Syiahindonesia.com - Perkembangan paham Syiah di dunia Islam tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang perpecahan umat sejak masa awal Islam. Ajaran ini muncul dengan klaim sebagai bagian dari Islam, namun dalam perkembangannya banyak menyimpang dari akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di Indonesia, penyebaran ajaran Syiah perlu diwaspadai karena mereka sering menggunakan strategi dakwah terselubung, taqiyyah (berdusta demi kepentingan kelompok), serta memanfaatkan celah kelemahan umat.
Sejarah Munculnya Syiah
Syiah berawal dari kelompok yang mengklaim bahwa kepemimpinan umat Islam (imamah) hanya sah berada pada keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Mereka menolak kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum, padahal Rasulullah ﷺ telah menegaskan keutamaan Khulafaur Rasyidin.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ»
"Wajib atas kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Hadis ini jelas menunjukkan bahwa mengikuti jejak para khalifah yang lurus adalah kewajiban. Namun, Syiah justru menjadikan mereka sebagai musuh.
Konsep Imam dalam Syiah
Bagi Syiah, Imam dianggap sebagai makhluk suci yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari para nabi, bahkan ada yang meyakini Imam tidak pernah berbuat salah (ma‘shum). Pandangan ini bertentangan dengan Al-Qur’an yang menegaskan bahwa para nabi saja hanyalah manusia yang bisa berbuat salah kecuali yang dijaga oleh Allah.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ
"Muhammad itu hanyalah seorang rasul; sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Maka apakah jika dia wafat atau terbunuh, kalian berbalik ke belakang?" (QS. Ali Imran: 144)
Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah ﷺ saja hanyalah manusia biasa yang menjadi utusan, bukan makhluk suci abadi. Maka klaim Syiah tentang keistimewaan Imam jelas bertentangan dengan aqidah Islam.
Dampak Syiah terhadap Dunia Islam
Sejarah mencatat bahwa keberadaan Syiah sering kali menjadi faktor perpecahan umat Islam:
-
Perpecahan Politik dan Aqidah
Syiah menolak kepemimpinan sah para khalifah, sehingga menimbulkan konflik internal umat. -
Peran dalam Runtuhnya Khilafah
Sejarah menunjukkan keterlibatan kelompok Syiah dalam mendukung serangan Mongol yang menghancurkan Baghdad pada tahun 1258 M. -
Menyuburkan Permusuhan Internal
Doktrin kebencian terhadap sahabat Nabi ﷺ menjadikan Syiah sebagai benih permusuhan abadi dalam tubuh umat Islam. -
Penyebaran Fitnah dan Taqiyyah
Syiah menghalalkan kebohongan demi melindungi kelompok mereka, sehingga sulit dipercaya dan berbahaya bagi persatuan umat.
Syiah di Indonesia: Ancaman yang Perlu Diwaspadai
Di Indonesia, Syiah masuk melalui jalur pendidikan, lembaga sosial, dan literatur keagamaan. Mereka sering menampilkan wajah toleran dan moderat, padahal menyembunyikan ajaran yang menyimpang dari aqidah Islam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Syiah Ghulat (ekstrem) adalah sesat dan menyesatkan. Dengan demikian, umat Islam harus selektif dalam menerima ajaran, buku, maupun kajian yang berpotensi menyusupkan paham Syiah.
Kewajiban Umat Islam
Umat Islam wajib menjaga persatuan dengan berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allah ﷻ telah berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran: 103)
Ayat ini menjadi pedoman bahwa persatuan umat Islam hanya bisa terjaga dengan menjauhi ajaran sesat seperti Syiah.
Kesimpulan
Syiah bukan hanya perbedaan furu’iyah (cabang), melainkan menyentuh aspek aqidah yang sangat fundamental. Dengan doktrin penghinaan terhadap sahabat, konsep imam yang bertentangan dengan nash, serta sejarah panjang perpecahan yang ditimbulkannya, Syiah telah memberikan pengaruh negatif terhadap dunia Islam.
Umat Islam di Indonesia wajib waspada, memahami aqidah yang benar, dan tidak terjebak dalam propaganda Syiah yang menyesatkan. Hanya dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah serta mengikuti jejak ulama Ahlus Sunnah, umat Islam bisa tetap terjaga dari pengaruh ajaran sesat ini.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: