Breaking News
Loading...

 Syiah dan Penyimpangan dalam Aqidah


Syiahindonesia.com
– Ajaran Syiah sering diklaim sebagai bagian dari Islam, namun jika ditelaah secara mendalam, banyak penyimpangan aqidah yang mereka anut ternyata bertentangan secara langsung dengan pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana dipahami Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Penyimpangan-penyimpangan ini bukan hanya dalam ranah fiqih, tetapi lebih serius lagi menyentuh aspek aqidah yang menjadi fondasi keimanan seorang muslim.

1. Konsep Imamah Melebihi Kenabian

Salah satu penyimpangan mendasar dalam aqidah Syiah adalah keyakinan mereka terhadap konsep Imamah. Bagi Syiah, imam adalah sosok yang maksum (tidak berdosa), lebih tinggi dari nabi (kecuali Nabi Muhammad ﷺ), dan memiliki pengetahuan gaib yang diturunkan secara ilahiah. Keyakinan ini bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah karena:

لَا يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
"Tidak ada yang mengetahui hal gaib kecuali Allah." (QS. An-Naml: 65)

Dengan menisbatkan sifat ilahiah kepada manusia biasa (yakni imam), Syiah telah menyimpang dari tauhid yang murni.

2. Menuduh Al-Qur’an Tidak Lengkap

Sebagian tokoh Syiah klasik secara terang-terangan menyatakan bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap, dan telah terjadi tahrif (pengurangan atau perubahan). Mereka meyakini adanya Mushaf Fatimah yang lebih sempurna. Ini jelas menyimpang dari ayat:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kami yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya." (QS. Al-Hijr: 9)

Meyakini adanya mushaf lain atau pengurangan dalam Al-Qur’an berarti menuduh Allah tidak menjaga wahyu-Nya.

3. Mengkafirkan Sahabat Nabi ﷺ

Syiah menuduh para sahabat Nabi, terutama Abu Bakar, Umar, dan Utsman, telah merampas hak kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Bahkan sebagian ulama Syiah mengkafirkan mereka. Ini bertentangan dengan ajaran Ahlus Sunnah yang meyakini seluruh sahabat sebagai generasi terbaik:

رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
"Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah." (QS. At-Taubah: 100)

Menghina atau mengkafirkan sahabat berarti menolak generasi yang menerima dan menyampaikan Islam secara langsung dari Nabi ﷺ.

4. Ajaran Taqiyah (Berpura-Pura)

Taqiyah dalam Syiah adalah membolehkan berdusta demi menyelamatkan aqidah. Ini bertolak belakang dengan kejujuran yang menjadi ciri utama seorang muslim sejati. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Taqiyah menjadi senjata Syiah untuk menyebarkan ajaran mereka secara tersembunyi dan menyusup ke dalam umat Islam.

5. Nikah Mut’ah (Zina atas Nama Syariat)

Syiah melegalkan nikah mut’ah, yakni hubungan sementara berdasarkan perjanjian waktu tertentu. Ini jelas bertentangan dengan sabda Rasulullah ﷺ:

"Aku telah mengizinkan kalian melakukan nikah mut’ah, namun sekarang Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat." (HR. Muslim)

Nikah mut’ah pada dasarnya adalah legalisasi perzinahan atas nama agama, yang menghancurkan kesucian pernikahan dalam Islam.


Kesimpulan

Penyimpangan aqidah Syiah sangat serius dan mendasar. Mereka tidak hanya menyimpang dari prinsip-prinsip tauhid, tetapi juga merusak fondasi Islam melalui penghinaan terhadap sahabat, perubahan terhadap Al-Qur’an, serta keyakinan-keyakinan berbahaya lainnya. Sudah seharusnya umat Islam berhati-hati dan mewaspadai pengaruh Syiah yang mengatasnamakan Islam namun menyimpang dari jalan yang lurus.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: