الشيعة ودورهم في سقوط الخلافة الإسلامية
Syiahindonesia.com – Dalam sejarah panjang Islam, keruntuhan Khilafah merupakan salah satu tragedi besar yang mengakibatkan terpecahnya umat Islam ke dalam berbagai kelompok, negara, dan ideologi. Salah satu faktor yang turut berperan dalam proses keruntuhan ini adalah gerakan dan doktrin Syiah yang menyusup dalam tubuh umat Islam, menyebarkan kebencian terhadap para sahabat, memicu pemberontakan, serta menanamkan ideologi sektarian yang bertentangan dengan prinsip ahlus sunnah wal jama’ah.
Syiah: Bukan Sekadar Perbedaan Mazhab
Banyak yang salah kaprah menganggap Syiah hanya sekadar mazhab fikih seperti Hanafi, Syafi’i, Maliki, atau Hanbali. Padahal, Syiah merupakan aliran tersendiri yang memiliki akidah dan pandangan dunia yang sangat berbeda, bahkan menyimpang dari pokok-pokok Islam. Di antara penyimpangan paling mendasar adalah klaim bahwa kepemimpinan (imamah) adalah rukun agama yang lebih penting dari kenabian.
Dalam doktrin Syiah, kekuasaan hanya sah jika dipegang oleh keturunan Ali bin Abi Thalib, dan semua pemerintahan Islam selain itu dianggap tidak sah, bahkan zalim. Pandangan ini menjadi dasar pembenaran atas berbagai pemberontakan terhadap khilafah Islam yang sah.
Peran Syiah dalam Pemberontakan dan Disintegrasi Umat
Sejarah mencatat berbagai pemberontakan yang melibatkan kelompok Syiah dan mengganggu stabilitas kekuasaan Islam. Salah satu contohnya adalah pemberontakan kelompok Syiah ekstrem seperti Qaramithah yang melakukan pembantaian di Mekkah dan mencuri Hajar Aswad pada tahun 930 M. Mereka bukan hanya merusak sistem khilafah, tapi juga menodai kesucian Tanah Haram.
Tak hanya itu, runtuhnya Baghdad pada tahun 1258 oleh bangsa Mongol juga tidak terlepas dari peran tokoh Syiah bernama Ibn Al-Alqami, seorang menteri dalam pemerintahan Abbasiyah yang berkhianat dengan membuka jalan bagi serangan Hulagu Khan. Sejarawan Sunni menyebutkan bahwa pengkhianatan ini adalah salah satu penyebab utama hancurnya pusat kekhilafahan Islam di Baghdad.
Syiah dan Taktik Taqiyyah: Musuh dalam Selimut
Syiah memiliki doktrin taqiyyah, yaitu menyembunyikan keyakinan yang sebenarnya demi keamanan atau strategi politik. Hal ini membuat banyak pemerintahan khilafah kesulitan mendeteksi dan menindak infiltrasi Syiah, karena mereka bisa tampil seperti Sunni dalam penampilan luar, tetapi secara ideologis justru bertujuan menghancurkan dari dalam.
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
"ستكون هنّات وهنّات، فمن أراد أن يفرّق أمر هذه الأمة وهم جميع، فاضربوه بالسيف كائنا من كان"
“Akan terjadi berbagai kekacauan. Barangsiapa yang ingin memecah belah urusan umat ini (umat Islam) sedangkan mereka bersatu, maka bunuhlah dia, siapapun dia.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa memecah belah kesatuan umat merupakan dosa besar, dan Syiah telah berkali-kali melakukannya.
Syiah dalam Sejarah Kontemporer: Iran dan Proyek Syi’ahisasi
Sejak Revolusi Iran 1979, Syiah kembali menjadi kekuatan politik besar yang secara terang-terangan ingin mengekspor revolusi mereka ke dunia Islam. Iran menjadikan ideologi Syiah sebagai fondasi negara dan secara aktif menyebarkan ajarannya ke negara-negara Sunni, termasuk Indonesia.
Konflik di Suriah, Yaman, dan Irak menunjukkan bagaimana intervensi Iran dan milisi Syiah telah menghancurkan tatanan masyarakat Sunni, memperparah perpecahan, dan menjadi pion bagi kekuatan global dalam menciptakan instabilitas.
Syiah dan Permusuhan terhadap Sahabat
Syiah dikenal karena kebenciannya terhadap para sahabat Nabi ﷺ, khususnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم yang merupakan tokoh penting dalam pembangunan Khilafah Islam pertama. Mereka juga mengkafirkan mayoritas umat Islam yang tidak mengikuti ajaran imamah. Sikap ini jelas bertentangan dengan firman Allah:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. At-Taubah: 100)
Maka tidak heran jika kaum Syiah yang mencela sahabat, secara otomatis menyalahi kehendak Allah dan Rasul-Nya ﷺ.
Kesimpulan: Kewaspadaan Umat adalah Keniscayaan
Keruntuhan khilafah Islam bukan hanya disebabkan oleh serangan luar, tetapi juga oleh musuh dalam selimut seperti kelompok Syiah yang merusak dari dalam. Melalui pemikiran menyimpang, pemberontakan, dan pengkhianatan, Syiah telah berkali-kali menjadi faktor destruktif dalam sejarah umat Islam.
Umat Islam di Indonesia harus waspada terhadap segala bentuk penyebaran ajaran Syiah. Edukasi yang benar, kecintaan kepada sahabat Nabi, serta loyalitas terhadap ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah kunci menjaga kesatuan umat dan mencegah sejarah kelam itu terulang kembali.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: