Syiahindonesia.com – Selama berabad-abad, kaum Syiah tidak henti-hentinya melancarkan tuduhan terhadap Ahlus Sunnah wal Jamaah. Mereka berusaha menggiring opini bahwa Sunni telah menyimpang, membenci Ahlul Bait, bahkan meremehkan kedudukan Imam Ali radhiyallahu ‘anhu. Padahal tuduhan-tuduhan itu hanyalah propaganda yang dibangun untuk melemahkan umat Islam dan menanamkan kebencian. Lalu bagaimana cara menjawab tuduhan Syiah terhadap Sunni?
1. Tuduhan Sunni Membenci Ahlul Bait
Syiah sering menuduh Ahlus Sunnah membenci keluarga Nabi ﷺ. Padahal ini adalah fitnah besar. Sunni justru sangat memuliakan Ahlul Bait, sebagaimana perintah Rasulullah ﷺ.
Allah Ta’ala berfirman:
قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ
“Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.”
(QS. Asy-Syura: 23)
Dalam kitab-kitab Sunni, begitu banyak riwayat tentang kemuliaan Hasan, Husain, Fatimah, dan Ali radhiyallahu ‘anhum. Justru Syiah yang berlebihan hingga menuhankan para imam mereka. Ahlus Sunnah memuliakan Ahlul Bait tanpa berlebih-lebihan dan tetap adil sebagaimana dicontohkan Nabi ﷺ.
2. Tuduhan Sunni Menolak Kepemimpinan Ali
Syiah mengatakan bahwa kaum Sunni menolak kepemimpinan Ali. Ini tidak benar. Sunni mengakui Ali sebagai khalifah keempat, termasuk dalam golongan Khulafaur Rasyidin, yang Rasulullah ﷺ perintahkan untuk diikuti.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي
“Hendaklah kalian berpegang pada Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ahlus Sunnah menempatkan Ali pada kedudukan yang mulia, tetapi tetap menolak klaim Syiah bahwa beliau ditunjuk secara eksklusif sebagai imam maksum yang wajib ditaati sepanjang masa.
3. Tuduhan Sunni Mengikuti Sahabat yang Murtad
Syiah menuduh mayoritas sahabat Nabi ﷺ murtad setelah wafat beliau. Tuduhan ini sangat berbahaya, karena sama saja menuduh Nabi ﷺ gagal mendidik para sahabatnya.
Allah Ta’ala memuji para sahabat dengan firman-Nya:
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
“Sungguh, Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon itu.”
(QS. Al-Fath: 18)
Bagaimana mungkin Allah meridhai orang-orang yang kemudian murtad? Tuduhan Syiah ini terbantahkan langsung oleh Al-Qur’an.
4. Tuduhan Sunni Mengabaikan Cinta kepada Imam
Syiah selalu menuntut kecintaan mutlak kepada imam-imam mereka, seakan tanpa itu Islam tidak sempurna. Sunni menjawab: Islam sempurna dengan berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah. Cinta kepada ulama dan tokoh Ahlul Bait adalah bagian dari iman, tetapi tidak boleh melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
5. Tuduhan Sunni Tidak Peduli dengan Kezaliman Terhadap Husain
Syiah sering memprovokasi dengan mengatakan Sunni tidak peduli terhadap peristiwa Karbala. Padahal, Sunni sangat mencintai Husain bin Ali dan menganggap tragedi Karbala sebagai musibah besar. Bedanya, Sunni tidak meratapi dengan cara bid’ah seperti melukai diri atau melaknat para sahabat.
Penutup
Menjawab tuduhan Syiah terhadap Sunni harus dengan ilmu dan dalil yang jelas. Ahlus Sunnah:
-
Mencintai Ahlul Bait dengan tulus tanpa berlebihan.
-
Menghormati seluruh sahabat Nabi ﷺ tanpa kecuali.
-
Mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum tertinggi.
Dengan pemahaman yang lurus ini, fitnah dan tuduhan Syiah dapat terbantahkan. Umat Islam pun harus waspada agar tidak terjebak dalam propaganda mereka yang sengaja diciptakan untuk memecah belah persatuan umat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: