Pengingkaran terhadap Ulama Generasi Salaf
Syiah secara sistematis menolak keabsahan dan keutamaan mayoritas sahabat Nabi ﷺ, termasuk para ulama dari kalangan tabi’in dan tabi’ut tabi’in yang merupakan penerus utama ilmu dari Rasulullah ﷺ. Mereka mencap para sahabat seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan sebagai perampas kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib. Bahkan sebagian literatur mereka menuduh para sahabat ini murtad setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Hal ini jelas bertentangan dengan firman Allah:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka."
(QS. At-Taubah: 100)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah meridhai para sahabat Nabi, sedangkan Syiah justru mencela dan mengkafirkan mereka. Maka, bagaimana bisa mereka dikatakan bagian dari umat Islam yang satu?
Cacian terhadap Imam Mazhab
Bukan hanya sahabat, Syiah juga melecehkan para imam mazhab fiqih dan akidah yang menjadi rujukan umat Islam hingga hari ini, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Dalam banyak sumber Syiah, mereka dituduh sebagai penyebar bid'ah atau agen penguasa Bani Umayyah dan Abbasiyah. Penghinaan seperti ini tentu sangat melukai umat Islam karena para imam tersebut adalah penjaga syariat Islam dari penyimpangan.
Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda:
يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ
"Ilmu ini akan dibawa oleh orang-orang yang adil dari setiap generasi."
(HR. Al-Baihaqi)
Maka para imam mazhab justru adalah bagian dari orang-orang adil yang menjaga kemurnian Islam, bukan musuh Islam sebagaimana Syiah tuduhkan.
Strategi Propaganda dan Disinformasi
Syiah juga menggunakan media, buku, dan internet untuk menyebarkan narasi bahwa ulama Sunni adalah antek penguasa, tidak berilmu, dan hanya mengikuti hawa nafsu. Buku-buku seperti "Muhammad Baqir Sang Pemilah Ilmu" dan lainnya diterbitkan dan disebarluaskan ke berbagai daerah di Indonesia. Di dalamnya sering ditemukan penyimpangan historis dan penyelewengan kutipan dari ulama Sunni untuk membenarkan ajaran Syiah.
Bahaya Bagi Persatuan Umat
Sikap permusuhan ini bukan hanya masalah teologis, tapi juga ancaman nyata bagi persatuan umat. Umat Islam menjadi tercerai-berai, saling curiga, dan sulit bersatu menghadapi musuh bersama karena adanya ideologi yang menghalalkan penghinaan terhadap ulama yang telah berjasa besar.
Maka sangat penting bagi umat Islam untuk mewaspadai buku-buku, kajian, maupun media sosial yang terafiliasi dengan Syiah, yang secara halus maupun terang-terangan mencela para ulama Sunni.
Penutup
Syiah bukan hanya menyimpang dalam akidah, namun juga dalam adab terhadap para pewaris ilmu Nabi ﷺ. Penghinaan terhadap ulama Sunni adalah bukti nyata bahwa Syiah membawa ideologi kebencian, bukan cinta dan persaudaraan Islam. Umat Islam di Indonesia wajib membentengi diri dan keluarganya dari penyusupan paham sesat ini dengan ilmu yang benar dan pegangan terhadap para ulama Ahlus Sunnah yang lurus.
(albert/syiahindonesia.com)
0 komentar: