaan Sunni dan Syiah.
5. Menyusup ke Dunia Akademik
Syiah juga aktif di perguruan tinggi dengan cara menyusup ke diskusi ilmiah, seminar, bahkan organisasi mahasiswa Islam. Mereka menampilkan diri sebagai intelektual yang kritis, menggunakan istilah-istilah akademis, dan mengaku memperjuangkan kebebasan berpikir.
Padahal sejatinya mereka sedang membuka jalan untuk melegitimasi Syiah sebagai bagian dari Islam, padahal ulama Ahlussunnah telah sepakat tentang kesesatan Syiah Rafidhah.
6. Dampak yang Ditimbulkan
Bahaya Syiah di bidang pendidikan dan media sangat besar, di antaranya:
-
Kerusakan akidah generasi muda karena mereka dicekoki doktrin Syiah sejak dini.
-
Perpecahan umat Islam akibat munculnya kelompok Syiah yang mengklaim sebagai bagian dari Islam tetapi menyerang sahabat Nabi ﷺ.
-
Kebingungan masyarakat awam, karena media Syiah dikemas dengan nama-nama Islami yang seakan-akan mewakili Ahlussunnah.
Kesimpulan
Syiah merusak umat Islam bukan hanya lewat politik, tapi juga melalui jalur pendidikan dan media. Mereka tahu bahwa menguasai generasi muda berarti menguasai masa depan. Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus lebih waspada terhadap lembaga pendidikan, beasiswa, buku, maupun media yang berasal dari kelompok Syiah.
Allah ﷻ telah memperingatkan:
"وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ"
"Dan inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya."
(QS. Al-An’am: 153)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: